Kupang, FKKNews.Com- Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, Dr. Harun Y. Natonis, M.Si. menanggapi pemberlakuan jam masuk sekolah sejak pukul 05:00 pagi, bagi siswa SMA/SMK/SLB oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT).
Ketika dikonfirmasi FKKNews.Com, Selasa (28/02/2023), Rektor institut negeri satu-satunya di Kota Kupang ini berpandangan bahwa belajar dengan siapa saja, kapan saja dan di mana saja tidak harus berpatokan pada waktu, namu efektifitas capaian pembelajaran itu yang penting.
“Bukan soal jam yang paling penting tetapi anak difasilitasi untuk belajar kapan saja, dimana saja itu yang paling penting. Jika jam masuk mau jam lima pagi atau jam berapa saja kalau orang masih sama dan fasilitas yang sama juga tidak akan berdampak apa-apa,” ujarnya.
Rektor Harun juga menegaskan bahwa menerapkan aturan masuk sekolah jam lima pagi ada konsekuensi yang banyak sekali, dari sisi siswa itu seperti apa begitu juga guru dan orang tua, itu adalah tiga unsur yang akan paling sibuk. Lalu ketersediaan transportasi juga harus dipikirkan.
“Kota Kupang jam 9 malam saja aktivitas sudah sepi, apalagi jam 5 pagi. Jadi menurut saya itu harus dipikirkan dari banyak hal, jangan kita pikir jam ini harus masuk tetapi kita juga harus pikirkan orang tua. Kalau belajar pukul 5 pagi seperti itu tentu matahari belum terbit kita juga harus pikirkan fasilitasnya seperti listrik apakah mendukung atau tidak, coba kita cek itu,” pintanya.
Putra asli TTS ini meminta agar perubahan jadwal sekolah juga berdampak kepada perubahan semua pola kehidupan, menurutnya perlu berdasarkan kajian dari berbagai aspek.
“Yang paling penting kita buat berdasarkan kajian dan kita lihat dari berbagai aspek positifnya atau kekuatan dan kelemahannya dulu baru kita terapkan, itu yang paling penting,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa, kebijakan Gubernur NTT sangat bagus karena beliau ingin buat suatu perubahan paling tidak orang NTT punya sesuatu yang berbeda di kancah Nasional tetapi kesiapan masyarakat untuk menyambut ide yang sangat cemerlang ini yang jadi persoalan.
“Kasian juga masyarakat kita ini ada masyarakat petani, nelayan masyarakat pedagang dan lain-lain. Menurut saya harus dikaji kembali karena pendidikan dimana saja dan kapan saja jadi kita tidak harus berpatokan pada waktu, mau jam berapa saja jadi, tetapi kita harus lihat pada fasilitas yang mendukung atau kesiapan SDM, dukungan masyarakat dan dukungan orang tua itu yang paling penting,” pungkasnya.(FKK01)