Kalabahi, FkkNews.com – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Alor mendapatkan apresiasi dan pujian dari publik alor atau masyarakat karena telah menjawab persoalan masyarakat, pasalnya para wakil rakyat ini berada bersama masyarakat ketika masyarakat mengalami masalah, diketahui hal ini terjadi pada Rabu (25/06/2025) ketika KSOP atau Syahbandar Kalabahi tidak mengeluarkan izin pelayaran kepada kapal fery (ASDP) Inerie II yang akan berlayar dari Pelabuhan fery Kalabahi menuju Kupang karena mengangkut penumpang melebihi dari kapasitas angkutan kapal.
Kapal yang dijadwalkan berangkat pukul 12.00 Wita, namun hingga tengah malam belum Berlayar juga. Masalah ini langsung ditindaklanjuti Komisi II DPRD Alor dengan langsung datang ke Pelabuhan Fery Kalabahi untuk melakukan pengecekan dan pertemuan bersama dengan pihak ASDP dan KSOP Kalabahi. Kehadiran para wakil rakyat di pelabuhan itu dari sore hari sekitar pukul 16.00 Wita hingga tengah malam.
Komisi II DPRD Alor yang berada di pelabuhan fery tersebut, yakni Ketua Komisi Lagani Rapid Djou, Wakil Ketua Komisi, Joni Tulimau, Anggota M Mustakhimah Rasyid, Jevon Djojana, Gunakan Bala, dan Nestho Salmai. Mereka menunggu atau bertahan di pelabuhan itu untuk memastikan kepentingan warga tidak boleh diabaikan dalam masalah itu.
Ketua Komisi 2 mengatakan kami sementara melakukan RDP di Kantor kemudian mendapatkan pengaduan dari masyarakat terkait masalah pelayanan di pelabuhan ASDP, katanya kapal Fery tidak jadi berangkat maka kehadiran anggota DPRD untuk membantu, komunikasi untuk koordinasi supaya masyarakat bisa terlayani.
“Nah ketika kami datang, pertama kami ketemu supervisor ASDP, itu pimpinannya, dia kemudian menyampaikan bahwa ada over kapasitas penumpang kemudian dari pihak Syahbandar tidak memberikan izin untuk pelayaran karena pertimbangan keselamatan,” jelasnya.
Dikatakan Ketua Komisi Lagani Rapid Djou, persoalannya di sistem manajemen tiket nya itu, jadi kapasitas kapal kan 100 lebih saja, tidak sampai 200, ini kapal roro ini kan kan sebetulnya untuk muatan kendaraan, penumpang itu mungkin tambahan.
“Akhirnya kita kemudian melakukan negosiasi bagiamana supaya masyarakat jangan dirugikan karena banyak kepentingan, masyarakat inikan misalnya ada yang melanjutkan perjalanan ke Kupang mau lanjut dengan pesawat misalnya, kemudian bisa juga ada yang ikut tes atau lanjut studi ada juga yang anak mau wisuda di kupang dan lain sebagainya,” jelasnya.
Makanya, Lanjut Anggota DPRD Fraksi PPP, kita desak supaya ada alternatif atau solusi, kami tawarkan kalau bisa datangkan armada tambahan, atau bisa koordinasi dengan kapal cepat supaya alihkan sebagian penumpang ke sana, intinya masyarakat alor jangan dirugikan karena kualitas layanan yang buruk.
“Kebetulan tadi saya liat tidak ada, saya coba komunikasi What’s app kemudian beliau datang kemudian berembuk dengan ASDP sama Syahbandar dengan beberapa alternatif. tadi ada beberapa penumpang yang menyatakan untuk tidak berangkat, meminta kembali uang tiket nya,” pungkasnya.
“Jadi kita liat kalaupun mau berangkat ya penumpang harus dikurangi, entah nanti ditangani besok baru berangkat atau seperti apa, jadi malam ini tidak diberangkatkan malam ini, tapi karena ada masyarakat yang punya kebutuhan mendesak harus dicarikan solusi, sementara ini calon penumpang banyak yang sudah pulang. Jadi yang bertanggungjawab tentang keamanan pelayaran ini kan Syahbandar, tugas ASDP hanya menyiapkan armada,” imbuhnya.
Sementara salah satu calon penumpang, menyampaikan kekecewaannya terhadap ASDP dan pihak manejemen lainnya, sebab ia tinggal di gunung yang jauh dari pelabuhan, ia tidak mempersoalkan pengembalian uang tiketnya, akan tetapi dengan kondisi yang sudah larut malam dan mencari ojek untuk pulang ke rumahnya yang membuatnya kecewa dengan pihak ASDP dan manejemen lainnya.
“Saya sempat usul di ASDP, kalau bisa kami yang tinggal di tempat yang jauh, di gunung, kami juga diutamakan, tapi usulan tidak diterima, ini pelayanan yang sangat buruk, ASDP dan manajemen lainnya yang tahu kapasitas kapal sejak awal kok sekarang masyarakat yang jadi korban bagaimana,” pungkas salah satu calon penumpang yang pulang dengan penuh kekecewaan. (FKK/Eka Blegur).