Kalabahi,FKKNews.com-Akademisi Universitas Tribuana (Untrib) Kalabahi, Dr. Fredrik Abia Kande, menanggapi pemberlakuan masuk sekolah jam lima pagi bagi siswa-siswi SMA/SMK di Kota Kupang yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Menurutnya masyarakat perlu diberikan informasi yang cukup tentang target pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan tersebut, jika mengacu pada pernyataan Kepala Dinas P dan K Provinsi NTT, Linus Lusi, Pemprov NTT berkomitmen agar sekolah di NTT masuk sebagai 200 sekolah terbaik di Indonesia.
“Yang publik harus tahu, model pendidikan seperti apa yang dibangun oleh pemerintah, katakanlah pemerintah ingin mengembangkan sekolah unggul, lalu manajemen pendidikan seperti apa, program prestasi seperti apa, brandingnya seperti apa, sehingga kita bisa mengetahui alasan yang logis kenapa beberapa sekolah memulai KBM di jam 5 pagi,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, kalau pemerintah ingin mengembangkan sekolah unggul atau model sekolah yang punya daya saing secara nasional maupun internasional, terlebih dahulu harus dibuat sistemnya.
“Apa standar yang hendak dikembangkan dalam beberapa sekolah unggul yang akan bersaing di nasional maupun Internasional, standar inputnya, standar prosesnya, standar tenaga pendidik, standar kompetensi lulusannya, semua harus dibuat sistemya, sehingga ada standar yang dikombinasikan antara standar nasional pendidikan dan standar yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi NTT,” tegasnya.
Ia Menyampaikan bahwa selain itu dari segi kebijakan itu sendiri, perlu memperhatikan bagaimana sebuah kebijakan publik dihasilkan, karena sebuah kebijakan yang baik, harus melewati proses yang benar, karena kerapkali pemerintah sendiri masih mengabaikan dimensi proses dari sebuah kebijakan.
“sebuah kebijakan yang baik, apalagi berkaitan dengan kepentingan publik, harus melewati sebuah proses, kebijakan itu dipersiapkan draft kebijakannya, ada diskusi, ada uji coba. Yang terjadi adalah hasil rapat antara Gubernur, kepala dinas dan kepala-kepala sekolah, hal itulah yang diketahui oleh publik, sehingga proses kebijakan tidak boleh diabaikan, kebijakan tidak hanya tergantung pada output tapi juga pada prosesnya,” tambahnya.
Lanjutnya Tidak ada hubungan yang positif antara kebijakan memulai sekolah jam 5 pagi dengan peningkatan mutu siswa, sehingaa Ia berharap kebijakan tersebut masih bisa diperbaiki oleh Pemerintah.
“Ada banyak variabel terkait peningkatan mutu siswa, berkaitan dengan pribadi siswa tersebut, guru, sarana-prasarana, atau suatu kepentingan di sekolah tersebut, manajerialnya, program prestasi yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi siswa, sehingga masih ada waktu untuk pemerintah mengoreksi dan merevisi kebijakan tersebut,” harapnya.