Top 5 minggu ini

Related Posts

“Kuasa Kebaikan Mengatasi Kejahatan” Renungan GMIT, Ibadat Minggu 5 Mei 2024

Kupang, FKKNews.com – Shalom Sahabat sepelayanan, selamat menikmati pemeliharaan Tuhan dan selamat mempersiapkan ibadat Minggu 5 Mei 2024 bagi semua sahabat terkasih, mari kita saling melengkapi dalam menyiapkan bacaan bersama umat. Salam dan doa beserta. Pendeta Desiana Rondo Effendy M.Th dari GMIT Maranatha Oebufu, Klasis Kota Kupang Timur, Sabtu (4/5/2024.

Tema : Kuasa Kebaikan Mengatasi Kejahatan

Bacaan : 1 Samuel 24:1-23; 1 Tesalonika 5:15 ; Mazmur 133

Pengantar

Kejahatan bukan akhir dari segala galanya, tetapi awal dari sebuah proses pemulihan yang diperkenankan Allah agar orang hidup dalam pertobatan dan mendatangkan kebaikan. Kebaikan selalu mendatangkan berkat, kejahatan akan dimenangkan oleh kebaikan. Cerita dalam PL tentang Raja Saul dan Daud menjadi sebuah pembelajaran iman karena kejahatan dimenangkan oleh kebaikan hati dan penghargaan Daud kepada Raja Saul.

Saul benci kepada Daud karena diberitahukan kepadanya bahwa Daud sudah memberontak dan melawan; bahwa Daud adalah musuh. Namun ketika Daud punya kesempatan di gua di Gurun En Gedi untuk membunuh Saul , Daud tidak terpengaruh dengan orang disekitarnya. Proses pembelajaran untuk menjadi Raja dan seorang Leader dipersiapkan Allah baginya. Allah memberikan tugas sebagai pendamai untuk mendatangkan kebaikan bagi semua orang.

Penjelasan Teks

1 Samuel 24 :1-23 menceritakan kisah perjalanan Daud dan Saul sebagai proses pembentukan yang Allah persiapkan bagi daud untuk menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana. Seorang leader harus dipersiapkan dan daud dipersiapkan melalui Saul untuk menggantikannya menjadikan raja yang adil dan berkhidmat.

Cerita perburuan untuk Saul tmengejar Daud dan ingin membunuhnya terus berlanjut. Sampai akhirnya daud dan anak buahnya berada di Gurun En Gedi. En Gedi terletak di pantai barat Laut Mati, sekitar tiga puluh lima mil tenggara Yerusalem. Ini adalah tempat liar yang terdiri dari tebing, gua, dan hutan belantara, tetapi juga mata air. Jadi, Daud dan anak buahnya pergi ke sini untuk mencari perlindungan, dan air bersih

Baca juga  Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Alor Ucapkan Selamat Hari Pers Nasional 2025, Yupiter:"Peran Pers Sangat Penting Dalam Pembangunan Daerah" 

Ketika Saul mengetahui bahwa Daud berada di Gurun En Gedi, ia membawa tiga ribu orang pilihan dari seluruh Israel dan berangkat mengejar Daud.

Bukan suatu kebetulan Saul kebelet/ tidak tahan diri untuk buang air kecil/buang air besar di dalam gua. Bisa saja daud menghabisi Saul dan membalaskan dendamnya kepada Saul musuh yang membencinya. Tetapi Daud tidak melakukan hal itu karena ia menghormati Saul sebagai raja/orang yang diurapi. Daud menggunting punca jubah Saul sebagai bukti bahwa nyawa Saul sudah di dalam tangan Daud. Tetapi Daud menyerahkan perkara itu ke dalam tangan Tuhan.

Ayat 13 dan 16 mengajak kita melihat ketaatan Daud untuk mengembalikan keadilan kepada Tuhan karena itulah hak Tuhan.

Daud menolak membalas dendam namun menyerahkannya ke tangan Tuhan. Dia memberi tahu Saul: “Semoga Tuhan menjadi hakim antara kamu dan aku. Dan semoga Tuhan membalas kesalahanmu padaku, tapi tanganku tidak akan menyentuhmu.” dia menyerahkannya ke tangan Tuhan. Tuhan menjadi hakim , memberi pertimbangan dan membenarkan aku sehingga tidak melakukannya dengan tanganku. Daud berdamai dengan Tuhan, berdamai dengan dirinya sendiri untuk mengalahkan dendam, akar pahit, kejahatan yang membelenggunya., daud berdamai dengan sesamanya yaitu Saul . Perdamaian itu melahirkan pertobatan dan Saul menangis menyesali kesalahan, kejahatan dan dendamnya. Saul melihat kebaikan Daud sebagai anugerah dan kasih Tuhan yang membebaskan dan memenangkan kejahatan dengan kebaikan. Pertobatan Saul menjadi kemenangan iman , kebaikan mengalahkan kejahatan. Bandingkan dengan Roma 12:19 : “Jangan membalas dendam, tetapi berikan ruang bagi murka Allah, karena ada tertulis: ‘Adalah hakku untuk membalas; Aku akan membalasnya,’ firman Tuhan.” ( Roma 12:19 ) Bukan tugas kita untuk memutuskan apa yang harus terjadi dalam hidup seseorang dengan menghakimi.

Baca juga  Perangi Hoax di Kota Kupang, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Gelar Nonton Bareng Film

Saul bertanya, “Itukah suaramu, hai Daud, anakku?” dialog dan percakapan itu berlanjut dalam hubungan keluarga.

Saul mengaku bahwa Daud telah berbuat baik kepadanya, bukan berbuat salah. “Kamu memperlakukanku dengan baik, tapi aku memperlakukanmu dengan buruk.”

Refleksi dan Aplikasi

Kekuasaan, jabatan, harta benda sering membuat orang khilaf dan melakukan kejahatan. Iri hati, dendam selalu berujung dengan kebencian dan kejahatan terbesar bisa dilakukan sampai mengakhiri hidup seseorang. Pesan penting bagi kita berusahalah hidup menjadi pendamai. Kalahkan kejahatan dengan kebaikan karena yang terpenting dalam hidup kita adalah Tuhan karena penuntut. Jiwa kita adalah Roh Tuhan yg ada pada kita.

Kalau kita melakukan kebaikan tuliskanlah itu di atas pasir dan ketika air datang menghapusnya kita tidak lagi mengingat kebaikan kita.

Kalau kita melakukan kejahatan pahatlah dan tuliskanlah itu pada sebuah batu sehingga pahatan yang membuat menderita dan kikisan yang menimbulkan. Bekas selalu mengingatkan kita bahwa kejahatan itu selalu membuat bekas dan derita agar kita tidak melakukan kejahatan yang terus membekas di hati setiap orang.

Selamat berefleksi dan menyiapkan khotbah Minggu. Salam dan doa kami beserta . Pdt Desiana Rondo Effendy M. Th.(FKK03)

Popular Articles