Kalabahi, FkkNews.com – Tindakan tindak pidana pengeroyokan yang mengakibatkan kematian seorang pemuda asal pantar atas nama Agustinus Ratu (18), di Desa Petleng, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Provinsi NTT pada Rabu, 22 Januari 2025 mendapatkan kecaman dan perhatian serius dari publik alor dan berbagai organisasi kepemudaan terhadap pelaku pembunuhan.
Diketahui, pada waktu kejadian itu langsung mendapat perhatian dari kepolisian yang bertindak cepat kurang dari 1×24 jam, Satuan Reskrim Polres Alor berhasil mengamankan 9 terduga pelaku pengeroyokan. Langkah cepat ini mencerminkan komitmen Polres Alor untuk menegakkan hukum dan memastikan proses hukum berjalan sesuai ketentuan. Kasus pengeroyokan ini dilaporkan ke pihak kepolisian dengan nomor LP/B/25/1/2025/SPKT/Polres Alor/Polda NTT, tanggal 22 Januari 2025.
Terkait kejadian kejahatan tindak pidana itu, Ketua Organisasi Gerakan Mahasiswa Pantar Timur (Gemparti) Adrianus Bolang melalui aksi demonstrasinya di Polres Alor berharap sembari menegaskan kepada Kapolres Alor agar kasus pengeroyokan yang merenggut nyawa korban Agustinus Ratu segera di usut tuntas dan pelaku benar-benar diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
“Saya berharap kepada Kapolres Alor dan jajarannya agar kasus pembunuhan terhadap korban atas nama adik kami Agustinus Ratu segera disikapi dengan tegas dan harus menghukum pelaku utama dan mereka yang terlibat dalam kasus ini segera di proses dan dihukum setimpal sesuai dengan perbuatannya,” tegas Mantan Ketua Gemparti, Onisius Sir saat melakukan audiensi bersama Kasat Reskrim pada kamis, (23/01/2025).
Sebelumnya, berdasarkan rilisan dari akun media Facebook Polres Alor bahwa, menurut keterangan salah seorang saksi, Ardi Elimelek Sia, kejadian bermula sekitar pukul 16.00 WITA, ketika saksi, dan korban Agustinus Ratu bersama dua temannya, Isak Prabila dan Janu, sedang duduk dan meminum minuman keras di Desa Petleng.
Saat itu, saksi melihat terduga pelaku GK yang tidak mengenakan baju, kemudian Janu dan Isak mengatakan kepada terduga pelaku GK “turun ko pake baju”, dan dijawab oleh GK, “Saya turun baru saya dengan kaka dorang naik.” Sekitar 20 menit setelah itu, GK bersama dengan delapan terduga pelaku lain datang, dan langsung mengejar saksi dan teman-temannya. Namun saksi berhasil lari dan pulang ke rumahnya.
Setelah beberapa saat, saksi kembali ke tempat kejadian dan menyaksikan korban Agustinus Ratu terluka parah dan berlumuran darah. Korban segera dibawa ke RSD Kalabahi oleh warga sekitar, namun tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia. Menurut hasil diagnosa pihak RSD Kalabahi, korban diduga meninggal dunia akibat cedera berat pada kepala. Jenazah korban kemudian dibawa kembali ke rumah duka di Desa Peteleng.
Mendapat informasi kejadian tersebut, Sat Reskrim Polres Alor langsung bergerak cepat untuk melakukan penyelidikan. Hanya berselang beberapa jam, Satuan Reskrim Polres Alor berhasil mengidentifikasi dan mengamankan sembilan orang terduga pelaku yaitu GK, ML, YK, BM, FF, RM, NM, DM, dan MP.
Kapolres Alor yang diwakili oleh Kasat Reskrim IPTU Anselmus Leza, S.H. pada saat menemui masa aksi Gerakan Mahasiswa Pantar Timur di ruang kerjanya kemudian memberikan penjelasan terkait kasus pembunuhan yang terjadi.
“Perlu saya informasikan kepada semuanya, bahwa terkait kasus yang terjadi di Nirwala sementara ini polres alor khususnya satuan reskrim sudah menangani persoalan tersebut, dan sebagai informasi pula kami sudah amankan ada 9 terduga pelaku, dan kami belum melakukan gelar perkara berdasarkan hasil penyelidikan sementara yang dilakukan oleh teman-teman kami,” ujar IPTU Anselmus Leza, Kamis (23/01/2025).
IPTU Anselmus Leza menginformasikan bahwa setelah kejadian, kurang dari 12 jam, teman-teman satuan reskrim bersama teman-teman dari polsek mebung bekerjasama juga dengan teman-teman intelkam, kami bahu membahu dan segera mengamankan 9 terduga pelaku.
“Yang sangat membuat kita sedikit kecewa karena ternyata dari 9 terduga pelaku itu ada terduga pelaku anak dibawah umur, oleh karena ini lewat kesempatan ini saya menyampaikan terhadap seluruh masyarakat yang ada di kabupaten alor, apalagi yang punya anak dibawa umur kalau bisa lebih perketat untuk mendidik dan mengawasi anak-anak kita supaya menghindari konflik-konflik yang terjadi seperti kemarin,” harapnya.
Kasian, lanjut Kasat Anzelmus, masa depan mereka, saya liat itu ada yang masih pelajar SMP, SMA tetapi sudah terlibat dalam peristiwa seperti ini akhirnya masa depan mereka juga menjadi prihatin bagi kita semua.
“Jadi saya minta untuk jangan melihat ujungnya, tetapi justru kita berangkat dari pencegahan-pencegahan sejak dini, dan pencegahan itu berangkat dari kita orang tua,” pungkasnya. (FKK/Eka Blegur).