Kupang, FKKNews.com – Pemilihan Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) periode 2025–2030 semakin hangat diperbincangkan. Salah satu calon kuat, Prof. Dr. Apris Adu, hadir membawa gagasan besar yang dikemas dalam Spirit “UNDANA SEHAT”, akronim dari Setara, Empati, Harmonis, Adil, Transparan. Spirit ini berpadu dengan spirit “UNDANA BERDAMPAK” saat ini yang diarahkan untuk menciptakan universitas berkelas dunia yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) sekaligus memberi kontribusi nyata bagi dunia.
Menurut Prof. Apris, konsep “UNDANA SEHAT” bukan sekadar jargon. “SEHAT” di sini adalah pondasi tata kelola yang menumbuhkan kepercayaan dan kebanggaan, baik di internal kampus maupun di mata publik. “Kita ingin Undana menjadi ruang di mana semua elemen merasa setara dalam kesempatan, penuh empati terhadap tantangan setiap civitas, harmonis dalam kerja sama, adil dalam kebijakan, dan transparan dalam setiap keputusan,” jelasnya.
Penguatan Tata Kelola Kampus Berbasis Digital
Dalam pernyataannya, Prof. Apris menegaskan bahwa penguatan tata kelola berbasis digital menjadi langkah strategis menghadapi tantangan era 5.0. Transformasi ini mencakup digitalisasi seluruh layanan akademik, keuangan, sumber daya manusia, hingga pengelolaan aset kampus.“Dengan sistem digital yang terintegrasi, kita bisa meminimalisir tumpang tindih administrasi, memangkas birokrasi, dan memberikan kemudahan bagi mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Ini bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga membangun akuntabilitas,” ujarnya.
Prof. Apris menambahkan, digitalisasi akan menjadi pintu masuk untuk menciptakan kampus yang transparan. Data akademik, penelitian, keuangan, dan program kerja dapat diakses secara jelas, sehingga publik bisa menilai kinerja Undana secara objektif.
Peningkatan Mutu Layanan Akademik
Salah satu fokus utama Prof. Apris adalah meningkatkan kualitas layanan akademik. Prof Apris menilai, Undana harus memberikan pengalaman belajar yang kompetitif dengan standar internasional. Program dimaksud dapat meliputi : Penguatan kapasitas dosen melalui sertifikasi internasional, pelatihan berbasis riset mutakhir, dan pertukaran akademik, Peningkatan kualitas kurikulum agar selaras dengan perkembangan industri, teknologi, dan kebutuhan masyarakat lokal, Pemanfaatan platform pembelajaran daring-hybrid untuk memperluas akses belajar bagi mahasiswa di wilayah kepulauan. “Kita tidak ingin mahasiswa hanya lulus dengan ijazah, tapi juga membawa keterampilan global yang relevan dengan perkembangan dunia kerja,” tegasnya.
Kolaborasi Lintas Disiplin dan Internasionalisasi Kampus
Prof. Apris memandang kolaborasi lintas disiplin sebagai strategi penting untuk mencetak lulusan adaptif. Saya mendorong terbentuknya research cluster yang melibatkan berbagai bidang, mulai dari ilmu kelautan perikanan, pertanian lahan kering, kesehatan, teknologi informasi hingga mekanisasi untuk menghidupkan peluang industry. “Masalah-masalah global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kesehatan masyarakat tidak bisa diselesaikan oleh satu disiplin ilmu saja. Butuh kolaborasi, dan Undana harus menjadi pusat pertemuan ide-ide itu,” katanya.
Di tingkat internasional, Prof. Apris berkomitmen memperluas jejaring kerja sama dengan universitas mitra di Asia, Eropa, dan Pasifik. Target saya, Undana menjadi destinasi akademik bagi mahasiswa dan peneliti luar negeri yang tertarik pada studi kelautan tropis, pertanian lahan kering, dan budaya lokal NTT.
Dukungan terhadap Pariwisata Berbasis Lokal di Kepulauan dan Lahan Kering
Sebagai akademisi yang memahami potensi wilayah NTT, Prof. Apris mengaitkan visi kampus dengan pengembangan pariwisata berbasis lokal. Menurutnya, Undana dapat memainkan peran strategis dalam mengembangkan sektor ini melalui riset, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat. “NTT punya dua kekuatan unik: pariwisata kepulauan dengan keindahan bahari dan pariwisata darat berbasis lahan kering. Undana bisa hadir memberi nilai tambah melalui inovasi produk lokal, pelatihan SDM pariwisata, dan penguatan narasi budaya,” jelasnya. Prof Apris mencontohkan riset pengelolaan ekowisata di Pulau Kera atau pengembangan paket wisata agro di wilayah Timor Tengah Selatan yang dapat menjadi laboratorium hidup (living laboratory) bagi mahasiswa.
UNDANA BERDAMPAK: Sejahtera untuk NTT dan Dunia
Gabungan dari seluruh gagasan ini terangkum dalam misi UNDANA BERDAMPAK, yaitu Universitas yang Berdampak untuk Dunia dan Sejahtera untuk Semua. Prof. Apris menegaskan, ukuran keberhasilan seorang Rektor bukan hanya peningkatan peringkat kampus, tetapi juga dampak nyata yang dirasakan masyarakat. “Ketika Undana mampu menghadirkan solusi bagi masalah kemiskinan, stunting, dan keterbatasan akses pendidikan di NTT, sekaligus berkontribusi pada diskursus global, maka kita sudah berada di jalur yang benar,” tegasnya. Dengan visi ini, Prof. Apris berharap Undana menjadi motor penggerak kemajuan daerah dan pusat inovasi yang diakui dunia.
Dukungan dari Akademisi dan Masyarakat
Sejumlah akademisi menilai gagasan Prof. Apris memiliki kekuatan karena memadukan nilai-nilai kemanusiaan dengan strategi pengembangan kampus yang terukur. “Pendekatan SEHAT ini relevan, karena tata kelola yang adil dan transparan adalah fondasi dari universitas yang maju,” ujar salah satu dosen senior. Dukungan juga datang dari tokoh masyarakat yang melihat komitmen Prof. Apris pada pemberdayaan lokal. “Kalau Undana serius membantu sektor pariwisata dan pertanian lahan kering, itu akan langsung berdampak pada ekonomi warga,” ungkapnya.
Dalam peta persaingan calon rektor, Prof. Apris Adu muncul sebagai figur dengan visi holistik: membangun Undana yang sehat secara tata kelola, unggul dalam akademik, kuat dalam kolaborasi, dan berdampak luas bagi masyarakat. Dengan Spirit UNDANA SEHAT, UNDANA BERDAMPAK, Prof Apris tidak hanya menawarkan program kerja, tetapi juga sebuah gerakan untuk menjadikan Undana sebagai universitas global yang menyejahterakan NTT dan dunia.(*FKK03)