Kupang, FKKNews.com – Kasus pengeroyokan yang menewasakan Marthen Leba Doko diduga kuat melibatkan salah satu anak pejabat di Kota Kupang. Hal itu disampaikan Pendeta Andy Ndiy selaku ketua organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kupang, Sabtu (6/5/2023), anak pejabat tersebut merupakan salah satu pelaku yang masih di dalami keterlibatannya oleh pihak kepolisian. Atas dasar itu PSHT meminta polisi agar berlaku profesional dan tidak boleh pandang bulu.
“Jangan ada perlakuan khusus bagi tersangka yang berstatus anak pejabat dan kami minta penegak hukum berlaku adil, profesional, jujur dan transparan dalam menuntaskan proses hukum kasus tersebut,” ujarnya.
PSHT juga menepis isu yang berkembang terhadap kematian Marthen Leba Doko di Jalan El Tari, pembunuhan di depan Rumah Jabatan Gubernur NTT tersebut bukan melibatkan pelaku antar perguruan. isu tersebut terbukti setelah Polres Kupang Kota merilis tiga tersangka yang diamankan berstatus masyarakat sipil, penangkapan terhadap ketiga tersangka dilakukan tiga hari pasca kejadian pengeroyokan yang menyebabkan Marthen Leba Doko meninggal dan rekannya Evan mendapat perawatan medis di rumah sakit.
PSTH mendapatkan informasi dari korban yang selamat bahwa masih ada dugaan keterlibatan pelaku lain dalam kejadian pengeroyokan tersebut, sehingga meminta kepolisian untuk mengusut tuntas demi memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban.
“Kami yakin bahwa pihak kepolisian mampu mengungkap dugaan keterlibatan pelaku lain, sehingga kami beri waktu 3×24 jam agar diproses hukum,” imbuhnya.
Sedangkan Dewan Pertimbangan PSHT Cabang Kota Kupang Suwarto meminta kasus pengeroyokan terhadap korban yang sudah meninggal dan rekannya Evan menjadi pembelajaran bagi semua anggota PSHT harus menerima kasus ini sebagai ujian.
“Kasus ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak, dan kami tegaskan agar jangan ada lagi korban, jangan berbuat tindakan anarkis yang merugikan diri sendiri dan organisasi, sebab PSHT menjadikan manusia yang berbudi luhur, berintegritas,” bener Suwarto.
Ia menyampaikan bahwa kejadian pengeroyokan tersebut murni antara individu atau oknum dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan organisasi perguruan manapun.
“Kami PSHT sebagai organisasi perguruan yang damai dan tidak pernah menciptakan permusuhan dengan siapa pun, sehingga kami minta Polisi kawal tuntas kasusnya dan para tersangka mendapatkan efek jera yang setimpal dengan perbuatannya,” tutupnya. (PK/FKK03)