Jakarta, FKKNews.com – Lembaga survey indikator politik indonesia meluruskan sejumlah keganjalan hasil survey Pilkada Kota Kupang yang beredar di sejumlah media nasional dan media lokal, indikator memaparkan data tersebut melalui zoom meeting dan tayangan chanel youtube Indikator Politik Indonesia, Senin (14/10/2024) pukul 11:30 WIB.
Paparan yang membahas peta elektoral mutakhir di Pilkada Kota Kupang dan Insiden Pemalsuan Survey dan Peta Elektoral Mutakhir Jelang Pemilihan Walikota Kupang ini di pandu oleh Peneliti Utama Indikator, Dr. Rizka Halida dengan pembicara utama Direktur Indikator Politik Indonesia, Prof. Burhanudin Mutadi.
Dalam paparan awalnya, Dr. Rizka menyampaikan bahwa Kota Kupang merupakan salah satu kota dari 93 kota yang menyelenggarakan Pilkada serentak tahun 2024, ia menyebutkan bahwa ada 5 pasangan calon yang akan berlaga di Pilkada Kota Kupang.
Yakni pasangan nomor urut 1 Alexander Foenay-Isyak Nula yang diusung Partai Demokrat, Buruh, Gelora, Garuda dan PBB. Nomor urut 2 Jonas Salean-Sukardan Aloysius diusung Partai Golkar dan Hanura, nomor urut 3 George Melkianus Hadjoh-Theodora Ewalde Taek diusung Partai Nasdem dan PKB, nomor urut 4 Jefirstson R. Riwu Kore-Lusia Adinda Dua Nurak diusung PDIP, PAN dan Perindo dan pasangan calon nomor urut 5 Christian Widodo-Serena Cosgrova Francis diusung Partai Gerindra-PSI.
Diakhir paparannya, Dr. Rizka meminta penjelasan Direktur Indikator Politik Indonesia, Prof. Burhanudin Mutadi untuk menjelaskan kronologis dugaan pemalsuan data survey yang dilakukan tim sukses pasangan calon nomor urut 5 Christian Widodo-Serena Francis.
Dalam penjelasannya Prof. Burhanudin Mutadi menyampaikan bahwa ada informasi dari sejumlah wartawan bahwa ada 7 media lokal dan media nasional yang memberitakan tentang survey yang katanya di rilis oleh Indikator, “media tersebut ada tv one, jpnn dan beberapa media lokal yang mengatakan bahwa indikator merilis hasil survey dan dokter christian unggul,” beber Burhan.
Burhan mengaku kaget, karena sesungguhnya Indikator belum merilis hasil survey yang dilakukan pada 8 september-5 oktober ini “benar bahwa kami baru menyelesaikan survey di Kupang namun hasilnya belum kami rilis ke publik, tapi tiba-tiba muncul pemberitaan di media nasional dan lokal yang mengatakan survey indikator sudah di rilis ke publik dengan hasil Christian Widodo-Serena Francis memimpin bursa di Pilwalkot,” jelasnya.
Guru besar UIN Syarif Hidayatulah ini bahkan lebih kaget lagi, ketika ada orang yang mengirimkan 25 slide dengan logo indikator dan grafik yang mirip sekali dengan menunjukan keunggulan Chris-Serena dalam survey yang di klaim berasal dari indikator.
Pemalsuan yang dilakukan bukan hanya dalam bentuk berita tetapi ada logo yang di buat di dalam slide, seolah-olah slide tersebut merupakan dari indikator, “ada 25 slide dengan logo atau master slide yang mirip dengan indikator, tertulis survey dilakukan indikator politik indonesia,” ungkapnya.
Burhan juga mengatakan bahwa slide tersebut viral di medsos, ternyata bukan hanya pemalsuan berita, pemalsuan logo dan nama indikator namun hasil surveynya pun berbeda, “slide tersebut menunjukan keunggulan telak tapi hasilnya palsu, ini survey abal-abal. Ini betul-betul hasil pemalsuan dan manipulasi grafik dengan mengatasnamakan indikator,” kesal Burhan sembari menunjukan slide palsu tersebut.
Profesor yang mengasuh mata kuliah Partai Politik dan Pemilu di UIN Syarif Hidayatulah ini menyampaikan bahwa dirinya akan merilis hasil survey Pilkada Kota Kupang yang benar. Sebelum paparkan data, Burhan mengingatkan semua pihak agar jangan memakai cara-cara manipulatif.
Ia juga menginformasikan bahwa kejadian seperti ini sudah berulang kali dialami indikator politik, “Ini kejadian kesekian kali yang dialami indikator politik indonesia, ada pihak-pihak yang melakukan manipulasi dengan menjual nama indikator, jadi bukan kali pertama, kami menyayangkan kejadian seperti ini terus berulang” kesalnya lagi.
Burhan mengingatkan pemilih di Kota Kupang agar hati-hati dengan calon kepala daerah yang memakai cara-cara manipulasi, sebab jika ia terpilih maka cara seperti ini akan menjadi bibit penyalahgunaan etika dan integritas, “tentu jadi masalah tersendiri kalau ada calon kepala daerah melakukan manipulasi semacam ini, apa lagi nanti kalau ia mendapatkan amanah dari publik sebagai kepala daerah,” pesan Burhan.
Ia juga membagikan pengalaman bahwa ada calon gubernur melakukan manipulasi serupa, lalu ia mendaftarkan diri menjadi calon pimpinan lembaga tinggi negara, saat itu indikator politik melakukan protes dengan mengirim rekam jejaknya, bahwa ia pernah memanipulasi hasil survey, namun rekomendasi tersebut diabaikan dan akhirnya yang bersangkutan terpilih sebagai ketua tetapi beberapa tahun kemudian ia tersangkut kasus korupsi.
“Kalau misalnya rekam jejak ini diabaikan, itu awal atau bibit bagi penyalahgunaan etika dan integritas pejabat tinggi negara, jadi kami minta kepada siapapun agar tidak mengulangi cara semacam ini, apa lagi dalam dunia digital mudah sekali untuk mendeteksi cara-cara semacam ini,” pesan Burhan.
“Mungkin pelaku tidak menyangka akan ketahuan karena kami basenya di Jakarta tetapi karena yang bersangkutan mempublikasikan ke media-media nasional dan lokal, bau nya kami cium dengan cepat dan kami ingin merilis hasil survey yang sebenarnya dan tidak sama seperti yang di klaim oleh survey abal-abal yang mengatasnamakan indikator,” tutupnya.
Berdasarkan data hasil survei yang dirilis secara benar oleh Indikator Politik Indonesia, pasangan Jefirstson Riwu Kore-Adinda Dua Nurak unggul dengan angka 35,5%. Posisi kedua ditempati paslon Christian Widodo-Serena Cosgrova Francis dengan angka 24,1%, peringkat ketiga paslon Jonas Salean-Sukardan Aloysius 21,4%, peringkat empat ditempati Alexande Funay-Isyak Nuka 5,3% dan peringkat kelima pasangan George Melkianus Hadjoh-Theodorw Ewalde Taek 4,3%. (*)