Kupang, FKKNews.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) membuka ruang diskusi terkait pendidikan dan segala aspek tentang pembangunan Provinsi NTT, ajakan Gubernur VBL tersebut di posting pada laman instagramnya @viktorbungtilulaiskodat, Rabu (1/3/2023).
Berikut postingan lengkap Gubernur NTT pada laman medsos pribadinya,
“Saya berterimakasih untuk kritik konstruktif, saran dan masukan yang telah diberikan. Dan saya membuka ruang untuk yang mau berdiskusi secara tatap muka baik tentang pendidikan maupun segala aspek yang berkaitan dengan pembangunan Nusa Tenggara Timur sekarang dan kedepannya, siapa saja yang ingin berdiskusi dengan syarat harus memiliki pengetahuan yang cukup, kepedulian yang cukup dan keberanian yang cukup untuk kemajuan Nusa Tenggara Timur, Silakan menghubungi Protokol Setda NTT,” Tulis Viktor.
Bak! Gayung bersambut, guru besar Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Yusuf L. Henukh (YLH) langsung mendatangi Protokol Setda Provinsi NTT untuk mendaftar tantangan gubernur NTT tersebut,
Selain Prof. YLH, dua orang lain yang juga mendaftar untuk diskusi dengan Gubenur Viktor adalah DR. ING. Ignas Haryanto Djou Gadi Ga dan Ketua DPD Pospera NTT, Yanto Lily.
Wajar saja Gubernur NTT membuka diri dan menantang untuk diskusi, setelah kebijakan masuk sekolah jam lima pagi bagi 10 SMA di Kota Kupang ditentang habis-habisan oleh berbagai pihak.
Setelah mendaftar, Prof. Yusuf Leonard Henukh pada Kamis (2/3/2023) mengaku bahwa dirinya diterima oleh salah satu staf Protokol Setda NTT bernama Icha.
Tujuan Prof Yusuf Leonard Henukh mendaftar adalah untuk berdiskusi dan berdebat secara terbuka dengan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengenai kebijakan siswa masuk sekolah dan kebijakan lainnya yang dianggap gagal olehnya.
Prof YLH melanjutkan bahwa ia geram dengan sikap Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang sewenang-wenang membuat kebijakan tanpa diskursus sehingga menciptakan kegaduhan di tengah masyarakat NTT.
Mantan Guru Besar dari Undana juga ingin menantang Gubernur VBL berdebat secara ilmiah, “Sudah sewajarnya kebijakan Gubernur NTT Viktor Buntilu Laiskodat mengenai siswa masuk sekolah jam 5 atau jam 5.30 pagi dibatalkan soalnya sudah ditolak DPRD NTT,” tegas Prof asal Rote itu.
Menurut Prof YLH kebijakan itu tanpa payung hukum dan tanpa kajian ilmiah walau tetap dipertahankan Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi.
Prof Yusuf meminta supaya Kemendikbud RI untuk mendesak Pemprov NTT untuk segera membatalkan kebijakan tidak masuk akal tersebut.
“Gubernur NTT Viktor Laiskodat banyak tipu warga NTT. Saya tantang VBL debat terbuka secara ilmiah termasuk buka semua tentang banyaknya kebijakan dia sebagai gubernur yang gagal,” ucap Prof YLH seperti dilansir dari Suluhdesa.com.
“Oleh sebab itu, saya melapor diri dan mendaftar sebagai peserta pertama diskusi terbuka dengan VBL. Pak VBL harus sepakat bahwa dari sekarang buat tulisan ilmiah kemudian kita presentasi di publik dan kita diskusikan bersama demi kebaikan NTT,” tandasnya.
Yusuf Leonard Henuk merupakan seorang guru besar di Departemen Ilmu Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
Icha, salah satu staf pada Biro Protokol Setda NTT saat dikonfirmasi media ini menjawab bahwa terkait dengan mendaftarnya Prof YLH untuk berdiskusi dengan Gubernur NTT VBL sedang diagendakan. (*FKK/SulD)