Top 5 minggu ini

spot_img

Related Posts

“Bekerja Dengan Tulus” Renungan GMIT, Ibadat Minggu 17 September 2023

Kupang, FKKNews.com – Shalom sahabat sepelayanan, selamat menikmati pemeliharaan Tuhan dan selamat mempersiapkan ibadat minggu 17 September 2023 bagi semua jemaat Kristen dan jemaat Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). Media FKKNews mendapat kepercayaan untuk mempublikasi renungan ibadat Minggu 17 September 2023 oleh Pendeta Desiana Rondo Effendy M.Th dari GMIT Maranatha Oebufu, Klasis Kota Kupang Timur, Sabtu (16/9/2023).

Bekerja Dengan Tulus

Matius  20:1-16 ;  Roma 12:2

Pengantar

Perumpamaan Yesus dalam Kitab Injil menjadi sarana yang sederhana untuk dipahami oleh pembaca Alkitab. Dalam bukunya the parable of jesus (perumpamaan perumpamaan dari Yesus)  Joachim Jeremias mengatakan perumpamaan itu berbicara tentang kebaikan Allah – kebaikan terhadap mereka yang kekurangan, kebaikan terhadap mereka yang berada di tempat paling rendah, dan terhadap mereka yang datang terakhir ke kebun anggur itu. Menarik sekali matius bicara tentang hal Kerajaan Sorga seperti tuan rumah yang pagi pagi pergi keluar mencari pekerja untuk kebun anggurnya dan sepakat dengan apa yang pantas diberikan kepada mereka  yang bekerja (upah yang di berikan kepada mereka;  1 hari 1 dinar). Kerajaan sorga diperuntukan bagi mereka yang bekerja dengan tulus dan melayani dengan memanfaatkan waktu secara berkualitas. Mari kita melihat penjelasan dan refleksi untuk bekerja dengan tulus dari cerita perumpamaan di matius 20:1-16 . Apa reaksi kita ketika membaca  perumpamaan ini? Bagaimana perasaan kita melihat pembagian upah pekerja ini?

Penjelasan Teks

Ayat 1-4 ; Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi.

Kerajaan sorga seumpama tuan pemilik rumah dan kebun anggur yang pergi pagi hari keluar untuk mencari orang bekerja di kebun anggurnya. Setelah pemilik kebun anggur itu sepakat dengan orang yang mau bekerja mengenai upah pekerja sehari maka ia menyuruh mereka pergi bekerja di kebun anggurnya.  Ada perkiraan waktu yang ditampilkan di ayat 3:   pukul Sembilan, ayat 5 : pukul 12 dan pukul 3 petang. Ayat 6: pukul 5 petang. Menarik sekali perbedaan waktu ini ditampilkan oleh penulis injil matius tentang efektifitas waktu dan kualitas serta ketulusan untuk bekerja dengan masing masing kapasitas dan kemampuannya.

Baca juga  Polres Alor Dinilai Lambat Menyelesaikan Kasus Pelecehan Yang Dilakukan Oknum ASN,Organisasi GMNI,PMKRI,Persatuan Pemuda Pantar Desak Kapolres Usut Tuntas

Ayat 5-8 ;Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.

Alasan mengapa ada orang yang masuk lebih awal mungkin karena mereka sudah ada di pasar sejak pagi hari. Mereka yang mencari pekerjaan di pasar datang dari tempat yang berbeda-beda jaraknya dari pasar itu. Topografi dan medan yang harus ditempuh dengan jarak dan kesulitan yang berbeda. Ada yang harus menempuh jarak yang lebih jauh, sehingga tidak bisa sampai di pasar pada jam-jam awal. Mereka biasanya menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, kecuali bagi yang memiliki keledai atau bagal. Sebagian besar orang pada zaman itu berjalan kaki. Jika mereka tinggal sekitar 15 km dari pasar, maka mereka harus menempuh berbagai bukit dan lembah untuk bisa sampai ke pasar. Jadi orang-orang yang mencari pekerjaan di pasar akan tiba pada jam yang berbeda-beda. Satu dinar yang disebutkan dalam perumpamaan ini adalah upah yang biasanya didapatkan seorang pekerja dalam sehari di zaman itu. Jumlahnya cukup besar dan satu dinar ini masih berada di atas upah minimum saat itu. Jadi yang bekerja paling lama atau sedikit dilihat dari ketulusannya bekerja. Prinsip kasih dan keadilan berlaku bagi semua orang, bukan hitungan jasa per jam yang di bayarkan tetapi perhari upah pekerja. Secara manusia hitungan untung dan rugi yang selalu jadi pertimbangan.

Baca juga  Ketua KPK RI Harap GMKI Jadi Garda Terdepan Cegah Korupsi di Indonesia

Ayat 9-16;  Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? [Terjemahan yang harfiah : “Ataukah matamu menjadi jahat, karena aku baik?”] Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.

Pemilik dari kebun anggur itu adalah Allah sendiri. Mereka yang bekerja di kebun anggur adalah orang-orang yang telah dipanggil oleh-Nya. Ia pergi ke pasar dan memanggil pekerja, cara menanggapi panggilan untuk bekerja kembali kepada kesiapan dan kemampuan serta ketulusan untuk bekerja. Bacaan matius 20,  dalam perumpamaan ini  berbicara tentang orang-orang yang telah menerima panggilan. Dalam rentang waktu yang berbeda untuk bekerja setiap orang menjawab panggilannya dengan kesanggupan dan ketulusan. Ayat 11-12  mereka memberitahukan kenapa  orang lain yang datang belakangan  ternyata diperlakukan sejajar dengan mereka. Para pekerja dari kelompok pertama merasa bahwa hal ini tidak adil. “Engkau menyamakan kami dengan mereka?”  Yesus bertanya kepada mereka yang terlihat kecewa, ayat 13 ; bukankah kita sepakat sedinar sehari ? ambilah bagianmu dan pergilah. Kesepakatan adalah janji yang diputuskan untuk kebaikan bersama . jadi kata Yesus kita sepakat dulu dengan perjanjian kerja baru kita pergi bekerja. Hari ini setiap orang Kristen telah sepakat menerima panggilan untuk bekerja di kebun anggur Tuhan, bekerja dan melayani dalam tiap profesinya.  Dalam kesinambungan yang ada untuk bekerja Paulus menuliskan di Roma 12:2  “Berubahlah oleh pembaharuan budimu”. Pembaharuan akal budi berarti cara berpikir dan sikap yang mengalami transformasi iman / perubahan sepenuhnya dari dalam diri sendiri mengalami perjumpaan dengan Tuhan lewat pertobatan hidup “ Metanoia”.

Baca juga  Kapolresta Kupang Kota Sebut Pelaku Penganiayaan Hingga Meninggal Dunia di Kelurahan Fatululi Terancam Penjara Diatas 5 Tahun

Matius 20:15  Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Kata  poiêsai {di terjemahkan melakukan menjadi punya kebebasan menggunakan  haknya  )en tois emois {hal2 milik-Ku}. Kata  benda ophthalmos  { eye /mata}   ponêros   {evil/ jahat} diterjemahkan mata yang jahat bisa membuat cemburu /iri hati   ; dan kata  agathos  di terjemahkan sebagai bagian dari kebaikan hati / murah hati. Bekerja dengan tulus  jangan cemburu/iri hati dengan pekerjaan dan hasil yang orang lain dapatkan. Jangan mengukur dan menilai  hasil kerja kita sendiri, karena yang menilai kerja kita adalah pemilik kerja yang membuat kesepakatan itu dengan baik bagi semua.

Refleksi dan Aplikasi

Dalam bekerja kita berhadapan dengan banyak faktor yang membuat kita kecewa karena tidak puas dengan hasil yang kita dapatkan dan cemburu/iri hati dengan apa yang orang dapatkan dengan usaha dan kerja. Dan dalam cerita pemilik kebun anggur yang mempekerjakan orang di kebun  anggurnya memberi 2 pesan penting bagi kita :

Melihat pekerjaan sebagai sebuah kesepakatan bersama Tuhan dan menuntaskannya dalam perjanjian sesuai kesepakatan itu .

Perlu pertobatan dalam hidup untuk melihat kerja itu sebagai berkat yang tuhan berikan dan bekerja dengan Tulus bagi pekerjaan Tuhan.

Ada lagu yang dinyanyikan “ jangan lelah bekerja di ladangnya Tuhan , roh kudus bri kekuatan yang mengajar dan menopang……….

Selamat bersiap diri melayani. Tuhan yesus memberkati. Amin.(FKK03)

Popular Articles