Menia, FKKNews.com – Wakil Bupati Sabu Raijua, Ir. Thobias Uly, M.Si, menghadiri sekaligus membuka secara resmi kegiatan Rapat Lengkap Pamong Praja di Kecamatan Sabu Timur. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Asisten I dan II Sekretariat Daerah Kabupaten Sabu Raijua, Kepala Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, para Pimpinan OPD, Babinsa, Bhabinkamtibmas, para Kepala Desa, BPD, Pendamping Desa, Koordinator PKH, serta Koordinator dan Penyuluh Pertanian se-Kecamatan Sabu Timur, Rabu (5/11/2025).
Rapat Lengkap Pamong Praja ini bertujuan untuk menyampaikan informasi, melakukan evaluasi, dan membahas berbagai program kerja dan kegiatan pemerintahan, pembangunan, serta pelayanan kemasyarakatan di tingkat Kabupaten, Kecamatan, maupun Desa/Kelurahan. Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk berdiskusi dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi di lapangan agar tercipta penyamaan persepsi dalam pelayanan kepada masyarakat.
Dalam laporan awalnya, Camat Sabu Timur memaparkan sejumlah potensi unggulan yang dimiliki wilayahnya, di antaranya sektor pertanian, kelautan dan perikanan, rumput laut, serta berbagai komoditas hortikultura seperti mangga, lengkeng, dan anggur. Namun demikian, Camat juga menyoroti sejumlah tantangan yang masih dihadapi, seperti ternak yang berkeliaran dan merusak tanaman warga, masalah stunting, belum tersedianya SPBU di wilayah Sabu Timur, belum adanya dokter gigi di Puskesmas, serta serangan hama wereng yang menyebabkan sebagian petani mengalami gagal panen.
Dalam arahannya, Wakil Bupati Sabu Raijua, Ir. Thobias Uly, M.Si, menegaskan bahwa Pamong Praja adalah wajah negara. Ia menekankan pentingnya kehadiran aparatur pemerintah di tengah masyarakat dalam berbagai situasi dan kondisi.
“Pamong Praja adalah wajah negara. Saya belajar dari almarhum Bapak Piet Alexander Tallo, seorang tokoh Pamong Praja sejati yang selalu tahu kondisi masyarakatnya. Kita harus meneladani semangat itu — pemerintah tidak boleh absen di tengah masyarakat,”ujarnya.
Terkait laporan mengenai serangan hama wereng, Wabup meminta Kepala Dinas Pertanian dan para penyuluh pertanian untuk memberikan perhatian serius agar persoalan tersebut segera ditangani sehingga petani tidak mengalami kerugian besar.
Lebih lanjut, Wabup juga menyampaikan tentang salah satu program strategis nasional, yaitu Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menurutnya perlu disambut baik oleh seluruh masyarakat Sabu Raijua. Ia menjelaskan bahwa akan dibangun 26 dapur MBG di Kabupaten Sabu Raijua, dan saat ini satu dapur sudah beroperasi di Kecamatan Sabu Barat.
“Program ini membuka peluang besar bagi masyarakat karena kebutuhan bahan baku seperti sayur, ikan, dan daging akan meningkat. Saya minta masyarakat jangan hanya jadi penonton, tapi ikut berpartisipasi dengan menanam sayur, beternak, dan melaut. Bahan baku MBG harus disuplai dari masyarakat Sabu sendiri,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa program MBG bukan hanya tentang pemenuhan gizi anak sekolah, tetapi juga bagian dari upaya membangun ekonomi lokal melalui perputaran hasil produksi masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Wabup juga menyinggung kondisi fiskal daerah yang terdampak oleh penurunan alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) dari pemerintah pusat. Hal ini, menurutnya, membawa konsekuensi terhadap sejumlah program pembangunan dan janji politik pemerintah daerah.
“Efisiensi anggaran ini berdampak luas, namun pemerintah daerah tidak tinggal diam. Kami akan terus berupaya semaksimal mungkin agar program prioritas tetap berjalan. Kami harap dukungan dan doa masyarakat untuk kita semua,” jelasnya.
Wabup menegaskan bahwa para Pamong Praja di tingkat Kabupaten, Kecamatan, dan Desa harus menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat agar tidak terjadi salah tafsir terhadap kebijakan pemerintah pusat maupun daerah.
Menutup sambutannya, Wakil Bupati Thobias Uly memberikan apresiasi kepada panitia penyelenggara Rapat Lengkap Pamong Praja dan seluruh peserta yang hadir. Ia menegaskan bahwa hasil diskusi dan masukan dari forum ini akan menjadi bahan penting dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah ke depan.
“Terima kasih atas pelaksanaan kegiatan ini. Semua masukan akan kita bahas bersama untuk kemajuan Sabu Raijua. Saya juga memberikan perhatian khusus terhadap potensi garam lokal yang diolah secara tradisional menggunakan kulit kerang. Ini menghasilkan garam organik yang bernilai tinggi dan harus terus dibudidayakan,” ucapnya.
Kegiatan Rapat Lengkap Pamong Praja di Kecamatan Sabu Timur menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi antar perangkat pemerintah, menyatukan persepsi, dan membangun semangat kebersamaan dalam mewujudkan pelayanan publik yang tanggap, efektif, dan berpihak pada kepentingan masyarakat Kabupaten Sabu Raijua.(FKK03)
















































