Kupang, FKKNews.com – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menuai kritik dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari akademisi, politisi, aktivis dan orang tua murid karena keputusannya menerapkan jam masuk sekolah pukul 05:00/05:30 WITA pada 10 SMA/SMK di Kota Kupang.
Menurut mereka keputusan tersebut belum bisa diterapkan di Kota Kupang karena fasilitas sekolah belum siap, moda transportasi belum beraktifitas pada jam itu hingga jam belajar yang kurang efektif.
Koordinator Wilayah (Koorwil) VII Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Mikdon Hede Patu meminta DPRD Provinsi NTT untuk mengawasi dan mengevaluasi kebijakan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat yang mewajibkan siswa SMA/SMK di NTT untuk masuk jam lima pagi.
Mikdon menegaskan bahwa, aturan tersebut terkesan terburu-buru dan sangat di paksakan, dirinya meminta agar anggota DPRD NTT segera melakukan evaluasi dan mengawasi kebijakan gubernur NTT.
Kebijakan ini harusnya melihat kesiapan semua aspek, seperti orang tua murid, sarana-prasarana penunjang aktifitas, “perlu juga berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk menyiapkan angkutan umum, keamanan dan kenyamanan siswa di jalan menuju sekolah harus menjadi nomor satu,” ujar Mikdon.
Hal yang sama juga dikemukakan Koordinator Jejaring Indonesia, Honing Sanny, dirinya bahkan menyurati Presiden Jokowi. Jejaring Indonesia meminta Presiden Jokowi untuk mengawasi dan mengevaluasi kebijakan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat tersebut.
Rektor IAKN Kupang, Dr. Harun Natonis juga angkat bicara, menurut rektor institut negeri satu-satunya di Kota Kupang ini berpandangan bahwa belajar dengan siapa saja, kapan saja dan di mana saja tidak harus berpatokan pada waktu, namun efektifitas capaian pembelajaran itu yang penting.
“Bukan soal jam yang paling penting tetapi anak difasilitasi untuk belajar kapan saja, dimana saja itu yang paling penting. Jika jam masuk mau jam lima pagi atau jam berapa saja kalau orang masih sama dan fasilitas yang sama juga tidak akan berdampak apa-apa,” ujarnya.
Bahkan ada juga yang menantang, Gubernur NTT untuk debat terbuka, guru besar Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Yusuf L. Henukh (YLH) langsung mendatangi Protokol Setda Provinsi NTT untuk mendaftar tantangan diskusi pendidkan yang dikemukakan gubernur NTT.
Selain Prof. YLH, dua orang lain yang juga mendaftar untuk diskusi dengan Gubenur Viktor adalah DR. ING. Ignas Haryanto Djou Gadi Ga dan Ketua DPD Pospera NTT, Yanto Lily.
Aturan yang di cap kontroversi dari sebagian kalangan ini juga mendapat respon positif dari empat tokoh, ke empat tokoh tersebut adalah anggota Fraksi PAN DPRD NTT, Agustinus Lobo, Dosen senior FKIP Undana Dr. Silvester Taneo, Penjabat Walikota Kupang, George Hadjoh dan Menko PMK, Muhadjir Effendy.
Berikut pernyataan mereka:
1. Agustinus Lobo
Agustinus Lobo adalah anggota DPRD NTT dua periode dari fraksi PAN Dapil IV (Nagekeo, Ngada, Ende, Sikka), dirinya sangat setuju 100 persen dengan program Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Menurutnya tradisi bangun jam empat pagi dan mulai beraktivitas itu hal yang biasa-biasa saja dan sangat penting untuk mendidik anak didik lebih disiplin.
Putra asli Bajawa itu juga mengatakan bahwa kebiasaan bangun pagi itu biasa, apa lagi sudah rubah waktu dari jam 05.00 ke jam 05.30 Wita. Ini hal biasa. Kami di sekolah seminari dulu, jam empat itu sudah bangun, lalu mandi, aktivitas rutin sesuai tugas yang sudah dibagi. Lalu jam lima ke gereja, jam lima lewat bersiap makan pagi dan ke sekolah.
“Sangat biasa dan saya bisa pertanggunjawabkan bahwa semua yang tamat seminari semua orang hebat-hebat,” kata Lobo.
Dirinya juga mengisahkan bahwa kedisiplinan yang dimulai itu dari pimpinan asrama, para pendidik dan siswa. “Yang malas bangun disiram dengan air dan lonceng itu sudah bunyi pagi sekali,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan catatan tambahan bahwa aturan itu hanya dilakukan di sekolah yang akan dijadikan sebagai pilot project pemerintah NTT yang bisa dikaji bersama dikemudian hari layak atau tidak untuk diteruskan atau tidak diteruskan ataupun diperluas penerapannya.
“Saya berpendapat program gubernur VBL bagus. Hanya, pemerintah NTT perlu siapkan asrama yang memadai, khusus menampung yang kelas XII sehingga orang tua tidak risau atau cemas.” ujar orang dekat mantan Bupati Ngada Marianus Sae seperti dikutip dari Expontt.com.
2. Dr. Silvester Taneo
Dosen senior dari prodi PGSD FKIP Undana itu mengatakan bahwa penerapan masuk sekolah Jam lima pagi karena manusia NTT sementara tidur dan tidak sadar.
Mantan Rektor Undarma itu menilai kebijakan Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT) menerapkan masuk sekolah jam 5 pagi memiliki nilai positif.Dia menyebut alasan masuk sekolah jam 5 pagi karena manusia NTT sementara tidur dan tidak sadar tentang mutu Pendidikan.
Putra asli TTS itu menjelaskan bahwa kebijakan itu ada hal positif yaitu untuk membangkitkan pikiran dari pada manusia NTT untuk berpikir tentang pendidikan ini.
“Jadi beliau (Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat) meluncurkan sistem atau cara belajar siswa ini dan yang menjadi dasar adalah itu, karena manusia NTT sementara tidur dan tidak sadar tentang pertumbuhan dan perkembangan anak terlebih mutu pendidikan itu,” tutur Sil Taneo dikutip dari floreseditorial.com pada Kamis, (2/3/2023).
Selain itu kata Silvester, penerapan kebijakan Pemprov NTT masuk sekolah jam 5 pagi di NTT sebagai wujud pembangunan manusia dalam meningkatkan mutu pendidikan di NTT.
Namun, menurutnya pembangunan yang ada ini yakni pembangunan tanpa perasaan.
Lebih lanjut, pengamat Pendidikan Undana ini menjabarkan 5 poin alasan dirinya menyebut bahwa kebijakan pembangunan Pendidikan di NTT tanpa perasaan:
1. Ditinjau dari regulasi sudah sesuai dengan kondisi dan regulasi dari Kementerian Pendidikan.
2. Perlu dicermati ada apa sebenarnya atau apakah kebijakan ini pelaksanaannya telah melibatkan Stakeholder.
3. Perlu ada pengkajian dari Akademisi sehingga keputusan ini berbasis Riset.
4. Perlu sosialisasi karena berhubungan dengan sekolah maka manajemen sekolah perlu, yakni planning dulu terus action kemudian evaluasi baru pengambilan keputusan untuk dilaksanakan.
5. Perlu dibuktikan kebenarannya bahwa belajar yang efektif dan efisien jam 5 pagi. Ini perlu dilandasi pendapat teoritis, karena menurut saya efektif belajar tidak di tentukan oleh waktu tapi bagaimana pemanfaatan waktu dalam memaksimalkan belajar.
3. George M. Hadjoh, SH
Penjabat Walikota Kupang, George M. Hadjoh, SH usai Media Gathering di Aula Rujab Wali Kota Kupang, Selasa (28/2/2023) sore menyampaikan bahwa Pemkot pasti akan terlibat, bahkan Ia menilai dari kebijakan itu dapat memberikan keuntungan bagi pendapatan asli daerah yaitu dengan menggunakan bus sekolah milik Pemkot.
“Itu namanya menciptakan uang, setiap kerja itu sama dengan menciptakan uang. Dengan ada ini maka Dinas Perhubungan Kota Kupang sudah berpikir tentang bus sekolah,” ungkapnya.
Menurutnya program gubernur untuk mendapatkan sekolah unggul di NTT harus didukung, apa lagi 10 sekolah yang bakal berlakukan masuk sekolah pukul 05:30 pagi semuanya berada di Kota Kupang.
Sementara untuk anggaran operasional bus sekolah nanti, dipastikan bakal menjadi tanggungan Pemprov NTT.
“Bukan barang baru, kita harus melihat itu untuk menjadi bagian dalam kerja ini. Bus pemkot yah anggaran dari pemkot bagaimana, yah semua kan sonde ada yang free,” ucapnya.
4. Prof. Muhadjir Effendy
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pemberlakuan Sekolah jam lima pagi di NTT merupakan bagian dari revolusi mental.
Mantan Mendikbud itu menegaskan bahwa jam masuk sekolah peserta didik setingkat SMA dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA baru sebatas gagasan dari Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Itu kan baru gagasan,” kata Muhadjir dilansir dari CNNIndonesia.com, Selasa (28/2).
Muhadjir menilai usulan Pemprov NTT soal jam masuk sekolah itu pasti disertai dengan pelbagai kajian mendalam. Termasuk dari sisi ekonomi, pendidikan dan psikologi belajar.
“Soal keputusannya nanti bagaimana, saya tahu pak Gubernur orangnya bijak,” tambahnya.
Gubernur NTT sebelumnya meminta agar jam masuk sekolah peserta didik setingkat SMA di NTT dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA.
Hal itu Viktor sampaikan dalam agenda pertemuan bersama kepala sekolah pada Kamis (23/2) lalu. Instruksi Viktor itu terekam dalam sebuah video berdurasi 1 menit 43 detik yang beredar di media sosial.
Viktor mengatakan budaya masuk sekolah lebih pagi bertujuan untuk mengasah kedisiplinan dan etos kerja para peserta didik. Ia pun meyakini kebijakan baru ini akan terasa berat bagi peserta didik maupun pengajar, namun menurut Viktor harus ada pengorbanan sebelum melakukan perubahan(*/FKK03)