Kupang, FKKNews.com – Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonsia (GAMKI) akan melaksanakan kegiatan pelatihan dasar pendampingan korban Human Trafficking dengan menghadirkan peserta dari berbagai wilayah di NTT, mulai dari utusan dari DPC GAMKI di seluruh wilayah NTT dan Bali, aktivis mahasiswa hingga pemuda gereja pun turut dilibatkan menjadi peserta dalam kegiatan ini, kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Hotel Elmylia, Kota Kupang mulai dari tanggal 24-27 November 2023.
Sekretaris Bidang Pemberdayaan perempuan dan perlindungan Anak DPP GAMKI Steffi Graf Gaby menyampaikan bahwa dalam rangka Memperingati Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, DPP GAMKI Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar Pendampingan Korban Human Trafficking di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sebagaiamana yang sudah diprogramkan, rangkaian kegiatan ini akan berlangsung selama 4 hari, yaitu tanggal 24-27 November 2023 di Hotel Elmylia. Sebanyak 30 peserta akan mengikuti pelatihan ini, mereka diantaranya yang berasal dari DPD/DPC GAMKI wilayah V (Bali-Nusa Tenggara) dan pemuda gereje dari Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Timur, Jumat (24/11/2023).
“Kegiatan ini akan menghadirkan pemateri dan fasilitator yang berkapasitas di isu ini. Melandasi pelatihan ini, peserta akan dikuatkan mengenai bagaiamana melihat isu human trafficking dan kekerasan pada perempuan dan anak dari perspektif iman kristen, lalu membuka data dan fakta di lapangan, mempelajari regulasi, mengidentifikasi kasus serta belajar mengenai teknik dasar mendampingi korban, mendengar korban dan berbicara dengan korban,”ujarnya
Ia berharap kegiatan pelatihan ini dapat menambah wawasan bagi semua. Semua yang akan diperoleh akan menjadi bekal bagi peserta maupun DPP GAMKI dalam melakukan edukasi dan advokasi pasca kegiatan.
“Di Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan isu Human Trafficking sebagai pijakan awal untuk kegiatan pelatihan selanjutnya yang rencananya akan dilaksanakan di wilayah lain seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Maluku hingga Papua. Ini adalah upaya membangun kesadaran kolektif pemuda kristen di seluruh Indonesia untuk terlibat dalam mewujudkan kondisi Indonesia mencapai keadaan yang benar-benar setara, bebas dari diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan dan anak,”pungkasnya.(FKK03)