Kupang, FKKNews.com – Shalom Sahabat sepelayanan, selamat menikmati pemeliharaan Tuhan dan selamat mempersiapkan ibadat minggu 24 Maret 2024, selamat memperingati Minggu Sengsara VII, 24 Maret 2024 bagi semua sahabat terkasih, mari kita saling melengkapi dalam menyiapkan bacaan bersama umat. Salam dan doa beserta. Pendeta Desiana Rondo Effendy M.Th dari GMIT Maranatha Oebufu, Klasis Kota Kupang Timur, Sabtu (23/3/2024).
Pembacaan Alkitab: Yohanes 18 :28 – 40; Roma 3:23-26 ; Mazmur 98:1-9.
Tema: Pengorbanan, Kasih dan Keadilan Allah Bagi Dunia Melalui Jalan Salib
Pendahuluan
Dalam Minggu pra paskah kita merenungkan arti kasih dan pengorbanan untuk mengaplikasikan kasih itu dalam tindakan nyata lewat teladan hidup. Kasih Bapa yang Akbar membawa Kristus masuk dalam dunia menjadi satu dalam pengorbanan, menderita dan menjadi penebus dosa dunia. Bacaan kita hari ini mengajak kita melihat sisi kemanusiaan dalam realitas sosial hari ini. Perjalanan salib dimulai dari kisah penangkapan Yesus . Yohanes 18:1-11; di mulai dengan pertanyaan Yesus siapakah yang kamu cari ayat 4 dan 7 ? Yesus dari Nazaret ? Akulah Dia. Yesus mengatakan identitasnya di hadapan mereka yang mencari dan menangkapnya.
Yohanes 18:12-27; Yesus ditangkap dan di belenggu, ayat 19 imam besar menanyai Yesus dan ajaranNya. Jawab Yesus ayat 20 , Aku bicara terus terang kepada dunia/ Aku tidak pernah berbicara sembunyi sembunyi. Dan Yesus diadili dihadapan Hanas dan Kayafas. Disitulah Petrus menyangkal Dia. Pengkhianatan dan penyangkalan terjadi pada saat yang sama, akhirnya mereka membawa Yesus di hadapan Pilatus. Pengorbanan, kasih dan keadilan Allah bagi dunia di mulai dalam jalan salib. Itulah sebabnya salib menjadi simbol pengorbanan dan penebusan, keselamatan dan kehidupan.
Penjelasan Teks
Mengenal dan mengikut serta percaya kepada Tuhan membuat kita menjadi orang beragama. Orang percaya dan hidup beriman. Yohanes 18:28-40 menolong kita meletakan dasar hidup beriman dalam ketaatan, kejujuran dan ketulusan mengikut Yesus. Ayat 28-32; Pilatus menanyakan kepada mereka, untuk sebuah keadilan , apa tuduhan kamu terhadap Yesus ? Orang yahudi menjawab, ia penjahat. Hakimilah Dia menurut hukum taurat. Pilatus mengingatkan kepada mereka standar dan prosedur yang jelas. Kalau ingin mengadili orang harus ada bukti otentik yang menerangkan kesalahan apa yang dilakukan orang tersebut. Mereka tidak dapat memberi bukti kejahatan yang Yesus lakukan. Ternyata ketaatan pada hukum tidak menjadi jawaban mereka untuk menghakimi dan mengadili Yesus.
Ayat 33-38; engkau inikah raja orang Yahudi? Mereka, imam imam dan bangsamu menyerahkan engkau, apakah yang Engkau perbuat?
Ayat 39-40 ; Pilatus tidak melihat dan mendapatkan kesalahan dalam diri Yesus dan Pilatus memberi pilihan kepada mereka untuk membebaskan Yesus atau barabas seorang penyamun/penjahat bagi mereka. Pilatus cuci tangan dan menghilangkan keadilan lewat sebuah pilihan. Pengadilan dan penghakiman disalah gunakan oleh masa yang hilang pikiran waras dan emosional tidak terkendali. Pilatus tidak mengambil keputusan untuk menyatakan kebenaran tetapi mencuci tangan sehingga membenarkan diri bukan keinginanku untuk menyalibkan Yesus tetapi keinginan mereka orang yahudi dan imam imam. Ironis sekali praktek seperti ini juga berlaku dalam realita masyarakat hari ini. Bienhoefer seorang teolog Jerman mengatakan gereja harus bersuara bicara tentang keadilan. Gereja dan negara adalah dua lembaga dalam masyarakat. Keduanya memiliki peran yang berbeda, gereja adalah lembaga agama sedangkan negara adalah lembaga politik. Dampak sekularisme menyebabkan gereja hanya berperan di wilayah privat sedangkan negara berperan di wilayah publik. Orang percaya tidak boleh memperhatikan kenyamanan sendiri melainkan juga kebutuhan orang lain termasuk orang tidak percaya.
Refleksi dan Aplikasi
Jalan salib bukan pilihan hasil tawar jual beli dari praktek politik ketidak adilan. Jalan salib adalah jalan kebenaran untuk memperlihatkan keadilan lewat penderitaan, pengorbanan, penebusan dan keselamatan. Jalan salib menolong kita semua melihat integritas Yesus sebagai anak manusia dan anak Allah.
Yesus harus menempuh jalan yang sangat tidak adil untuk mewujud nyatakan kasih dan keadilan bagi manusia. Disinilah nilai kemanusiaan menjadi titik tolak refleksi hidup bersama. Harga pengorbanan bagi keadilan sangat mahal dan bernilai. Keadilan dibawa Yesus melalui pengorbanan dan kasih-Nya terhadap manusia. Yesus datang untuk menyelamatkan dunia.
Kita belajar 2 hal penting tentang pengorbanan kasih keadilan dan jalan salib:
1.perlu keberanian diri untuk berkorban bagi kebenaran. Tentunya hati yang diteguhkan Tuhan
menolong kita untuk menghadapi jalan salib dengan pengharapan Tuhan dapat menggunakannya demi kebaikan dan kehendakNya.
2.butuh hati yang jujur dan tulus untuk melakukan keadilan. apapun situasinya. Keadilan tidak dipermainkan. Selamat bersiap diri dalam melayani. Salam dan doa beserta. Pdt Desiana Rondo M.Th . Gmit Maranatha Oebufu.(FKK03)