Kupang, FKKNews.com – Partai Demokrat resmi menyatakan dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres). Kekuatan Prabowo di DPR menjadi 261 kursi dengan bergabungnya Demokrat.
Sejumlah elite partai pendukung Prabowo melakukan pertemuan di kediaman Prabowo, di Hambalang, Bogor. Demokrat menitipkan agenda perubahan pada Prabowo saat pertemuan antara elite Demokrat dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) usai menyatakan dukungan.
Dalam pertemuan Minggu (17/9/2023), di Hambalang, Ketua Umum Partai Demokrat (Agus Harimurti Yudhoyono) menyampaikan hasil keputusan MTP Demokrat yang menyatakan Partai Demokrat mendukung Pak Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2024.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Mejelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ditemani Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bertemu dengan Prabowo Subianto, yang juga Ketum Partai Gerindra. Hadir pula Ketum atau pimpinan partai dari Partai Golkar, PAN, PBB, Partai Gelora, PSI, Partai Garuda, dan Partai Prima.
Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang yang dihubungi Selasa (19/9/2023) menyampaikan bahwa arah politik partai Demokrat mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 akhirnya terjawab setelah adanya polemik Panjang yang terjadi.
“Keputusan partai Demokrat untuk bergabung dengan koalisi Indonesia maju (KIM) yang akan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden merupakan sikap politik yang perlu di hargai. Karena sebagai partai politik, Demokrat harus menentukan pilihan ke mana arah koalisi pilpres. Dengan demikian, sudah dapat dipastikan bahwa spekulasi tentang arah koalisi partai Demokrat telah terjawab,”ujarnya.
“Masuknya partai Demokrat dalam barisan Gerindra dan mitra koalisinya telah menambah kekuatan partai di belakang Prabowo Subianto. Ini memberikan isyarat bahwa koalisi besar yang pernah di wacanakan benar-benar terjadi di kubu Prabowo Subianto,”lanjutnya.
Ia mengatakan bahwa Demokrat sebagai pendatang baru tentu tidak memiliki agenda dan kepentingan di balik itu. Artinya tidak ada target politik sebagaimana pengalaman dengan koalisi perubahan.Demokrat tentu akan menerima apapun nasibnya di koalisi KIM.
“Walaupun hingga saat ini Prabowo Subianto belum mengumumkan siapa cawapres yang akan mendampinginya tentu akan ditetapkan oleh partai koalisi termasuk Demokrat. Dalam barisan koalisi KIM bergabung partai Gerindra, Golkar, PAN, PSI, Gelora dan PBB sebelum bergabungnya partai Demokrat, dan telah memunculkan beberapa nama cawapres yang disodorkan oleh partai koalisi, seperti PAN mendorong Erick Thohir, Golkar mengusulkan Airlangga Hartarto dan masih ada nama lain di luar partai koalisi,”bebernya.
Ia menegaskan bahwa sosok yang akan menjadi cawapres Prabowo akan berjalan alot karena banyak faktor yang akan menjadi pertimbangan hingga akan diputuskan bersama partai dalam Koalisi.
“Penentuan cawapres Prabowo Subianto menjadi pekerjaan tersendiri karena akan terjadi negosiasi dan kompromi politik antar partai koalisi. Fenomena ini jika tidak di kelola dengan baik dan terjadi kemandekan dalam negosiasi dan kompromi, maka fenomena Demokrat di koalisi perubahan boleh jadi akan terulang di KIM. Tapi sebaliknya ada keputusan win-win solusi maka penetapan cawapres akan berjalan mulus,”pungkasnya.(FKK03)