Kupang, FKKNews.com – Shalom sahabat sepelayanan. selamat mempersiapkan Ibadat minggu 9 Juli 2023 bagi seluruh jemaat Kristen dan jemaat Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT. Media FKKNews mendapat kepercayaan untuk mempublikasi renungan ibadat Minggu 9 Juli 2023 oleh Pendeta Desiana Rondo Efendy M.Th dari GMIT Maranatha Oebufu – Klasis Kota Kupang Timur, Sabtu, (8/7/2023).
Bacaan : Beri Diri Untuk di Proses Oleh Tuhan
Yeremia 18:1-12
Pengantar
Memberi diri untuk diproses oleh Tuhan memerlukan kerendahan hati dan kesabaran. Karena tidak semua orang bisa menerima kenyataan yang berbeda dari apa yang diinginkan hatinya. Kisah Yeremia menjadi kisah yang nyata dalam realita hidup manusia untuk mengalami perubahan karena memberi diri untuk dibentuk oleh Tuhan. Tukang periuk punya peranan penting untuk membentuk dan memproses ulang hasil karyanya. Merestorasi bahkan menghancurkan karyanya dan dibentuk ulang kembali sesuai kehendakNya. Itulah Tuhan yang punya otoritas tertinggi dalam hidup umatNya. Dalam ilustrasi belajar dari tukang periuk mengajak kita semua untuk memberi diri dan taat untuk di proses oleh Tuhan.
Penjelasan Teks
Bacaan kita, Yeremia 18:1-12, merupakan bagian kedua dari kitab Yeremia mulai dari pasal 2:1-25:38. Pada bagian ini, pokok bahasan kitab Yeremia disampaikan, Nubuat awal Yeremia (2:1-6:30), kemudian kisah kehidupan Yeremia (7:1-13:27), lalu Masa dukacita yang mendalam (14:1-27:17) dan terakhir persekongkolan terhadap Yeremia dan peringatan terhadap Yehuda (18:1-25:38). Yeremia 18:1-12 ada dalam pembahasan akhir bagian kedua, dimulai dengan persekongkolan pada Yehuda, maka perintah Tuhan untuk Yeremia belajar dari tukan periuk adalah bagian awal yang ada hubungannya dengan persekongkolan terhadap Yeremia. Yeremia adalah nabi muda dari keturunan Abyatar, seorang imam di Yehuda, yang Allah pakai untuk menyampaikan peringatan dan berita Allah kepada Yehuda.Yeremia diminta Allah untuk meminta Yoyakhim dan Yoyakhin, ayah dan anak, yang adalah raja pengganti setelah Yosia mati agar tidak meminta bantuan ke Mesir untuk menghadapi kekuatan Babel saat itu. Mereka diminta Yeremia agar tetap beriman kepada Allah dan hukumNya, yakni hukum Taurat pemberian Tuhan di Sinai. Mereka diminta meninggalkan ibadah kepada para ilah dan tetap percaya pada Tuhan yang telah membebaskan nenek moyang mereka dari perbudakan Mesir dan membawa masuk di tanah perjanjian. Kepada raja pengganti Yoyakhin, yakni Zedekhia, Yeremia juga meminta mereka untuk membayar upeti kepada Nebukadnezer agar kota dan kerajaannya tidak dihancurkan dari pada berpihak ke Mesir, musuh Babel. Dua peringatan dan seruan ini oleh raja dan rakyat, yang waktu itu sudah diprovokasi oleh kelompok imam dan nabi palsu yang haus akan kekuasaan dan jabatan, menganggap Yeremia tidak nasional dan disebut pengkhianat bangsa. Dan karena itu, Yeremia mengalami penolakan dan dihukum sebagai tahanan rumah. Sebagai ganti akan peringatan Yeremia, para nabi palsu yang haus kekuasaan dan jabatan itu, menyampaikan nubuat palsu bahwa jika mereka memihak Mesir maka mereka akan diselamatkan dari Nebukadnezer. Ternyata Mesir dikalahkan Babel dan Yehuda serta Yerusalem dihancurkan Babel. Raja, petinggi istana dan sebagian rakyat jadi tawanan Babel dan hidup dalam pembuangan. Yeremia yang waktu itu jadi tawanan rumah tidak ikut serta dalam pembuangan. Ia dan sahabatnya, Barukh, mengungsi ke Mesir. Dan dari sanalah Tuhan memberikan petunjuk dan meminta nabi Yeremia menyampaikan nubuat tentang pengharapan akan masa depan, setelah selesainya masa perbudakan itu.
Pasal 18:1-4 ; Firman Tuhan datang kepada Yeremia, pergilah dengan segera menemui tukang periuk di rumahnya. Disanalah Allah memberikan berita bagi Yeremia melalui perkataan nya untuk disampaikan kepada Yehuda. Dalam perjumpaannya dengan si tukang periuk Yeremia diminta untuk mengamati apa yang dilakukan tukang periuk itu dengan tanah liat dan periuk buatannya. Ayat 4, apabila bejana itu rusak maka ia akan dibentuk/dikerjakan menjadi bejana lain sesuai yang di pandang baik oleh tukang periuk itu. Pembelajaran dari tukang periuk ini sangat penting, dalam proses pembuatan periuk tanah, si pembuat periuk itu memiliki kewenangan penuh atas periuk yang dia hasilkan. Jika dalam proses itu ia mendapati bahwa periuk itu tidak sesuai dengan yang ingin dia hasilkan, maka ia bisa menghancurkan dan membuat ulang periuk itu dari awal.
Ayat 5-7; Allah selalu menyatakan perkataannya lewat Firman Tuhan. Kata firman Tuhan di ulang berkali kali di dalam ayat 1-12 menunjukan bahwa firman Tuhan adalah kebenaran yang menerangi hati dan pikiran kita untuk di proses oleh tuhan sendiri. Dalam proses ini Tuhan Allah ingin Yeremia belajar langsung dengan melihat peran tukang periuk dan reaksi yang dilakukan oleh tukang periuk dengan karya tangannya sendiri. Allah berdaulat dan punya otoritas , ayat 6 seperti tanah liat di tangan tukang periuk demikianlah kamu di Tangan Ku hai Israel. Ayat 7, Aku akan mencabut, merobohkan, dan membinasakannya. Kalau mereka tidak mau bertobat. Secara profetik apa yang disampaikan Tuhan kepada Yeremia ini adalah sebuah pesan kepada bangsa Israel yang memberontak dan tidak mau menyerah kepada pembentukan Tuhan. Mereka melawan seperti tanah liat yang mengeraskan hati dan tidak mau menyerah kepada tukang periuk. Tuhan menyampaikan kepada Yeremia dan juga bangsa Israel bahwa kuasa untuk menjadi ‘sesuatu’ itu tergantung pada diri mereka sendiri, sebab Tuhan bukanlah Tuhan yang mau memaksakan kehendak-Nya. Butuh kerendahan hati untuk tunduk pada kehendak dan rancangan Tuhan.
Refleksi dan Aplikasi
Yang biasa menjadi luar biasa di tangan Tuhan asal kita bersedia menghadapi proses pembentukan. Viktor afsen mengatakan Allah dapat mengadakan hal hal ajaib dengan hati yang luka, jika kita menyerahkan seluruh potongannya kepadaNya. Butuh kesabaran untuk mengumpulkan potongan itu dan kerendahan hati untuk meminta menyatukan potongan itu untuk disatukan. Apa yang membuat hati kita terluka? Perkataan yg menyakitkan, ditinggalkan, dikhianati, dilecehkan dan di rendahkan. Sakit hati di tinggalkan kekasih. Dikhianati dan dijatuhkan karena perebutan kuasa dan jabatan. Di tipu dan di buli karena materi dan uang. Harus ada pertobatan untuk hidup dalam aturan dan perintah Tuhan karena Firman Tuhan yang diperdengarkan kepada kita membaharui hidup kita.
Miliki hidup yang berkarakter dengan aturan yang di ajarkan dan diperintah kepada kita. Pengajaran itulah yang mendidik kita dalam satu proses hidup yang terus menerus di sampaikan berulang ulang kepada geberasi berikutnya untuk ada dalam didikan Tuhan. Ada restorasi dan perubahan untuk kita terus memberi diri untuk di proses oleh Tuhan. Amin. (FKK03)