Kupang, FKKNews.com – Shalom. Sahabat sepelayanan selamat menikmati pemeliharaan Tuhan dan selamat mempersiapkan ibadat minggu 15 September 2024 Bagi semua sahabat terkasih, mari kita saling melengkapi dalam menyiapkan bacaan bersama umat. Salam dan doa beserta. Pendeta Desiana Rondo Effendy dari GMIT Maranatha Oebufu, Klasis Kota Kupang Timur, sabtu (14/9/2024).
Bacaan : Yehezkiel 18:1-32; Filipi 2:2-3
Tema : Hidup Yang Bertanggung Jawab
Pengantar
Kitab Yehezkiel ditulis selama masa pembuangan di Babilonia (abad ke-6 SM). Ada beberapa tema yang dibahas yakni tentang penghakiman, pemulihan dan kedaulatan Allah. Arti nama Yehezkiel berasal dari bahasa Aram. Sapaan ini memiliki makna Tuhan menguatkan/ menyucikan dari dosa.
Dalam konteks pembuangan di Babel, Yehezkiel merespon pergumulan umat Tuhan. Orang Yahudi yang ada di pembuangan percaya bahwa mereka mengalami hukuman pembuangan karena dosa-dosa leluhur mereka dan karena itu mereka merasa menjadi korban dan menuduh Allah berlaku tidak adil yang membuat mereka mengalami penderitaan. Yehezkiel mengingatkan Kembali bahwa keadilan dan kebenaran di nyatakan Allah bagi umat Nya.
Orang benar menerima berkat kebenarannya dan sebaliknya orang fasik akan menerima hukuman akibat kefasikannya. Ini prinsip hidup bahwa setiap orang bertanggung jawab atas hidupnya sendiri. Dosa dan pelanggaran bukanlah akhir dari segala sesuatu tetapi ada bagian dan kesempatan yang dibuka Tuhan untuk hidup dalam pertobatan. Setiap orang diberi kesempatan dan mempertanggung jawabkan hidupnya.
Mengalami perubahan dari dalam diri sendiri dan bertransformasi melalui pertobatan. Memperoleh hidup yang baru dalam keselamatan dan pemulihan yang diberikan Allah kepadanya.
Penjelasan Teks
Ayat 1-4 ; Kata sindiran ini mungkin berdasarkan pada Kel 20:5 dan Ul 5:9, keduanya mengajarkan bahwa anak-anak terpengaruh oleh dosa-dosa orang-tuanya; akan tetapi, Yehezkiel menjelaskan bahwa nas ini tidak dimaksudkan untuk mengajarkan bahwa anak-anak akan dihukum karena dosa orang-tua.
Semua orang bertanggung jawab atas dosanya sendiri Rasul Paulus menyatakan kembali prinsip ini dengan mengatakan, “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rom 6:23).
Ayat 5-20 ini melukiskan seorang yang memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan dan yang menunjukkan komitmen itu kepada Allah dengan mengasihi kebenaran dan keadilan.
Orang semacam inilah yang akan hidup kekal di dalam persekutuan serta keakraban dengan Tuhan. Anak-anak yang fasik meskipun lahir dari seorang ayah beriman akan diminta pertanggung jawaban tersendiri atas dosa-dosa mereka. Israel menganggap diri sebagai orang benar dan layak diselamatkan diperingatkan untuk hidup dalam pertobatan.
Ketika orang benar berbalik dari kebenarannya maka ia akan mati. Inilah keadilan Tuhan yang dalam pandangan orang Israel tidak tepat sebab dalam otoritas dan kuasa Tuhan tiap orang akan dihukum menurut tindakannya (Ay. 21 – 29).Ayat. 30 – 32 berisi panggilan untuk bertobat dan memperoleh hati yang baru. Yehezkiel menyampaikan pesan firman Tuhan agar umat Israel bertobat dan berpaling dari semua kedurhakaan (dosa yang pernah mereka lakukan dipertanggung jawabkan sendiri di hadapan Tuhan).
Refleksi dan Aplikasi
Tabiat dosa yang telah merasuki kehidupan manusia sudah sejak dari Awal manusia jatuh dalam dosa, usaha membenarkan diri dan berdalih untuk melihat kesalahan orang lain. Dapat dilihat bagaimana penerimaan Yesus terhadap orang yang berdosa, yakni adanya pengakuan dan penyesalan atas dosanya.
Bukan seperti imam-imam, tua-tua Yahudi dan ahli taurat yang selalu menganggap diri benar dan kudus. 2 catatan penting untuk hidup bertanggung jawab:
Seruan pertobatan ini menolong umat Tuhan untuk melihat dan merubah kesalahan dalam dirinya tidak menghakimi dan melihat kelemahan orang lain tetapi belajar memeriksa diri sendiri .Karena pada akhirnya Tuhan mempertanyakan perbuatan kita bukan mempertanyakan perbuatan orang lain. Kita ada di ruang mata Tuhan.
Mengembangkan hidup yang bertanggung jawab dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk menolong kita belajar tentang pentingnya mengelola perbedaan dan keberagaman yang ada.Menghadirkan solidaritas, saling menghormati dan menghargai dan berelasi dengan sesama
“Hidup yang bertanggung jawab dimulai dari pribadi masing-masing orang. Lakukan kebenaran dan keadilan maka kamu akan hidup”.Selamat mempersiapkan diri dalam melayani. Salam dan doa beserta. Tuhan Yesus Memberkati.(FKK03)