Top 5 minggu ini

spot_img

Related Posts

Rektor Undana Sebut UKT Yang Dinilai Mahal Sudah Disesuaikan Dengan Penghasilan Orang Tua Mahasiswa

Kupang, FKKNews.com – Masyarakat mengeluhkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Nusa Cendana (Undana) tahun 2023 ini yang mahal. Terkait hal itu, Rektor Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc menanggapi bahwa, pada dasarnya orang ingin mengejar sekolah atau kampus dengan biaya pendidikan yang murah, seperti yang Dilansir dari Spektrum- nasional.com, Rektor Undana Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc yang dikonfirmasi pada Sabtu (15/07/2023).

“Jadi pada dasarnya orang ingin mengejar UKT ini murah, biaya kuliah murah kenapa harus mahal kan begitu. Padahal, UKT itu memiliki level dari 1-7. Dan sekarang itu kita sudah usulkan ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga bukan UKT-nya menjadi mahal, tetapi kita tambah level lagi menjadi 10,”ujarnya

Menurutnya, UKT ditetapkan berdasarkan besar kecil penghasilan mahasiswa/i, sehingga ada yang UKT-nya Rp 1 juta, ada yang Rp 3 juta, dan ada yang 5 juta. Hal ini seolah-seolah menimbulkan rasa iri, tetapi sebenarnya prinsip UKT ini sistemnya tergantung pada level yang dibuat untuk menjadi subsidi silang yang mampu membantu biaya mahasiswa/i yang kurang mampu.

“Kita tentukan sesuai data yang di input oleh calon mahasiswanya melalui sistem. Jadi kalau dia menginput pendapatan orangtuanya sekian, ya otomatis sistem yang akan mengkalkulasi dan menempatkan dia sesuai dengan UKT, yang sesuai dengan level penghasilan orangtuanya. Jika ada yang merasa mahal, ya seperti itu kondisi alamiah yang dialami orang ketiga. Apalagi anak-anak melihat kok saya hanya 3 juta kenapa teman saya 5 juta, bahkan ada yang 7 juta. Saya melihat hal yang biasa terjadi selama pemberlakuan UKT yang berjalan, mungkin sudah lebih dari lima sampai enam tahun ini,”pungkasnya.

Baca juga  "Menyaksikan Yesus Sebagai Sumber Hidup" Renungan GMIT, Ibadat Minggu 26 Mei 2024

Tidak tertutup kemungkinkan juga ada kesalahan input data dari calon mahasiswa saat mendaftar masuk.

“Katakanlah begini, saya temukan ini lalu saya tanyakan ini kepada ibu, ibu pendapatan berapa? Jawabnya, saya pendapatnya 500ribu/bulan, nah ini kan sonde masuk di akal. Lalu saya tanya lagi 500ribu itu ibu beli beras, sabun, pulsa listrik dan sebagainya, itu nggak (tidak) mungkin. Nah kalo ketika itu dimasukkan dalam sistem dan sistem mengatakan kalo ini omongan, maka akan digeser ke UKT yang level atas, prinsipnya begitu,”imbuhnya.

Ia menyampaikan kalau terjadi keluhan demikian dan mahasiswa/i merasa kemahalan dan tidak mampu, mereka bisa melakukan banding yaitu membuat surat kepada rektor. Dan kita akan melakukan evaluasi ulang pada saatnya, karena saat ini kampus berburu dengan waktu untuk mahasiswa/i lakukan registrasi ulang.

“Jadi dia harus registrasi dulu, nanti kita verivikasi ulang lalu ternyata dia harus diturunkan pada UKT yang sudah dia bayarkan itu, dan bila perlu kita kembalikan kelebihan uang yang dia bayar pada semester satu. Kita akan melakukan registrasi ulang, kalau memang benar-benar ini tidak mampu ya kita turunkan level UKT-nya. Kalau sesuai, maka kita pertahankan bahkan kalo tidak sesuai lalu mau dinaikan, ya kita naikan mekanismenya begitu sesuai aturan,”tandasnya.

Ditanya terkait solusi apa yang bisa dilakukan bagi mereka yang mempertanyakan mengenai masalah UKT.

“Mereka punya kebebasan. Solusi itu adalah mengajukan surat kepada rektor untuk menyampaikan bahwa saya berkeberatan atas penetapan UKT ini sehingga mohon untuk melakukan evaluasi kembali. Dan kita akan melakukan yang namanya Verval (verivikasi dan validasi) kalo perlu kita lakukan kunjungan lapangan untuk melihat fakta yang ada di lapangan benar nggak,”bebernya.

Baca juga  Peringati Hari Perempuan Internasional, WALHI NTT Sampaikan Delapan Rekomendasi kepada Pemerintah, Berikut Isinya. . .

Ia menceritakan bahwa ada orang tua mahasiswa/i yang mengeluh di medsos, bahwa suaminya tukang batu tapi UKT anaknya diposisi Rp 3 juta/semester, dan menurutnya itu tidak adil. Lalu Max mengecek semua data facebook dan menemukan gambar rumahnya rumah batu besar dan punya mobil.

“Kemudian anak-anaknya bergaya pegang HP (Handphone). Ini kan nggak benar. Saya bilang ibu, saya itu tanpa perlu wawancara ibu lagi, saya lihat dari gambar-gambar ibu di facebook, lalu saya bilang ibu Rp 3 juta ini kemurahan, itu contohnya,”tutupnya. (*/FKK03)

Popular Articles