Kupang, FKKNews.com – Shalom, Sahabat sepelayanan selamat menikmati pemeliharaan Tuhan dan selamat mempersiapkan ibadat minggu 27 April 2025 Bagi semua sahabat terkasih, mari kita saling melengkapi dalam menyiapkan bacaan bersama umat. Salam dan doa beserta. Pendeta Desiana Rondo Effendy M.Th dari GMIT Moria Liliba, Klasis Kota Kupang Timur, Sabtu (26/4/2025).
Tema : Kuasa Kebangkitan Kristus Memampukan Kita Untuk Saling Menerima.
Bacaan : Roma 15:1-13
Pengantar
Dalam kepelbagaian ragam suku dan budaya kita adalah satu tubuh Kristus. Konteks jemaat di roma terdapat pengelompokan dalam jemaat kristen yahudi maupun kristen asal yunani tentang perbuatan baik, pembenaran dan keselamatan. Perdebatan soal makan dan minum di pasal 14 di ingatkan agar jemaat jangan menjadi batu sandungan bagi yang lain/ tidak boleh mementingkan kepentingan diri sendiri, tetapi melakukan bagian yang membawa damai sejahtera dan hidup berkenan kepada Allah.
Keutamaan hidup bersama sebagai anggota dari tubuh Kristus yang saling menopang dan melengkapi dan tidak mencari kesenangannya sendiri. Paulus menekankan pentingnya saling menanggung dan menopang dalam hidup bersama. Yang kuat wajib menanggung yang lemah. Konsep keselamatan disini ditekankan pada “kharis ” kasih karunia Allah. Hidup dalam iman percaya bukan hanya terpaku kepada aturan dan adat istiadat. Kristus yang mati, bangkit dan memberikan anugerah keselamatan bagi manusia memberikan teladan dalam hidup dan pelayananannya.
Yesus mengorbankan diri Nya, menderita, dicerca dan menjadi Allah yang merangkul manusia dalam kerapuhannya. Menjadi sahabat yang memikul kita yang lemah dan tak berdaya. Melayani tanpa membedakan, menghancurkan tembok pemisah dan mengakibatkan perseteruan agar umat Allah hidup dalam damai sejahtera. Kuasa kebangkitan Kristus memampukan kita untuk saling menerima dan memberi diantar berbagai perbedaan yang ada.
Penjelasan Teks
Roma 15:1-3, Yesus tidak mencari kesenangan-Nya sendiri.
Yesus tidak berfokus kepada diriNya tetapi memperhatikan kepentingan banyak orang. Ia mengurbankan diri- Nya bagi dunia.
Ayat 4-7, kehadiran-Nya memberkati dunia. Hidup saling menerima dan melayani itulah yg di ajarkan Yesus. Melayani tanpa sekat , tidak membeda bedakan, yang kuat harus menopang yang lemah, bukan hanya secara fisik tetapi dalam iman secara rohani.
Spiritualitas iman Kristen menjadi bagian mendasar dan terpenting dalam hidup. Ayat 8-13, Allah adalah tempat sumber pengharapan kita.
Roh kudus memampukan kita hidup dalam pengharapan melalui doa yang lahir dari pergumulan bersama. Doa yang tidak terucapkan dengan kata kata saja tetapi berangkat dari kerendahan hati yang bersyukur kepada Allah.
Gereja yang hidup adalah umat yang saling membangun, menopang , dan tidak bersandar pada kekuatan diri sendiri.Bertopang dan bersandar pada kekuatan dari Allah.
Kristus adalah raja damai. Dialah yang mendamaikan kita dengan Allah sehingga kita beroleh pengharapan hidup kekal.
Yesus sendiri Allah yang menderita dan memikul beban dosa kita mengatakan : kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:39b).
Kebaikan hatimu untuk menolong sesama adalah bagian terpenting dalam kehidupan orang beriman.
Refleksi dan Aplikasi
Apa yang akan terjadi pada kita jika Yesus menyenangkan dirinya sendiri? Di manakah kita sekarang jika Yesus mengutamakan kepentingannya sendiri? Kita akan hancur. Kita akan tersesat dalam dosa-dosa kita. Kita tidak akan memiliki harapan.
membangun hidup bersama orang lain, melakukan apa yang menyenangkan hati Tuhan itu yg terpenting, bukan menyenangkan orang lain. Butuh kerendahan hati untuk mendengar suara Tuhan.
Ada cerita tentang seekor keledai dengan seorang kakek dan cucunya. Mereka berjalan bersama dan ditengah jalan kakeknya menggendong cucunya untuk naik diatas keledai, orang di jalan mengomentarinya anak tidak berbakti membuat orang tua menderita berjalan kaki, harusnya yg lebih tua yg diberi kesempatan menunggangi keledai itu. Kakek itu mendengar dan ia menurunkan cucunya dan naik ke atas keledai itu. Di tengah jalan orang mengomentari lagi , kenapa yg tua tidak mengasihani anak kecil dan duduk diatas keledai beban dengan enak. Kakek ini berhenti di jalan dan dia mengangkat cucunya untuk naik keledai bersama sama. Di jalan orang mengomentari lagi. Kasian itu keledai harus memikul beban yg berat. Akhirnya kakek itu dan cucunya turun dari keledai dan menggendong keledai itu. Dari cerita ini kita belajar untuk tidak menilai, menghakimi orang lain berdasarkan pandangan kita sendiri.
hiduplah dalam harmonisasi, saling menopang dan memperhatikan satu sama lain.
Bersatulah karena itulah kehendak Yesus. Berhentilah terpecah-belah. Berhentilah menghakimi dan saling membenci. Muliakan Tuhan dalam hidupmu.
Yesus berkorban untuk kita jauh lebih banyak daripada yang pernah kita berikan.
Selamat bersiap diri, Tuhan Yesus Memberkati.(FKK03)