Kupang, FKKNews.com – Shalom sahabat sepelayanan, selamat menikmati pemeliharaan Tuhan dan Selamat mempersiapkan Ibadat Minggu 14 Mei 2023 bagi seluruh Jemaat Kristen dan Jemaat Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT). Media FKKNews mendapat kepercayaan untuk mempublikasi renungan ibadat Minggu 14 Mei 2023 oleh Pendeta Desiana Rondo Efendy M.Th dari GMIT Maranatha Oebufu – Klasis Kota Kupang Timur, Minggu, (14/5/2023).
Bacaan : Daniel 1:1-21
Beriman di Tengah Gempuran Budaya Populer
Pengantar
Dalam bulan budaya Gmit kita diajak berefleksi , beriman di tengah gempuran budaya popular. Apa itu budaya pop? Secara etimologi, Budaya pop (cultural popular), berasal dari bahasa Spanyol & Portugis, memiliki makna yaitu merupakan unsur kebudayaaan yang bersumber dari rakyat. Menurut KBBI, budaya merupakan hasil kreasi masyarakat diwujudkan dalam kebudayaan yg ditampilkan dengan-cara lebih banyak didominasi, serta didukung dengan pertumbuhan teknologi buatan, & penggandaan masal, dengan tujuan dapat lebih gampang diakses oleh seluruh lapisan penduduk tanpa adanya batasan ruang & waktu. Salah satu ciri budaya pop adalah menjadi tren dalam kehidupan dan disukai oleh banyak masyarakat. Mampu beradaptasi dengan kondisi, mempertahankan karekteristiknya/keunikannya, menghasilkan profit/keuntungan. Berdasarkan perspektif ekonomi, budaya populer berpeluang menghasilkan laba dlm bentuk materi yg besar bagi industri yg mendukung keberlangsungannya. Media dan teknologi punya peran untuk menyalurkan budaya pop ini . bagi masyarakat modern , belanja /shopping adalah budaya pop pengisi waktu luang dan market yang menguntungkan. Music pop dan life style Korean pop boy band/girl band black pink jadi tren dan di sukai oleh masyarakat. Budaya lokal dan kearifan lokal tumbuh dan berkembang serta dimiliki dan diakui oleh masyarakat suku bangsa setempat/ suku atau daerah tertentu karena warisan turun-temurun yang dilestarikan. Tanah Timor memiliki budaya dan kearifan lokal yang juga diwariskan dan di pelihara dengan baik melalui tutur, tarian dan musik tradisional sebagai warisan budaya dan warisan iman bagi generasinya. Hari ini dalam post modernisasi gereja dan budaya berada dalam gempuran, gesekan. Mari kita melihat warisan iman ditengah gempuran budaya popular melihat cerita Daniel dalam konteks masa kini untuk menjadi pembelajaran bagi kita. Daniel yang berpegang teguh pada iman nya menolak ritus dan makanan persembahan dari budaya babel untuk keberlangsungan hidup dan karyanya di istana. Dengan segala kemudahan yang diberikan dan jabatan yang ditawarkan , Daniel dan 3 temannya tetap menjaga tradisi dan budayanya dengan warisan iman yang diajarkan kepadanya.
Penjelasan Teks
Ayat1-6; Ketika Allah memberikan kemenangan atas Yoyakim kepada Nebukadnezar pada tahun 605 SM, raja Babel ini membawa beberapa perkakas rumah Allah dan juga beberapa bangsawan pilihan. Sejak kehancuran Niniwe 7 tahun sebelumnya, kerajaan Babel berkembang demikian pesat sehingga mereka kekurangan tenaga terpelajar dari bangsanya sendiri untuk menjalankan pemerintahan; karena itu Nebukadnezar memilih pemuda-pemuda tampan, sehat, dan terpelajar dan membawa mereka ke Babel untuk mengajarkan kebudayaan dan bahasa Babel kepada mereka sehingga dapat dipakai dalam melayani kerajaan. Di antaranya terdapat DanieL,hannya,Misael,azarya.
Ayat 7-16 ; Supaya diterima sebagai pegawai raja, Daniel dan kawan-kawannya memerlukan kewarganegaraan Babel; hal ini terlaksana dengan memberi mereka nama Babel. Bangsawan muda Daniel (“Allah adalah hakimku”) dinamainya Beltsazar (“Bel, [dewa tertinggi Babel], melindungi hidupnya”); Hananya (“Tuhan menunjukkan kasih karunia”) dinamainya Sadrakh (“Hamba Aku,” yaitu dewa bulan); Misael (“Siapa yang setara dengan Allah?”) dinamainya Mesakh (“Bayangan pangeran” atau “Siapa ini?”); dan Azarya (“Tuhan menolong”) dinamainya Abednego (“Hamba Nego,” yaitu dewa hikmat atau bintang fajar). Sebagai penduduk Babel mereka kini mempunyai tanggung jawab resmi. Sekalipun memperoleh nama-nama baru ini, para pemuda Ibrani ini menetapkan bahwa mereka akan tetap setia kepada Allah yang esa dan benar. Budaya dan tradisi Babel, membawa orang hidup dalam penyembahan berhala. Dapat dipastikan bahwa apa yang diajarkan kepada Daniel dan kawan-kawannya sering kali bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip kebenaran Allah. Makanan dan anggur yang diberikan kepada mereka adalah sama dengan yang disajikan kepada raja — makanan dan anggur yang mungkin telah dipersembahkan kepada berhala. Memakan makanan itu berarti melanggar hukum Allah; minum anggur itu berarti menumpulkan pikiran mereka karena pengaruhnya yang memabukkan. Daniel telah berketetapan sejak semula untuk tidak menajiskan dirinya; ia tidak akan mengorbankan pendiriannya sekalipun itu berarti kematiannya. Daniel tidak lagi memiliki orang-tua untuk membimbing dirinya dalam mengambil keputusan; tetapi kasihnya kepada Allah dan hukum-Nya telah begitu tertanam di dalam dirinya sejak anak-anak sehingga ia ingin melayani Allah dengan sepenuh hatinya. Ayat 9 , Allah mengaruniakan kasih sayang kepada Daniel melalui pemimpin pegawai istana. Terjadi percakapan antar Daniel dan penjenang itu 10 hari adalah waktu yang ditetapkan untuk melewati ujian makan minum kerajaan dengan mengganti sayuran sebagai makanan mereka. Keadaan mereka lebih sehat dari pada orang muda yang memakan santapan raja.
Ayat 17-21; Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian kepada Daniel,hananya, Misael dan azarya. Mereka diberikan berbagai hikmat ,bahkan Daniel dikarunai berbagai penglihatan dan mimpi. Dan Ketika tiba waktunya mereka dibawa menghadap raja Nebukadnezar untuk bercakap cakap/ wawancara. Mereka berempat lebih unggul dari yang lain dalam hikmat dan pengetahuan, mereka 10 kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi/mimpi di seluruh kerajaan. Dalam segala hal yang membutuhkan pertimbangan dan kebijaksanaan raja selalu meminta pendapat dari 4 orang pemuda ini. ke empat pemuda ibrani ini hidup dalam perlindungan dan kasih sayang Allah.
Refleksi dan Aplikasi
Beriman di tengah gempuran budaya popular menjadi refleksi kita bersama :
Budaya pop yang di hadapi oleh Daniel dan 3 temannya adalah soal makan minum, profit/keuntungan yang akan di dapat kalau ikut budaya babel dalam penyembahan berhala. Ada laba yang di dapatkan kalau mereka tidak punya prinsip hidup. Tetapi Daniel dan teman temannya punya prinsip hidup , ketaatan dan kesetiaannya kepada Allah yang dipercaya menyelamatkan Daniel. Kasihnya kepada Allah menjadi warisan iman yang dipelihara dalam dirinya sebagai orang ibrani.
Allah memberi kasih sayang kepada mereka lewat penjenang orang babel, Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian, Allah memberikan hikmat sehingga mereka lebih unggul dari yang lain. 10 kali lebih cerdas dari semua orang. Daniel dan teman temannya di perlengkapi oleh Allah karena mereka memelihara warisan iman dan punya komitmen dalam hidup. Tuhan menghargai komitmen dan hidup orang orang benar. Di tengah-tengah pengaruh godaan kenikmatan Kerajaan Babel, mereka berdiri teguh. Generasi muda sekarang ini pun dikelilingi oleh berbagai macam godaan kepuasan diri sendiri. Baik di kota dan di desa setiap bentuk kepuasan sensual dibuat mudah dan mengundang Hasrat hati manusia. Mereka yang hidup seperti Daniel dan menolak untuk mencemari diri, akan menuai upah dari penguasaan diri. Kebersihan pikiran Daniel dan keteguhan tujuannya memberi kekuatan dalam memperoleh hikmat dan mengatasi cobaan. Disiplin dalam menjaga kesederhanaan dan dalam kehidupan doanya. (FKK03)