Kupang, FKKNews.com – Syalom, selamat Jumat Agung Tahun 2023 bagi seluruh Jemaat Kristen dan Jemaat Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT). Media FKKNews mendapat kepercayaan untuk mempublikasi renungan Jumaat Agung Tahun 2023 oleh Pendeta Desiana Rondo Efendy M.Th dari GMIT Maranatha Oebufu – Klasis Kota Kupang Timur, Jumat (7/4/2023).
YESUS RAJA DAMAI YANG MENDERITA DAN MATI BAGI UMATNYA
Matius 27:32-61
Pengantar
Jumat agung adalah peringatan akan kematian kristus di salib. Umat Kristen merayakan dan memperingati kematian Yesus dalam kepastian akan hidup dan pembebasan yang diberikan Yesus bagi dunia. Kematian Yesus membawa pesan pembebasan, dosa dunia di tanggung dan di bebaskan dalam Yesus. Penderitaan dan kesulitan secara fisik dan psikis di tanggung Yesus dalam misi penyelamatan bagi dunia. Yesus menyelesaikan tugas dan misinya membawa perdamaian bagi dunia dan seluruh ciptaan.
Penjelasan Teks
Peristiwa penyaliban adalah peristiwa penting dalam merefleksikan iman kita bagi karya keselamatan yang diberikan Yesus. Dihadapan mahkamah agung yesus di adili menurut hukum agama yahudi (matius 26:51-68). Yesus diludahi , di hina, di pukul dan diserahkan kepada Pilatus di vonis hukuman mati dan , di telanjangi, diberikan penghinaan dengan mahkota duri di atas kepalanya, diolok olok, diludahi dan membawa Yesus untuk di salibkan (matius 27: 27-31). Mengapa Yesus disalibkan, ada dua tuduhan utama yang tertulis dalam pasal 26:59-66, pertama, Yesus akan merubuhkan bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari, yang kedua, mengaku bahwa Dia adalah Anak Allah. Mereka sangat marah dengan perkataan Yesus bahwa Dia akan menghancurkan bait Allah, dan akan membangunnya dalam 3 hari. Bait Allah adalah pusat kehidupan religius orang Yahudi dan saat itu bait Allah secara politik adalah simbol identitas bangsa Yahudi, bait Allah adalah simbol keha diran Allah bersama umatNya. Yesus yang merupakan anak tukang kayu berani berkata hendak menghancurkan bait Allah, dalam tiga hari akan dibangun kembali, Yesus harus disalibkan karena berani menantang otoritas dari imam-imam kepala. Memikul salib yang berat sampai ke golgota adalah hal terpentting dalam sejarah hidup Yesus sebagai anak manusia dan anak Allah. Kebesaran kuasa Allah nyata dalam salib kristus. Dalam memikul salib dan penderitaan, anak Allah sendiri melakukan karya bagi dunia
Matius 27:1- 44 , mereka membawa Yesus untuk di salibkan. Seorang dari kirene simon memikul salib bersama Yesus. Mereka sampai di Golgota artinya tempat tengkorak “ GOLGOTA merupakan kata bahasa Aram (Golgotha, from Aramaic ‘gulgalta’, ‘a skull’); dalam bahasa Latinnya adalah CALVA / CALVARIUM (dan dari kata ini diturunkan kata CALVARY), yang artinya adalah ‘tempat tengkorak’. Yesus disalib dan mengalami penderitaan sebagai anak manusia , mereka membagi pakaiannya dengan membuang undi, diberi minum anggur bercampur empedu yang pahit, diolok olok dan disalib bersama 2 penjahat/penyamun di kiri dan kanannya. Hukuman salib pada waktu itu bagi penjahat besar dan yesus disalib sebagai sebuah penghinaan. Orang lain Ia selamatkan, tetapi ia tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri. Rasa nyeri yang dialami Yesus tidak tertahankan dalam kondisi tubuh fisik jasmaninya.
Ayat 45-56; mulai jam 12 kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam 3 . berserulah yesus dengan suara nyaring : Eli Eli lama sabakhtani “ Allahku Allahku mengapa engkau meninggalkan aku”. Kegelapan melambangkan murka Allah karena Yesus yang tidak bersalah menjalani kematian dengan cara keji yang di buat oleh manusia. Kematian Tuhan Yesus adalah fakta sejarah, ada bukti lengkap yang menunjukkan bahwa penyaliban dan kematian Tuhan Yesus adalah peristiwa nyata dalam sejarah, bukan fiksi. Perjalanan Tuhan Yesus memikul salib menuju Golgota, proses penyaliban, penjagaan oleh tentara di bawah salib, hingga kematian-Nya. Bukti sejarah lain yang tak terbantahkan adalah adanya daftar panjang saksi mata dengan latar belakang berbeda dari peristiwa tersebut. Para saksi mata hadir di sana dengan berbagai kepentingan, mulai dari Simon dari Kirene yang dipaksa memikul salib, para tentara yang menjalankan tugas, para pemimpin agama yang membenci Dia, para penyamun yang disalib bersama-Nya, hingga para pengikut-Nya, yakni para murid dan beberapa perempuan, termasuk ibu-Nya sendiri. Semua bukti sejarah di atas dengan tegas mengkonfirmasi bahwa kematian Tuhan Yesus adalah fakta sejarah.
Kematian-Nya menggoncangkan alam semesta melalui peristiwa supernatural, yakni gempa bumi, bukit terbelah, kuburan terbuka dan orang kudus bangkit, serta matahari berhenti bersinar selama tiga jam (lihat Luk. 23:44). Ekosida : kematian Yesus Kristus , keselamatan bagi ciptaan . Di tengah gemuruh penduduk bumi yang sibuk terdengar ratap merintih ekosistem terluka. Kerusakan ekstensi destruksi / bangunan menghilangkan kehidupan , membuyarkan perdamaian dalam seluruh bagian alam semesta. Ekosida adalah hilangnya ekosistem sedemikian rupa sehingga akan atau sesudah menghilangkan kehidupan yang damai dari para penghuni bumi dan alam semesta. Dalam konteks Indonesia ekosida terjadi secara massif akibat aktivitas manusia , khususnya saat ini industry sebagai bagian dari ekses program pembangunan tidak memperhatikan aspek berkelanjutan bagi bumi dan semua ciptaan.[1] Keberlangsungan hidup kita ada pada harmonisasi alam dan manusia. Manusia yang tamak dan serakah menelanjangi semua karya penebusan Allah dalam Kristus. Kematian Tuhan Yesus menggetarkan hati dunia. Ekosida di tiap sudut bumi merenggut kehidupan tak berdosa. Kematian Yesus memulihkan relasi antara manusia dengan Allah yang ditandai dengan terbelahnya tabir Bait Suci dari atas hingga ke bawah. Dengan mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban penebus dosa, Tuhan Yesus membuka sebuah akses baru bagi setiap orang percaya untuk dapat datang kepada Allah. Keegoisan kita membuat kita saling membunuh ekosistem yang kita tinggali bersama. Teriakan salibkan Dia, salibkan Dia membutakan mata hati dan membunuh cinta kasih Allah bagi dunia. Alam semesta terluka dan merana. Alam semesta adalah tempat suci segenap ciptaan beribadah dan menarikan tarian kehidupan. Tiap ciptaan bernilai , berharga dalam masing masing karyanya. Seperti Yesus yang disalib dan mati, semesta bumi pun tersalib dan merana. Eli Eli lama sabakhtani adalah tangisan alam yang kehilangan nilai dan jiwa karena kau dan aku tidak lagi menjaga mereka yang lara dan sekarat di jajah dan di tindas oleh penguasa dunia. Yesus berseru dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawaNya bagi keutuhan ciptaan , dunia dan segala isinya.
Refleksi dan Aplikasi
Kematian Yesus menjadi bagian dalam pendamaian bagi dunia dan alam semesta . Yesus sang raja damai yang menderita dan mati bagi dunia mengajak kita membawa pesan perdamaian bagi dunia. Ada catatan penting bagi kita semua apa sumbangsih dan kontribusi kita membawa dan menghadirkan perdamaian di tengah tengah dunia yang menderita. Salibkan egoism kita karena keegoisan membunuh hati Nurani manusia dan membutakan mata hati manusia. Membalut luka memang mudah tetapi mengobati luka perlu proses dan bekas luka itu tidak dapat hilang. Bekas luka hati hanya hilang oleh pengampunan dan pertobatan.(FKK03)