Top 5 minggu ini

spot_img

Related Posts

Fenomena Setan Gundul di Pemilu 2024 Merupakan Tanda Lemahnya Demokrasi di Indonesia : Opini Oleh Paulus Oktofianus Adu

Pemilu serentak pada tanggal 14 februari 2024 lalu sudah kita lalu, dan juga pengumuman resmi dari kpu juga sudah kita dengar dan lihat Bersama hingga penetapan rekapitulasi hasil suara tingkat nasional.

Artinya dari pembacaan resmi nama-nama oleh kpu, baik itu hasil pemilu presiden dan wakil presiden. Dpr ri. Dan dpd ri. Tentunya dari hasil pemilu yang sudah dikeluarkan oleh kpu pada tanggal 20 maret 2024 tersebut mari kita berefleksi Bersama sama dengan melihat Kembali nama-nama ataupun orang-orang yang sudah terpilih tersebut, mari kita lihat dan berefleksi Kembali apakah dengan terpilihnya pemimpin-pemimpin tersebut dapat kita katakan demokrasi kita sudah mengalami kemajuan ataukah justru sebaliknya yaitu mengalami kemunduran.

Kita mulai dari tingkat yang paling tinggi yaitu presiden dan wakil presiden, yang dimana kpu mengumumkan bahwa paslon 02 yaitu Prabowo Gibranlah yang menang untuk presiden dan wakil presiden untuk tahun 2024. Dari hasil tersebut mari kita lihat dengan realitas yang ada, yang dimana wakil presiden dari paslon 02 itu maju dengan melangar etika yang dimana Gibran maju sebagai calon wakil presiden karena berkat anwar usman yang mengabulkan putusan soal batas usia capres-cawapres bisa dibawah 40 tahun dengan syarat memiliki pengalaman sebagai kepala daerah atau penyelenggara negara sebagaiman yang tertuang dalam putusan perkara 90/PUU-XXI/2023.

Kemudian di masa kampanyenya pasangan 02 ini juga terjadi banyak sekali pelanggaran, mulai dari politisasi bansos, intervensi aparat desa, keterlibatan para mentri dalam kampanaye dimana mereka kampanye dengan mengarahkan Masyarakat untuk memilih paslon 02, sampai pada kampanye politik uang.

Kemudian kita masuk pada DPR RI, dimana pada tanggal 20 maret 2024 juga kpu mengumumkan nama-nama calon dpr yang keluar sebagai pemenang atau mempunyai suara tertinggi dan berhak lolos ke senayan, mulai dari Rano Karno, Once Mekel, Junico Siahaan, Denny Cagur, Rieke Pitaloka, Melly Goeslaw, Rachel Sayidina, Dhani Ahmad, Mulan Jamela, Eko Purnomo, Uya Kuya, Sigit Purnomo, Primus Yustito, Verel Bramasta, Nafa Urbach, Dede Yusuf, Dina Audria, Ashraff Abu, Morena Soeprapto, Tommy Kurniawan, Arzeti Setyawan.

Baca juga  Penjabat Walikota Kupang Buka Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal RKPD Kota kupang Tahun 2024

Kemudian yang terakhir yaitu dpd ri, yang dimana kpu juga sudah mengumumkannya dan di DPD RI itu ada artis sekaligus pelawak yang juga keluar sebagai pemenang yaitu Komeng.

Dari hasil-hasil tersebut mari kita semua berefleksi Kembali, apakah dengan hasil tersebut kita bisa mengatakan bahwa demokrasi kita mengalami kemajuan atau justu semakin melemah?

Dimana kalau kita lihat data dari KPU itu, KPU telah menetapkan daftar calon tetap untuk pemilu 2024 itu mencaapai 204.807.222 pemilih. Sebanyak 66.822.389 atau 33,60% pemilih itu dari generasi milenial sedangkan dari generasi z itu 46.800.161 pemilih atau sebanyak 22,85%. yang dimana kedua generasi inilah yang mendominasi di pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih.

Melihat dari data terseebut kalau kita melihat secara kuantitas bagus bagi demokrasi Indonesia, karena secara kuantitas jumlah pemilih kita di Indonesia sangat meningkat dan ini bagus bagi proses demokrasi kita, apalagi bagi pemilu kita di Indonesia. Akan tetapi kalau kita lihat atau kita ukur secara kualitas, menurut saya kualitas demokrasi kita di Indonesia justru mengalami kelemahan, karena yang terjadi pada pemilihan tanggal 14 februari 2024 tersebut Masyarakat lebih memilih orang yang mereka sukai, orang yang penuh dengan pencitraan , orang-orang yang tidak punya kapasitas, tidak bisa bekerja, orang-orang yang pintar menarik hati Masyarakat dengan tari-tarian dan joget-joget semata. Bukan memilih orang yang mumpuni, orang yang berkualitas, orang yang berkompeten, orang yang memiliki pengalaman dan visi misi yang bagus.

Sudah terbukti dari hasil yang diuumumkan oleh KPU pada tanggal 20 maret 2024 tersebut, dimana saya juga sudah menyertakanya diatas bahwa kalau kita lihat ternyata betul yang lolos dan keluar sebagai pemenang itu adalah orang-orang yang melangar etika konstitusi, orang-orang yang hobinya joget-joget, menari-nari, orang-orang yang Masyarakat sukai, yang dimana kalau mau disukai tidak harus pintar, cukup joget-joget dan menari saja untuk disukai masyarakat.

Baca juga  Polda NTT Umumkan 500 Orang Casis Lulus Seleksi Penerimaan Polri Tahun 2023, Kota Kupang Terbanyak

Kita melihat data di DPR itu banyak sekali artis yang lolos ke senayan, yang dimana hemat pikiran saya bahwa Masyarakat memilih mereka bukan karena kapasitas, pengalaman dan visi misi yang mereka miliki melainkan karena mereka menyukai artis-artis tersebut.

Dari data-data tersebutlah saya mengatakn bahwa demokrasi kita mengalami kelemahan, karena pemimpin yang terpilih tersebut bukan datang dari orang-orang yang tidak melangar kontitusi, bukan datang dari orang-orang yang punya kapasitan dan visi misi yang baik.

Dari data tersebut juga saya mengatakan bahwa, Masyarakat yang berada pada generasi milenial dan generasi Z gagal dalam memajukan demokrasi di Indonesia, dimana dari data KPU yang saya sebutkan diatas menunjukan bahwa generasi milenial dan generasi Z lah yang mendominasi pada pemilu 2024 ini, akan tetapi generasi milenial dan generasi Z gagal dalam menjadi agent of change dalam Masyarakat, yang dimana kita tahu bahwa generasi milenial dan generasi Z ini adalah midell class atau kelas menengah dalam sebuah negara, yang artinya generasi yang terpelajar generasi yang pemikiranya sudah maju dan sudah berkembang.

Akan tetapi bagi saya mereka gagal dalam mengawal proses demokrasi di Indonesia, sehingga proses demokrasi yang baru saja kita lewati Bersama mengalami kelemahan, karena dimana kedua generasi ini sebagai generasi pintar, generasi terpelajar gagal dalam mengedukasi dan memberi pemahaman politik yang baik bagi Masyarakat kelas bawah sehingga yang terjadi pada proses demokrasi yaitu pemilu 2024 ini lahir banyak pemimpin yang tidak punya kapasitas, pemimpin yang tidak berkompeten, pemimpin yang tidak punya visi, misi yang jelas, mereka inilah yang disebut oleh nurcholis madjid dengan pemimpin setan gundul.(FKK03)

Popular Articles