Kupang, FKKNews.com – Pada Selasa (12/3/2024) Masyarakat Indonesia khususnya Nusa Tenggara Timur dibuat heboh saat rekapitulasi Nasional KPU saksi dari partai Nasdem menyampaikan surat pengunduran diri Caleg DPR RI Dapil NTT II Ratu Ngadu Bonu Wulla yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Padahal sesuai rekapitulasi KPU Ratu Wulla yang akrab disapa mendapatkan suara tertinggi dari semua caleg DPR RI Dapil NTT II Partai Nasdem dengan total suara 76.331 disusul mantan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Ratu Wulla saat dikonfirmasi mengenai alasannya mengundurkan diri karena ada tugas lain dari Ketua Umum Partai Nasdem,
“Iya benar karena ada penugasan dari Ketum Nasdem Pak SP,”ujarnya.
Sekjen Partai Nasdem Hermawi Taslim mengungkapkan kepada wartawan pada Jumat ( 15/3/2024 ) bahwa Ratu Wulla mengundurkan diri atas kemauannya sendiri.
“Jadi gini, ibu ratu datang membawa surat pengunduran dirinya atas kemauan sendiri dengan penuh kesadaran,”ungkapnya.
Ratusan Masyarakat Sumba Barat Daya pada Minggu ( 17/3/2024) menggelar aksi bakar lilin dilapangan Galatama Tambolaka, mereka sangat menyesalkan pengunduran diri Ratu Wulla dan meminta Ratu Wulla menarik kembali surat pengunduran tersebut.
Menanggapi hal tersebut Pengamat Hukum Tata Negara Universitas Nusa Cendana Dr. John Tuba Helan Menyampaikan bahwa pengunduran diri harus ditandatangani oleh Ratu Wulla sehingga KPU harus menelusuri dan memastikan surat pengunduran diri tersebut.
“Namanya pengunduran diri maka yang bersangkutan harus menandatangani sendiri, jika ternyata orang atau pejabat lain yang tanda tangan berarti dianggap tidak berlaku dan tidak sah, KPU tidak boleh menerima surat pengunduran diri dengan surat dari pihak lain,”sebutnya.
Ia menambahkan bahwa unggulnya suara Ratu Wulla dari caleg nasdem lainnya merupakan kedaulatan rakyat yang harus dihormati.
“Beliau terpilih menjadi anggota DPR RI sebagai perwujudan wakil rakyat, artinya ibu Ratu Wulla menjadi anggota DPR RI karena kehendak 76.331 suara rakyat, jadi tidak boleh mundur atau dimundurkan sesuka hati,”tambahnya.
Ia menganggap mundurnya Ratu Wulla melanggar prinsip kedaulatan rakyat yang harus dihormati semua pihak yang berkontestasi dalam dunia politik.
“Beliau telah melanggar prinsip kedaulatan rakyat, yakni rakyat mempunyai kekuasaan tertinggi dalam menentukan siapa yang menjadi wakil mereka melalui suara terbanyak di pemilu, vox populi vox Dei, suara rakyat adalah suara Tuhan, berarti suara rakyat itu mulia dan harus dihormati,”tegasnya.
Ia menyebut Surat itu akan hilang keabsahannya ketika Ratu Wulla menarik surat tersebut sehingga surat Ketua Umum Partai Nasem gugur dan tidak mempunyai kekuatan hukum.
“Bukan minta Surya Paloh menarik surat pengunduran diri , namun Ibu Ratu Wulla yang menarik surat pengunduran diri tersebut, karena surat ketua umum hanya melanjutkan pernyataan mundur dari Ratu Wulla, jika Ratu Wulla menarik surat pengunduran dirinya maka Surat Ketua Umum Partai Nasdem gugur dan tidak bermakna secara hukum,” pungkasnya. (FKK03)
