Kupang, FKKNews.com – Shalom sahabat sepelayanan, selamat menikmati pemeliharaan Tuhan dan selamat mempersiapkan ibadat Minggu 28 Januari 2024 bagi semua sahabat terkasih, semoga kita saling melengkapi dalam menyiapkan bacaan bersama umat, salam doa beserta dari Pendeta Desiana Rondo Effendy M.Th dari GMIT Maranatha Oebufu, Klasis Kota Kupang Timur, Sabtu (27/1/2024).
Bacaan : Kejadian 13: 1-18
Nats Pembimbing : Yakobus 4:14
Tema : Berkat Tuhan Bagi Pendamai
Pengantar
Kitab kejadian 13 bercerita tentang persaudaraan Abraham dan Lot dalam hubungan kekerabatan. Siapa itu Abraham dan Lot ? kejadian 10 – 12 menceritakan silsilah/keturunan Sem, Ham dan Yafet. Keturunan Nahor melahirkan Terah (kejadian 11:23-25) . Terah memperanakan Abram, Nahor dan Haran dan Haran memperanakan Lot (kejadian 11:27-32), Terah, Abram dan Lot berangkat dari Ur – Kasdim untuk pergi ke Kanaan, umur Terah 205 tahun, ia mati di Haran. Abram berumur 75 tahun Ketika pergi/ berangkat dari Haran bersama sarai istrinya dan Lot anak saudaranya seperti difirmankan Allah. Abram berjalan sampai ke tanah Negeb (kejadian 12). Abraham pergi dari Mesir sampai ke tanah Negeb dengan istrinya Sarai dan semua kepunyaannya, Lot juga Bersama sama dengan Abram (Kejadian 13: 1-18). Latar belakang cerita Abram dan Lot mengajak kita merefleksikan makna relasi hidup keluarga dalam kekerabatan. Abram menjadi pendamai bagi Lot dan orang upahana, gembala yang ikut Bersama sama dengan mereka. Abraham dan Lot berpisah dengan baik dalam pendamaian. Berkat Tuhan hadir dan ada bagi pendamaian.
Penjelasan Teks
Cerita Abram dan Lot adalah bagian penting dalam sejarah hidup yang menjadi pelajaran berharga menjaga relasi persaudaraan dalam keluarga. Kejadian 13:1-18; mengupas secara baik pentingnya menjaga relasi hidup dalam komunikasi diantara keluarga. Mari kita lihat ada 2 bagian penting dalam cerita Abram dan Lot yaitu : Kejadian 13:1-10 ; Abram dan lot punya hubungan keluarga /kerabat. Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emas. Lot juga ikut Bersama sama Abram, ia punya domba dan lembu; harta milik mereka sangat banyak jadi negeri itu tidak cukup bagi mereka untuk diam Bersama. Karena itu terjadi perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Ayat 8 menjelaskan kepada kita : maka berkatalah Abram kepada Lot: “Janganlah ada perkelahian antara aku dan engkau” dan antar para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat.
Mari kita perhatikan kata perkelahian disini yang mengisyaratkan ada konflik soal harta yang terjadi dimulai dari orang yang tinggal Bersama sama dengan kita dan diantara sesama saudara/keluarga. Perhatikanlah kata kerja, kata benda, dan kata kecil yang menjadi kata sambung di sini “sebab “ kita ini kerabat. Menunjukan pada kedekatan antara kita yang dimaksud Abram dan Lot. Pentingnya relasi dan komunikasi dijaga dalam hidup keluarga/kerabat. Cerita Abraham dan Lot menjadi gambaran penting dalam tugas dan tanggung jawab gereja sebagai keluarga Allah ( familia Dei). Penjabaran panca pelayanan dalam HKUP periode penguatan kedua 2024-2027 menjadi warna yang memaknai pentingnya hidup persekutuan (Koinonia).
Hidup persekutuan itu harus membawa berita dan kesaksian (Marturia). Persekutuan yang dibangun sebagai kerabat membuat Abram dan Lot dihindarkan dari perkelahian dan abram sendiri melakukan mediasi kepada Lot anak saudaranya ( jangan ada perkelahian antara aku dan engkau). Karena perkelahian tidak akan menjadi kesaksian bagi orang lain. Abram juga melakukan Tindakan pelayanan sebagai keluarga, berdiakonia dengan Lot , memberikan persembahan kasih (diakonia ) bagi Lot anak saudaranya agar hidup beribadat (liturgia) tercermin dalam diri mereka sebagai keluarga. Ayat 9-10; Dan abram pun mengatur bagian terbaik untuk menata (oikonomia) hidup keluarga tetap terjaga. Bukankah seluruh negeri in terbuka untuk engkau, pisahkanlah lebih dahulu bagian untuk dirimu, jika engkau kekiri maka aku ke kanan…Lot di berikan kesempatan oleh Abram untuk memilih lebih dahulu bagiannya dan yang tersisa menjadi bagian Abram. Kita melihat disini kerendahan hati Abram sebagai pemimpin dan pendamai, secara juridis / hukum Abram berhak untuk memutuskan apa yang menjadi bagian Lot karena Abraham seorang bapa yang punya kuasa dan otoritas lebIh tinggi dari Lot. Abram pangkat bapa besar atau Too ( bagi suku rote), pamannya Lot , Abram berhak untuk semua kepemilikan yang ada, kalau mau membagi hartanya atau pun tidak itu pun hak nya Abram. Tetapi Abram tidak melakukan hal yang membuat hubungan kerabat menjadi rusak dalam perselisihan dan perkelahian. Kita melihat bacaan ini merefleksikan untuk memberlakukan keadilan dan pendamaian dalam menjiwai tema pelayanan GMIT di tahun 2024 “ lakukan keadilan, cintai kesetiaan , hidup rendah hati di hadapan Allah”.
Kejadian 13:11-18 ; Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. Abram menetap di Tanah Kanaan tetapi Lot menetap di kota kota Lembah Yordan. Mereka berpisah secara baik, masing masing mengambil bagian yang dipilih dan di putuskan. Tidak ada perkelahian ada pendamaian. Ayat 14 , setelah Lot berpisah dari Abram , berfirmanlah Tuhan kepada Abram, pandanglah sekelilingmu…sebab seluruh negeri yang kau lihat itu akan Kuberikan kepadamu dan keturunanmu untuk selama -lamanya. Janji Tuhan kepada Abram dan keturunannya di genapi Tuhan ( ingat lagu sekolah minggu, bapa abram punya anak anak banyak …) Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya. Tuhan memberikan berkat atas pendamaian yang dilakukan Tuhan melalui Abram. Ada berkat bagi pendamaian yang Allah sediakan.
Refleksi dan Aplikasi
Dari cerita Abram dan Lot kita melihat ada pesan yang kuat yang mendasar bagi kepemimpinan. Dasar yang diletakan untuk seorang anak menjadi pemimpin/leader adalah menjadi relasi dan komunikasinya dengan Tuhan. Hidup persekutuan dengan Tuhan dan sesama menjadi sangat penting untuk terus menjadi kesaksian. Abram memberi contoh dan teladan yang baik. Memberi kesempatan bagi Lot untuk memilih lebih dahulu bagiannya, mengalah untuk pendamaian dan mendapat kemenangannya Bersama Tuhan sang pendamai. Hari ini kita menemui banyak pemimpin yang cerdas secara intelektual (IQ), tetapi tidak cerdas secara emosional (EQ) dan cerdas spiritual (SQ). menciptakan pemimpin yang punya hati, pikiran dan persaan yang tertuju kepada Tuhan di dapatkan lewat pemberian diri dan hati. Pendamaian itu selalu mendatangkan berkat. Karena itu ada 2 hal yang perlu kita lakukan:
Perlu kerendahan hati untuk menentukan pilihan dan keputusan dalam hidup. Jangan berkelahi karena harta, karena jabatan dan status, karena kepemilikan, karena pilihan yang berbeda ( menjelang pemilu 14 Februari 2024) persaudaraan itu lebih penting dari kekayaan dan status serta jabatan.
Menikmati janji dan pemeliharaan Tuhan membuat kita hidup dalam damai sejahtera.
Selamat berteduh diri dan mempersiapkan hati untuk melayani. Salam dan doa beserta. Pdt desiana Rondo Effendy M.Th ( GMIT MARANATH