Kalabahi, FkkNews.com – Penjabat Bupati Alor Dr. Drs. Zet Sonny Libing menegaskan jika fokus kerjanya selama satu tahun di jabatan ini adalah mengatasi stunting, kemiskinan dan inflasi. Upaya mengatasi masalah ini merupakan sebuah gerakan yang membutuhkan dukungan dan kerja keras Pimpinan OPD. Karenanya mantan Penjabat Bupatui Manggarai ini minta dukungan dan kerja keras para pimpinan OPD lingkup pemerintah Kabupaten Alor. Pimpinan OPD yang tidak bisa bekerja sebaiknya mengundurkan diri.
Ini gerakan, jadi tidak boleh main-main. Ini fokus kerja saya, saya tidak mau kerja yang lain-lain. Saya fokus di stunting, kemiskinan dan inflasi. Fokus kerja atasi stunting ini otomatis akan menggerakan yang lain. Stunting ini tidak hanya urusan kesehatan tetapi harus ada dukungan dari pertanian, kesehatan dan lain-lain, sebut Penjabat Bupati Alor Dr. Drs. Zet Sony Libing dalam jumpa pers dengan pekerja media Rumah Jabatan Bupati Alor, Senin (20/11/3023).
Saya sudah bilang di pimpinan-pimpinan OPD. Kalau anda tidak bisa bekerja mundur. Itu sudah saya tekankan, mundur. Saya butuh orang-orang yang satu komando dengan saya, seirama dengan saya. Kalau anda tidak bisa seirama dengan saya, mundur atau saya yang kasih mundur, timpal putra asal Kalondama ini.
Doktor lulusan cumlaude Universitas Pajajaran ini menegaskan, seorang Penjabat Bupati itu kewenangannya sama persis dengan bupati. Bisa memutasikan pejabat, caranya ya meminta ijin terlebih dahulu dengan Kementrian Dalam Negeri.
“Tinggal saya datangi Kementrian Dalam Negeri menyampaikan bahwa untuk bekerja keras melayani rakyat dalam kurun waktu yang hanya satu tahun ini saya butuh orang-orang yang satu komando dengan saya. Pasti orang pusat ijinkan, karena saya bukan produk politik, saya produk pemerintahan,” pungkas Libing.
Libing mengaku sudah meminta Pimpinan OPD, Camat, Kepala Desa/Lurah untuk mengikuti gerakannya memimpin Alor selama satu tahun. Kalau saya berlari semua harus ikut berlari, tidak bisa saya berlari terus yang lain berjalan atau pelan-pelan, tidak bisa. Anda akan tertinggal. Kalau begitu Anda minggir saja … keluar dari barisan. Saya mau bentuk barisan yang betul-betul memiliki komitmen berlari dan bekerja melayani rakyat.
Ditambahkannnya, fokusnya selama menjabat sebagai Penjabat Bupati Alor ini adalah menangani masalah stunting, kemiskinan ekstrim dan inflasi. Semuanya itu harus didukung dengan infrastruktur yang bagus, pertaniannya bagus, peternakan yang bagus, perikanan yang bagus, pemberdayaan masyarakat yang bagus. Kalau ini berjalan bagus maka kita bisa menurunkan angka stunting.
Stunting kita demikian Libing, 10 % hari ini. 1.700 lebih anak-anak kita itu stunting. Kemiskinan kita sekitar 20,25 % atau 42 ribu rakyat Alor masih miskin. Dari 42 ribu rakyat Alor yang masih miskin itu kemiskinan extrimnya itu 4.900, kemiskinan extrim itu kehidupannya dibawah dari yang miskin.
Dia mengaku sudah mengumpulkan pimpinan OPD, Camat, Kepala Desa/Lurah dan Kepala Puskesmas melakukan rapat membangun komitmen untuk bekerja menurunkan angka kemiskinan, saya optimis bisa, yang penting ada komitmen dari kita semua.
“Setiap bulan harus timbang bayi. Kepala Desa/Lurah dan Camat harus tahu berapa ibu hamil di desanya, kemudian berapa anak stunting di desanya dan setiap bulan timbang, tidak boleh tunggu ada gerakan baru timbang,” tegasnya.
“Kepala Puskesmas kontrol Kepala Desa, Kontrol Camat. Camat kontrol Kepala Puskesmas, Kepala Desa. Demikian juga Kepala Desa kontrol Camat dan Kepala Puskesmas. Saya sudah kantongi mereka punya nomor telp jadi saya akan hubungi mereka melalui videeo call di jadwal penimbangan setiap Puskesmas. Saya juga sudah dapat jadwal timbang setiap Puskesmas, saya akan telp cek ada capat, kepala desa dan kepala Puskesmas atau tidak. Saya akan kontrol,” tegasnya lagi.
Libing yang gantung cita-tita menjadi Bupati Alor begitu menyenyam pendidikan APDN itu menjelaskan tugas administrasi pemerintahan itu yang tugas perkantoran yang dimulai dari Jam 07.30 hingga jam 15.30 wita. Tetapi tugas pemerintahan itu 24 jam. Tidak boleh ada lagi yang ongkang-ongkang kaki. Saya akan cek terus, telpon terus … kamu ada dimana, ada ke Posyandu atau tidak, ada lihat masyarakat atau tidak. Saya akan cek Kamu ada turun lihat kebun tidak, kalau Bapak Jek Djobo dulu turun sampai kebun. Itulah pamong praja. Saya ingin seperti Bapak Jek Djobo dulu menjadi Bupati Alor, jalan kaki ke desa-desa, kerja bakti, gotong royong.
Libing berjanji akan menjejaki CSR, orang-orang yang punya duit agar memberikan bantuan tetapi dalam bentuk seng dan semen. Semen akan dibagikan ke masyarakat untuk lantai tanah, seng dibagikan kepada masyarakat untuk atap.
Karena ternyata angka kemiskinan terbesar di Alor itu disumbangkan dari rumah. Rumah layak huni atau tidak itu menyumbangkan prosentasi terbesar angka kemiskinan. Maka salah satu solusinya adalah intervensi rumah, dibuat yang layak dengan lantai dasar semen, atapnya seng, ada MCK.
“Di Manggarai saya buat begitu. Pengalaman yang saya mau buat ini saya bawa dari Manggarai. Saya minta perbankan yang punya CSR besar itu bantu dalam bentuk barang. Beli barang serahkan ke saya kemudian saya minta Kepala Desa identifikasi di setiap desa itu jumlah rumah tidak layak huni di desanya. Diberikan bantuan lalu Kepala Desa dan Camat ditugaskan untuk pantau apakah mereka sudah buat lantai dan sudah atap atau belum,” ujar Libing.
JANGAN MINTA FEE PROYEK!
Dalam keterangan lainnya Zet Sonny Libing menegaskan bahwa ia sudah meminta Kepala Dinas PU untuk tidak boleh pungut-pungut fee dari kontraktor yang mengerjakan proyek milik pemerintah.
Pungutan fee itu yang menurut Libing membuat masalah. Tidak boleh lagi, sehingga kontraktor juga kerja betul-betul, sungguh-sungguh bekerja. Bisa jadi di Alor ini tidak biasa pungut fee, di tempat lain mungkin tetapi saya minta supaya tidak boleh ada pungut-pungut fee. Tidak boleh minta fee di kontraktor sehingga barang yang dikerjakan kontraktor itu berkualitas.
“Mudah-mudahan di Alor tidak ada begitu, tidak ada pungut-pungut fee di kontraktor,” katanya menambahkan.
Dikatakannya, ia sudah turun cek Pasar Lama di Kota Kalabahi yang sedang dibangun. Pasar ini sudah tiga kali ganti orang yang kerja, aneh kan. Sudah tiga kontraktor tetapi belum selesai.
“Minggu depan saya datang lu sudah atap habis. Minggu depan saya pulang gereja saya pergi cek … sudah selesai atau belum,” ungkapnya sembari menambahkan bahwa jalan-jalan yang dibangun juga akan ia turun kontrol supaya mereka aspal yang benar. Aspal yang tidak benar itu membuat dua tahun aspal sudah rusak. (*/fkk).