Menia, FKKNews.com – Wakil Bupati Sabu Raijua, Ir. Thobias Uly, M.Si, menghadiri dan mengikuti Rapat Koordinasi bersama Tim dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, serta Satuan Tugas Penataan Lahan Tambak Garam Kabupaten Sabu Raijua.
Rapat yang berlangsung di Aula Sekretariat DPRD tersebut membahas agenda utama terkait keberlanjutan Program Intensifikasi Tambak Garam di Kabupaten Sabu Raijua, Rabu (19/11/2025).
Rapat koordinasi ini digelar sehubungan dengan pelaksanaan program intensifikasi tambak garam tahun anggaran 2025 oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di mana saat ini pekerjaan fisik telah mulai berjalan di lapangan. Untuk memastikan kelancaran pelaksanaan serta keberlanjutan program, diperlukan sinergi antara Pemerintah Daerah, KKP, dan Satgas Penataan Lahan Tambak Garam.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah mendukung penuh Visi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia: “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045” yang diwujudkan melalui delapan misi pembangunan nasional (Asta Cita). Salah satunya adalah misi ke-2, yaitu memantapkan sistem pertahanan dan keamanan negara serta mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Ia menjelaskan bahwa kehadiran KKP melalui program pengembangan produksi garam di Kabupaten Sabu Raijua merupakan langkah strategis untuk mendukung swasembada garam nasional. Program ini sekaligus menjadi momen bersejarah bagi masyarakat di pulau terluar ini.
Tahun 2025, Kabupaten Sabu Raijua menerima program intensifikasi tambak garam dengan total nilai investasi sekitar Rp 25 miliar, berupa bantuan hibah yang diberikan kepada Koperasi Ai Peringi Rai, koperasi yang menaungi seluruh petambak garam sekaligus pemilik lahan. Program ini dilaksanakan pada luas lahan 45 hektar tambak garam eksisting yang tersebar di 5 kecamatan:
Kelurahan Mebba dan Desa Menia Kecamatan Sabu Barat, Desa Bodae dan Eiada (Kecamatan Sabu Timur, Desa Lobohede Kecamatan Hawu Mehara, Desa Deme, Ledetalo, Halapaji, Eilogo, Waduwalla, dan Desa Raerobo Kecamatan Sabu Liae.
Wakil Bupati menegaskan bahwa dukungan masyarakat pemilik lahan sangat penting untuk menyukseskan program ini. Proses penataan dan intensifikasi harus dilakukan secara arif dan bijaksana agar tidak merugikan pihak manapun. Ia mengapresiasi hasil identifikasi dan sosialisasi sebelumnya yang telah memastikan tersedianya lahan 45 hektar sebagai lokasi program.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa peningkatan produksi hasil laut, pendapatan masyarakat pesisir, serta penguatan partisipasi masyarakat lokal harus berjalan beriringan dengan pelestarian sumber daya alam dan keberlanjutan produksi. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi berbagai potensi untuk mendorong usaha masyarakat pesisir agar semakin berdaya saing, produktif, dan berkelanjutan.
Wabup menekankan bahwa intensifikasi merupakan strategi kunci untuk meningkatkan hasil panen garam yang lebih banyak dan berkualitas, dan langkah ini akan membawa Sabu Raijua lebih dekat pada kontribusi nyata menuju swasembada garam nasional.
Mengakhiri sambutannya, Wakil Bupati mengucapkan terima kasih kepada KKP, khususnya Ditjen Pengelolaan Kelautan, atas kehadiran dan dukungan melalui program intensifikasi tambak garam di Sabu Raijua. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Satgas Penataan Lahan Tambak Garam yang telah bekerja keras mendukung kelancaran program.
“Semoga melalui kerja sama dan komitmen bersama, visi ‘Sabu Raijua Bangkit, Maju, Sejahtera, dan Mandiri’ dapat kita wujudkan. Kiranya Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan bagi kita semua dalam setiap tugas dan tanggung jawab demi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah ini,” ujarnya.(FKK03)
