Pertarungan Politik Elektoral 2024 menggelora sejak pertengahan 2023 sampai Awal 2024. Otak-atik strategi ditampilkan dengan sangat menarik oleh tokoh-tokoh politik Nasional. Saling adu elektabilitas melalui survey, bongkar pasang fondasi strategi dimainkan dengan sangat kompetitif. Itulah suasana panggung Politik Indonesia menuju akhir perjalanan Kekuasaan Presiden Jokowi.
Dalam panggung politik, semua tokoh berupaya mencari strategi “marketing politik” yang tepat untuk memenangkan kompetisi. Situasi ini tidak jauh dari jangkauan tangan dan pikiran Sang presiden pelopor konsep blusukan itu. Bahkan lebih lanjut, Jokowi tidak hanya merupakan Master Mind, melainkan Gren Master pemilu 2024. Bukan merupakan kekeliruan ketika menyebut Jokowi sebagai pemikir dan pengatur belakang layar. Sebab, hal ini adalah rahasia umum. Semua Pakar politik sependapat.
Kemenangan Prabowo adalah kemenangan Jokowi. Pemerintahan Prabowo adalah kelanjutan dari Pemerintahan Jokowi. Kendati cara kerja, pola pemerintahan, gaya kepemimpinan tentu berbeda sejalan karakter dan kapasitas. Tetapi, Jokowi tetap memainkan peran dibalik layar pemerintahan Prabowo-Gibran.
JOKOWI TERLIBAT DI PANGGUNG POLITIK DEMI LEGACY
Semua orang pasti sependapat bahwa Jokowi berjuang mendukung salah satu Pasangan Calon demi memastikan keberlanjutan program-program besarnya berjalan. Selain itu, Jokowi ingin menunjukan pada segenap bangsa Indonesia, bahkan seluruh dunia bahwa ia adalah tokoh politik yang memiliki kebesaran hati. Sekalipun Prabowo adalah lawan politik, tetapi ketika bersedia menjadi bagian dari pemerintahannya, melakukan rekonsiliasi demi persatuan Nasional, maka ia tidak akan mengkhianati kebesaran Hati Prabowo. Jokowi akan bahu membahu mewujudkan mimpi Prabowo menjadi Presiden.
Kebesaran hati Prabowo, kesetiaan pengabdian sang Jendral meyakinkan Jokowi berjuang demi kemenangan sang sahabat menjadi presiden. Inilah Legacy yang pertama. Ia menampilkan sebuah Legacy yang disebut dengan Persatuan Nasional. Sikap dan tindakan yang dilakukan oleh Prabowo dan Jokowi merupakan gaya politik baru. Yang menang merangkul yang kalah. Ini nyaris tidak pernah terjadi di negara manapun. Tidak hanya itu, Jokowi mendukung Prabowo demi memastikan Legacy yang berikut yakni Proyek IKN dan program-program besar lainnya.
Sebagai Presiden, pemimpin pemerintahan, tentu sangat bermimpi dapat meninggalkan Legacy yang bisa dikenang sepanjang masa, baik secara nasional maupun global. Tidak ada seorangpun yang berharap menyelesaikan kepemimpinan tanpa Legacy yang diingat oleh banyak orang. Meskipun, ada yang tidak mampu karena berbagai faktor. Tetapi, paling tidak semua orang berharap bisa meninggalkan sesuatu. Itulah yang sama dilakukan oleh Jokowi.
JOKOWI: MENGUPAYAKAN LEGACY, BERESIKO SEKALIGUS BERMANFAAT
Banyak tokoh dunia di akhir pemerintahan mereka, selalu berupaya meninggalkan warisan yang dikenang oleh masyarakat. Kendati, situasi akhir pemerintahan mereka mungkin akan mengalami fenomena yang amat menyakitkan.
Beberapa contoh pemimpin besar dunia yang mengambil resiko demi legacy, karena itu sejarah mencatat fenomena menyakitkan terjadi diakhir kepemimpinan.
Pertama, Abraham Lincoln. Presiden Amerika ini merupakan tokoh yang dikenal menghapuskan perbudakan masyarakat kulit hitam di AS. Masyarakat Kulit Hitam Kala itu sebagai pekerja di industri perkebunan. Ketika Lincoln mengeluarkan kebijakan untuk menghapuskan, lumpuh lah industri perkebunan di sana sehingga terjadilah perang saudara di AS. Inilah resiko dari upaya meninggalkan warisan berharga. Selama 12 tahun terjadi perang, namun kemudian perlahan-lahan situasi itu berakhir dan legacy yang ditinggalkan Lincoln adalah kesetaraan Ras Kulit Hitam dan kulit putih. Demi legacy ini juga, Lincoln harus mati terbunuh peluru. Ia mengalami perlawanan luar biasa karena masyarakat yang merasa terusik tidak siap menerima Kebijakan revolusioner itu.
Kedua, Winston Churchill. Ia menghentikan Fasisme Jerman di Eropa. Masa itu, Hitler dan Nazi ingin menguasai dunia dengan menjadikan dunia sebagai sebuah imperium Nazisme. Churchill bahkan diminta oleh perdana Mentri dan rajanya untuk tunduk saja pada Hitler, tetapi ia dengan tegas melakukan perlawan, siap berperang demi menghancurkan kekuasaan Nazisme dan meletakkan fondasi demokrasi sebagai peradaban dunia modern. Pada akhirnya Nazisme dikalahkan, Hitler ditaklukan sehingga saat ini Demokrasi menjadi sistem politik diberbagai negara di dunia.
Churchill meninggalkan warisan berharga, namun resikonya adalah terjadi perang dan memakan korban.
Ketiga, Nelson Mandela. Tokoh revolusioner Afrika Selatan ini tampil sebagai tokoh yang berjuang agar pengakuan terhadap warga negara Kulit Hitam di Afrika tidak lagi ditempatkan sebagai warga negara kelas dua. Ia mengakhiri rezim Apartheid. Memang, Nelson Mandela berbeda dengan dua tokoh sebelumnya, ia tidak melawan Rezim Apartheid dengan revolusi berdarah, tetapi ia berupaya meninggalkan legacy kesetaraan sebagai sebuah peradaban berharga. Resikonya adalah ia harus mengalami situasi mendekap di penjara. Namun, ia bersama teman-temannya melakukan satu re-negosiasi sehingga bersama dengan pemimpin kulit putih memimpin Afrika Selatan secara bersama-sama dan menghilangkan diskriminasi kulit hitam. Persatuan dan kesatuan, rekonsiliasi nasional dilakukan oleh Mandela dan teman-temannya.
Keempat, Bung Karno. Bapa proklamasi dan presiden pertama Indonesia ini berjuang demi Indonesia mencapai kemerdekaan. Semasa menjadi presiden ia terus berupaya membawa Indonesia yang baru saja merdeka menjadi negara besar dan bermartabat di mata Dunia.
Bung Karno menyatukan dan memperkuat Nasionalisme di Indonesia. Ia menyatukan aneka kekuatan di dalam negeri dan atau menciptakan sebuah Nasionalisme baru. bung Karno meninggalkan legacy Nasionalisme, Persatuan dan Kesatuan.
Meskipun demikian, Sang Proklamator harus mengakhiri pemerintahan dengan tragis. Mengalami perlawanan dari lawan politik, diasingkan dari lingkungan bangsanya sendiri.
Empat contoh pemimpin dunia diatas membangun legacy dengan mengubah peristiwa atau membangun kualitas hidup masyarakat secara signifikan.
Jokowi berupaya menciptakan warisan berharga untuk bangsa Indonesia. Tujuan tertinggi dari Keterlibatan Jokowi dalam pemilu 2024 dengan memenangkan Prabowo adalah meninggalkan warisan. Bahwa sebagai bangsa yang besar, bangsa yang berbudaya.
Pertama, harus memberi ruang pada tokoh-tokoh nasional seperti Prabowo yang sudah bersedia dengan rendah hati melakukan rekonsiliasi demi persatuan nasional.
Kedua, Dalam membangun negara, tidak harus otak Atik fondasi yang sudah dibangun. Keberlanjutan harus diutamakan, program-program besar harus dipertahankan, kekuasaan harus dirotasi kepada tokoh dan partai politik yang lain. Jangan biarkan satu partai politik secara terus menerus memegang kekuasaan, jangan membangun fondasi pembangunan yang baru, jangan mengabaikan kebesaran hati lawan yang bersatu demi kepentingan Nasional.
Inilah tujuan tertinggi dari keterlibatan Jokowi dalam kontestasi politik pemilu 2024. Ia ingin meninggalkan legacy sebagai fondasi bagi kemajuan bangsa. Legacy persatuan Nasional/rekonsilasi Nasional, keberlanjutan program, dan rotasi kekuasaan partai politik.
Langkah yang ditempuh Jokowi ini memang sangat beresiko. Para lawan akan menulis dalam buku sejarah bahwa Jokowi Adalah presiden dinasti sekaligus pelanggar konstitusi. Tetapi, kawan, pengagum dan pecinta persatuan Nasional akan mencatat bahwa Jokowi adalah tokoh revolusioner. Sebuah revolusi terkadang melukai dan mengganggu kelaziman.
Resiko yang lain adalah, Di akhir pemerintahan banyak elit dan masyarakat akan melakukan perlawanan terhadap rezim Jokowi karena terusik. Karena itu, Jokowi bisa saja menyelesaikan masa kepemimpinan dalam keadaan tragis, sebagaimana tokoh-tokoh dunia diatas.
Namun, langkah yang ia lakukan hari ini akan bermanfaat bagi bangsa.(FKK03)