Kupang, FKKNews.com – Pasca diresmikannya tiga kawasan penataan Kota Kupang di Pantai Kelapa Lima, LLBK dan Koridor Frans Seda oleh Presiden Jokowi, beragam informasi tentang pembangunan kawasan tersebut menjadi perbincangan publik yang menarik, Walikota Kupang Dr. Jefri Riwu Kore, MM., MH., yang tampil dalam acara POSKUPANG PODCAST dengan tema “Kolaborasi dan Aksi Mengubah Wajah Kota Kupang” pada Jumat (25/3/2022) mengatakan bahwa Model Rumah yang berdiri kokoh di Pantai Kelapa Lima dan LLBK adalah model rumah adat Sabu “Ammu Rukoko”.
Ammu Rukoko atau disebut juga Ammu Ae merupakan rumah yang berbeda dengan yang lainnya di Pulau Sabu, Ammu Ae yang artinya rumah besar paling berbeda bangunannya karena bentuk bangngu atau tiang Nok. Rukoko artinya leher berbulu. Rumah jenis ini adalah rumah adat orang Sabu atau sering disebut dengan Ammu Kepue.
Mantan anggota DPR RI ini melanjutkan bahwa Penataan Kota Kupang mulai dicanangkan ketika dirinya bersama dr. Hermanus Man memimpin Kota Kupang pada tahun 2017 dengan misi menjadikan Kupang sebagai kota layak huni. Bak gayung bersambut, Jeriko pun mendapat kesempatan bertemu Presiden Jokowi. Pertemuan pertama dengan presiden saat acara Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI).
Pertemuan selanjutnya, kata Jeriko, pasca Jokowi memenangkan Pilpres 2019, diketahui bahwa masyarakat NTT pada saat itu mendukung penuh Jokowi. Setelah itu, para pejabat kepala daerah seluruh NTT dipanggil ke istana termasuk Gubernur NTT, Viktor Laiskodat. Saat itulah, Wali Kota Kupang menyampaikan tentang penataan Kota Kupang dan apa yang menjadi kebutuhan Kota Kupang.
Setelah pertemuan tersebut, Jeriko berkomunikasi intens dengan Menteri PUPR, kemudian Menteri PUPR langsung mengirim tim ke Kota Kupang untuk menginventarisir apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Waktu itu Kementerian PUPR mengirimkan konsultan/perencana tata kota atas nama Andi Siswanto, pada saat itulah Jeriko mengusulkan sekaligus menunjukan gambar rumah adat Sabu untuk didesain dan lalu di bangun di Kawasan Pantai Kelapa Lima dan LLBK.
“Jadi pada saat itu tim PUPR dari Jakarta datang, kami rapat di kantor gubernur. Pada rapat itu, diputuskan apa yang menjadi usulan gubernur, apa yang menjadi usulan wakil gubernur dan apa yang menjadi usulan wali kota kupang,” kata mantan anggota DPR RI dua periode ini.
Lanjutnya, wakil gubernur juga meminta untuk penataan trotoar jalan dari Bandara Udara El Tari sampai Jembatan Liliba. “ada trotoar disebelah kiri itu usulan utama dari Pak Wagub, sedangkan yang lainnya usulan dari saya yaitu penataan air bersih, penataan trotoar, penataan jalan-jalan dan penataan taman.
Selain itu, Walikota Jeriko juga meminta air bersih yaitu air bersih Kali Dendeng, Air Sagu, penataan Kali Liliba dan yang keempat adalah penataan Kali Kolhua. “Jika Bapak Gubernur dan masyarakat tidak menyetujui pembangunan bendungan kolhua maka pemkot akan mengerjakan Kali Liliba. Tapi jika disetujui, maka penataan Kali Liliba dibatalkan,” kata Jeriko.
Semua keputusan saat rapat kemudian dibuatkan dalam suatu perjanjian dan ditandatangani oleh perwakilan dari kementerian PUPR, perwakilan pemerintah provinsi dan perwakilan wali kota kupang.
Jeriko juga mengungkapkan makna dalam sambutan Presiden pada peresmian penataan kawasan Kota Kupang yang mengatakan bahwa “pembangunan ini saya ngak tau habisnya berapa, tapi yang jelas jumlahnya banyak” “jumlah itu sangat fantastis. Dalam pidato tidak menyebutkan jumlah anggaran karena merupakan diskresi presiden langsung bukan dari APBD,” jelasnya lagi.
Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), penataan kawasan Kota Kupang yang mencakup Pantai Kelapa Lima, Pantai LLBK/Kota Lama, dan Jalan Frans Seda, dilaksanakan pada rentang 2020-2021. Penataan kawasan mencakup area seluas 51.900 meter persegi dan memakan biaya Rp. 80 miliar.
Menurut Jeriko pertimbangan presiden mengamini permintaan karena Kota Kupang merupakan salah satu kota yang merupakan etalase penting Indonesia yang berhadapan dengan Negara tetangga Timor Leste dan Australia, “suatu kebanggaan bagi masyarakat, kalau Kota Kupang menjadi kota yang menggambarkan wajah Indonesia.,” terang Jeriko.
Dalam acara yang dipandu oleh Pemimpin Redaksi Pos Kupang Hasyim Ashari tersebut, Jeriko juga mengungkapkan bahwa dalam membangun kota kupang, dirinya menemui beberapa kendala, diantaranya pemilik lahan tidak setuju, lokasi lahan bermasalah dan secara ekonomi sulit dikerjakan. Namun, pemerintah menggunakan pendekatan yang luar biasa agar masyarakat bisa mengetahui dan mengerti bahwa tujuan utama pembangunan untuk kesejahteraan seluruh masyarakat Kota Kupang.
Menaggapi beragam pertanyaan dari masyarakat terkait dengan pembangunan saat ini, Jeriko mengatakan bahwa apapun tanggapan orang, yang penting masyarakat Kota Kupang mendapatkan kesejahteraan. Terutama kesejahteraan ekonomi, “karena ekonomi akan bertumbuh di setiap kawasan yang telah dibangun,” pungkas Jeriko. (FKK01)