Kupang,FKKNews.com – Hari pertama kegiatan pelatihan pendampingan korban human trafficking yang digelar DPP GAMKI di Kota Kupang menghadirkan tiga pematri dengan berbagai materi yang menarik, materi yang pertama disampaikan oleh Erly E.M. Dee Haan dengan tema “Dasar Teologis Keterlibatan Sosial Orang Muda Kristen Melawan Human Trafficking”. Ia menyampaikan materi tersebut kepada 30 peserta dari berbagai elemen mahasiswa dan pemuda gereja, sabtu (25/11/2023).
Setelah menyampaikan materi sekitar satu jam lebih, moderator Naman Bonlae mempersilahkan para peserta untuk bertanya atau berdiskusi dengan pemateri terkait dengan materi yang disampaikan. Defri Sae sebagai utusan dari GMKI Kefamenanu, Ia bertanya bahwa Sebagai orang muda kristen perlu menyadari keterpanggilan, Utamakan kerja kolektif dari ragam perspektif misalnya dengan teologi sosial sebagai dasar iman dalam melakukan advokasi dan edukasi.
“Gereja adalah orang, bukan sekedar institus, Gereja memiliki Diakonia yang dapat membantu korban Human Trafficking, Maka setiap orang kristen perlu untuk mendorong dan mendukung Diokinia dimana dia bergereja, Misalnya gereja punya sekolah Perempuan melalui pemberdayaan, Hal-hal yang bisa di lakukan untuk turut mendorong gereja membuat pemberdayaan, dan turut mengaktifkan peran gereja di akar rumput, misalnya di rayon masing-masing,”jawab Erly E.M. Dee Haan.
Materi kedua disampaikan oleh Obertina M. Johanis ditemani moderator Mikdon Hede Patu, tema materi kedua adalah”Pengenalan kekerasan dan studi kasus”. Salah satu peserta yakni Amasrin Loya bertanya kepada pemateri tentang Bagaimana cara merespon siulan (cutcalling) tanpa membalas dengan kekerasan.
“Bangun rasa empati Hormati dan hargai korban, Jangan hakimi korban,”ucap Obertina M. Johanis.
Materi ketiga disampaikan oleh Agustin Zacharias dari Kabar Bumi NTT dengan moderator Jecky Benggu dengan tema”Peta kekerasan terhadap perempuan ( Human Trafficking),”. Usai menyampaikan materi, salah satu peserta Riski Kake bertanya mengenai data Human Trafficking, karena secara adminstrasi, sangat rumit sehingga calon buruh migran harus putar haluan ke kota lain sebelum ke temoat tujuan, Ia berharap Syarat administrasi dapat dipermudah.
“Alasan orang pindah haluan mengurus admintrasi, contohnya di kota batam lebih mudah melakukan pemalsuan data dan tidak ada kerumitan dalam mengurus adminstrasi, kemudai Bentuk sebuah jaringan untuk berkolaborasi dalam mendungkung perlawanan terhadap Human Trafficking dan cari dan ketahui alasan di masing-masing daerah mengapa masiha ada migran di daerah masing-masing,”pungkas Agustin Zacharias.(FB)