“Belajar dari Penderitaan untuk Menghadirkan Transformasi” Renungan Jemaat GMIT, Minggu Sengsara ke IV 12 Maret 2023 

Kupang, FKKNews.com – Selamat memasuki Minggu Sengsara ke-IV bagi seluruh Jemaat Kristen dan Jemaat Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT). Tim FKKNews.com mendapat kepercayaan untuk mempublikasi renungan Minggu Sengsara ke IV oleh Pdt. Desiana Rondo-Effendy, M.Th dari GMIT Maranatha Oebufu-Klasis Kota Kupang Timur, Minggu (12/3).

Bacaan : Yesaya 52:13-53:12

Pengantar

Jalan penderitaan bukanlah hal yang mudah. Jalan penderitaan juga tidak dikenal di  dunia. Tetapi Yesus memilih jalan penderitaan menjadi bagian yang memenangkan dunia, melalui penebusannya dunia diselamatkan. Seperti yang dikatakan dalam Yesaya pasal 52:10 “ Tuhan telah menunjukan tanganNya yang kudus di depan mata semua bangsa, maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah kita. Allah yang menderita memberikan penebusan dan keselamatan bagi dunia. Tuhan berjalan di depanmu itu yang dikatakan Yesaya untuk menguatkan umatnya.

Belajar berjalan bersama Tuhan menolong kita menghadapi tantangan dan kesulitan melewati penderitaan dan sukacita.  Apa itu penderitaan ?  dan apa sebab orang menderita? Ini sebuah pertanyaan yang perlu di jawab oleh setiap pembaca firman?. Bacaan kita tentang hamba Tuhan yang menderita mengajak kita belajar dari penderitaan untuk keluar sebagai pemenang dengan motivasi dan tekad yang kuat. Ada transformasi “ perubahan yang baik dimulai dari dalam diri sendiri “ untuk melanjutkan hidup.

Penjelasan Teks

Yesaya 52:13 -53:1-12 mengingatkan kita sejarah hidup beriman umat Allah. Dalam pembuangan di babel syair pujian yang dilantunkan yesaya mengingatkan umat yang mengalami penderitaan tidak hopples “hilang pengharapan”. Panggilan itu membawa seorang hamba menghadapi tantangan dan penderitaan. Cerita kesengsaraan dan penderitaan itu dimulai dengan sebuah pernyatan hambaku akan berhasil, di tinggikan dan di muliakan ( yesaya 52:13), inilah berita kemenangan dan sukacita bagi orang percaya. Bukan kesengsaraan Tuhan yang menjadi pokok syair ini , melainkan keselamatan yang “hamba Tuhan” kerjakan melalui penderitaanNya. [1] Di tengah kisah sengsara / suffering “ penderitaan” terdengar suara orang yang menyadari kesalahannya dan masuk dalam pertobatan. Hamba yang menderita menanggung kesalahan kita.

Yesaya 52 ayat 13-15 ; mengakomodir penjelasan dari yesaya 52:1-12, tuhan kembali ke Sion dalam sejarah karya penyelamatan memberikan penebusan. Penderitaan seorang hamba membawa kehidupan baru dalam pembaharuan “transformasi” yang dibuat Allah sendiri melalui Yesus anak Tunggal Allah. Tuhan tidak berdiam diri terhadap umatNya dan dunia ciptaanNya. Karya penyelamatan itu melibatkan semua komponen, dunia dan segala isinya. Ada misi yang dijalankan oleh hamba Tuhan sendiri pada saat yang sulit dan tantangan yang tidak mudah untuk dihadapi. Allah meninggikannya, banyak orang tertegun, ia membuat tercengang “ heran/takjub, kagum dan mengakui kemahakuasaan Allah. Banyak bangsa sampai tidak bisa mengatupkan  mulutnya akan kekaguman karya Allah yang dashyat lewat hambanya.  Anugerah dan kemuliaan kasih Allah dinyatakan untuk mereka melihat dan memahami kasih Allah. Ayat 15 ; sebab apa yang tidak diceritakan  dilihat dan apa yang tidak pernah di dengar di pahami.

Yesaya 53 ayat 1-5 menegaskan tentang berita hamba tuhan yang menyelamatkan. Ayat 1 , siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar? Kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan di nyatakan? Kata tanya siapakah ? harus dijawab oleh setiap pribadi untuk percaya dan melihat karya Tuhan tanpa paksaan tetapi dengan komitmen iman dihidupnya. Berita yang dimaksud disini adalah  berita injil “ Firman” yang dinyatakan dalam diri Yesus.

Ayat 2-5 ;ayat 2  sebagai taruk ia tumbuh di hadapan Tuhan; tunas dari tanah kering ; taruk dalam terjemahan inggris tender shoot ‘ tunas muda/ tunas baru  “. Tunas “ root” berakar di tanah kering tidak ada yang memperhatikan dan syair yesaya mengatakan semaraknya tidak ada sehingga kita memandangnya dan menginginkannya. Artinya secara harafiah tidak ada orang yang tertarik dan mau memperhatikan hamba Tuhan itu. Joas adiprasetya  mengatakan Allah sendiri merengkuh penderitaan itu dalam tubuhnya. Ia menghadirkan kasih dan Rahmat bagi bagi manusia dan semua ciptaan yang  menderita”rapuh”. Yesus di gambarkan sebagai “taruk” dan “tunas “ dari tanah kering yang bertumbuh di hadapan Tuhan. Gambaran ini adalah tentang tanaman lembut yang sedang tumbuh di lahan yang tandus/ kering. Tanah kering adalah penolakan terhadap tunas lembut yang sedang tumbuh. Dengan demikian situasi social politik ekonomi dalam pembuangan di babel menjadi tantangan dan kesulitan bagi misi seorang hamba yang mendampingi umat Israel sebagai tunas lembut yang sedang bertumbuh[2]

Ayat 3-5 mengatakan kesengsaraan dan penderitaan menjadi bagiannya. Ia di hina, dihindari, sengsara, sakit, orang tidak mau melihatnya dan tidak diperhitungkan/ tidak dihargai/dihormati. Hamba itu tidak dipandang, di kucilkan/ diasingkan seperti pesakitan (bisa baca dalam mazmur 22:6-7) bagi kita pun ia tidak masuk hitungan. Segala bentuk penderitaan Yesus sebenarnya menggambarkan penderitaan  kita. “sesungguhnya penyakit kitalah yang di tanggungnya. Dosa manusia  adalah penyakit yang di tanggung yesus sebagai pesakitan yang menderita. Yesus menjalani semua bentuk sakit sebagai manusia, di tolak, kehausan, miskin, tertindas, di hina, dianiaya, menjadi korban ketidak adilan, kejahatan disiksa dan di tindas dan ditikam oleh pemberontakan manusia dalam dosa. Ayat 6-12 ; cerita sengsara hamba tuhan karena  kita menjadi umat yang tersesat dan masing masing mencari jalannya sendiri. Ini soalnya? Manusia tersesat dan terjebak pada apa yang bisa memuaskan keinginannya sendiri. Yesus tidak ingin kita menjadi domba yang sesat, yesus panggil pulang dan cari yang sesat dengan menimpakan kejahatan kita kepada Nya. Ayat 7  dia dianiaya tapi tidak mebalas dengan caci maki, tidak membuka mulutnya, dibantai habis habisan tanpa membela dirinya, dikuliti /digunting bulunya ditelanjangi . di ayat 7 ada 1 kalimat yang di ulangi sampai 2 kali “ tidak membuka mulutnya” terhadap orang yang menindasnya. Apakah Yesus pasrah dan tidak bisa melawan? Yang mau di sampaikan kepada kita sebagai  pembaca adalah sikap rendah hati dan wujud ketaatan Yesus terhadap perintah bapanya. Dimana orang lain melawan, bersungut sungut , Hamba Tuhan itu bertahan sampai akhir pada kehendak Bapa  ( ayat 10) sebagai kurban penebus salah, sesudah kesusahan akan terlihat terang. Terang disini adalah pernyataan symbol “ kebenaran firman” hanya orang yang berjalan dalam kebenaran akan melihat Tuhan. Hambaku itu sebagai orang yang benar  akan membenarkan banyak orang dengan hikmatNya (ayat 11).Kehendak Tuhan di nyatakamn dalam Yeus dan berhasil dicapai

[1] Kitab yesaya pasal 40-55, Maria Claire Barth Formel  M. Th; BPK GM 2010, hal 310

[2] Pdt Joas adiprasetya , gereja pasca pandemic merengkuh kerapuhan

Refleksi dan Aplikasi

Hidup adalah belajar dan manusia harus berjuang “ survive”  menjalani hidupnya. Belajar berjalan bersama Tuhan tidak mudah , ada penderitaan, kesulitan dan banyak tantangannya. Tetapi ketika kita menderita sesungguhnya kita sedang belajar melihat manusia dalam kemanusiaan kita untuk belajar melihat pertolongan Tuhan.

Belajar dari cerita penderitaan Yesus menolong kita memperbaharui hidup dalam pertobatan karena kita sudah mendapat penebusan dan keselamatan dari Allah dalam Kristus. Belajar dari penderitaan untuk menghadirkan transformasi memberi 2 catatan penting bagi kita:

Belajar rendah hati adalah kunci menghadapi penderitaan. Kita tidak bisa menghindari penderitaan tetapi harus menghadapi penderitaan dengan satu jawaban Kesetiaan Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dunia dan manusia bisa berubah dan merubah kita tetapi kesetiaan Tuhan tidak pernah berubah.

Penderitaan memberi pelajaran berharga untuk menghargai waktu hidup dan menggunakannya dengan baik. Gereja berhadapan dengan tantangan dan kesulitan plus penderitaan. Persoalan yang kita hadapi membuat kita bertumbuh dan menjadi pribadi yang makin kuat. Punya daya juang dan resiliensi untuk bangkit dari kegagalab, kejatuhan dan bertranformasi dari dalam diri sendiri untuk memotivasi dan menginspirasi orang lain menghadapi hidup.

Salam dan doa beserta. Pdt Desiana Rondo – Effendy ( GMIT Maranatha oebufu , Klasis Kota Kupang Timur).

Hot this week

“Sabar Menderita Karena Kebenaran Kristus” Minggu sengsara III , 25 februari 2024

Shalom. Sahabat sepelayanan selamat menikmati pemeliharaan Tuhan dan selamat...

Ngaku Bisa Loloskan Siswa ke SMAN 1, Guru PNS di Kota Kupang Tipu 9 Ortu

Kupang, FKKNews.com - Oknum Guru di kota Kupang atas...

Kasus Pembunuhan terhadap Mahasiswa Asal Alor Bukan Berawal Dari Syukuran Pesta Wisuda, Berikut Penjelasan dari AKP Jemy Noke

Kupang, FkkNews.com - Kasus pembunuhan yang terjadi di Kelurahan...

Tepati Janji Kampanya, Wali Kota Kupang Christian Widodo Wujudkan Program Liang Kubur Gratis

Kupang, FKKNews.com - Pemerintah Kota Kupang mewujudkan salah satu...

Ketua Umum Partai Nasdem Surati KPU RI Terkait Pengunduran Diri Caleg DPR RI Ratu Wulla Saat Rekapitulasi Nasional

Jakarta, FKKNews.com - Saksi dari Partai Nasdem menyampaikan surat...

Prof. Apris Adu Daftar Sebagai Calon Rektor : Siapkan 6 Program Strategis Untuk Undana Sehat dan Berdampak

Kupang, FKKNews.com - Pemilihan Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana)...
spot_img

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img