Kupang, FKKNews.com – Syalom, Selamat Memasuki Minggu sengsara Ke-VII bagi seluruh jemaat Kristen dan Jemaat Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT). Media FKKNews Mendapat kepercayaan untuk mempublikasi renungan Minggu Sengsara Ke-VII oleh Pendeta Desiana Rondo Efendy M.Th dari GMIT Maranatha Oebufu – Klasis Kota Kupang Timur, Minggu (2/4/2023).
Berjalan Bersama Sang Raja Damai[1]
Matius 21:1-11
Pengantar
Perjalanan pelayanan Yesus selalu di warnai dengan berbagai pengajaran dan perbuatan mujizat. Orang banyak memperlakukan Yesus sebagai raja ketika masuk ke Yerusalem. Mereka memiliki maksud dan harapan kepada Yesus, di mata mereka Yesus guru yang hebat, nabi, utusan Tuhan yang memiliki kuasa luar biasa dan ada di antara mereka juga telah mengalami kuasa Yesus. Karena itu, perlakuan mengagungkan Yesus adalah salah satu bentuk penghormatan dan terima kasih mereka pada Yesus. Dalam perjalanannya ke Yerusalem pasal 20:17 -19 diceritakan tentang pemberitahuan ketiga penderitaan Yesus ; anak manusia akan diserahkan kepada imam kepala ahli taurat dan menjatuhi Dia hukuman mati, dan pada hari ketiga ia akan di bangkitkan. Jalan penderitaan menjadi bagian dalam keselamatan yang di berikan oleh Yesus kepada dunia. Yesus selalu mengajarkan murid murid nya untuk setia dan taat menjadi teman seperjalanan dalam ziarah hidup di dunia. Anak manusia datang untuk melayani dan memberikan nyawanya menjadi tebusan banyak orang (20:28). Semua karya pelayanan Yesus di gerakkan oleh belas kasihan, karena belas kasihan adalah karakter Allah dalam diri Yesus sebagai anak Allah (20:34). Berjalan bersama Yesus menolong kita untuk punya karakter Allah yang menggerakan belas kasihan di hati untuk melayani.
Penjelasan Teks
Matius 21 adalah bagian dari proses cerita perjalanan Yesus menuju Yerusalem, kota suci dan pusat keagamaan. Pada perayaan paskah yahudi “pesah”peristiwa memperingati keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di mesir banyak peziarah memadati kota yerusalem. Saat memasuki Yerusalem Yesus menyadari penderitaannya menghadapi kematian sudah semakin dekat.
Ayat 1-7 ; Yesus dan murid muridnya telah dekat yerusalem dan tiba di Betfage (desa yang terletak di antara Betania dan yerusalem), bukit zaitun terletak di sebelah timur Yerusalem. Yesus memerintahkan 2 orang muridnya masuk ke kampung itu untuk mencari keledai betina dan anak keledai dan membawanya kepada Yesus karena Yesus memerlukan keledai muda ini untuk membantu yesus masuk ke dalam kota yerusalem. Menarik sekali Yesus masuk Yerusalem memilih menunggangi keledai muda. Ayat 3; kita mendapatkan disini pesan Yesus bagi 2 orang muridnya kalau ada yang menegurmu ketika mengambil keledai ini katakanlah kepada mereka”Tuhan memerlukannya” dan segera mengembalikan, secara sederhana dikatakan Tuhan meminjam keledai untuk keperluannya dan akan mengembalikannya,semua itu terjadi supaya genaplah apa yang dikatakan para nabi (Zakaria 9:9). Ayat 6-7 ; murid muridnya melakukan dengan taat apa yang diperintahkan Yesus kepada mereka. Muridnya sudah mengenal secara baik siapa Yesus, jadi mereka melakukan tepat seperti yang di firmankanNya karena mereka tahu Yesus tahu apa yang harus mereka lakukan. Mereka membawa keledai betina dan keledai muda itu untuk di bawa kepada Yesus dengan beralas pakaian mereka (bdg Lukas 11:1-11). Mereka tahu bahwa keledai itu akan dinaiki Yesus, dan mereka melihat bahwa keledai itu tidak memiliki pelana nya. maka mereka berinisiatif sendiri tanpa disuruh memberikan apa yang ada dalam diri mereka yaitu pakaiannya untuk mengalasi keledai itu sehingga bisa dinaiki oleh Yesus. Ada kerelaan hati dan kesadaran melalui diri para murid untuk dapat melakukan sesuatu dari apa yang dimiliki karena “Tuhan memerlukannya” Yesus naik dan menunggangi keledai muda masuk Yerusalem. Keledai muda yang lemah itu dipakai menjadi alat di tangan Tuhan Yesus masuk ke Yerusalem. Keledai ini mendapat penghargaan dengan alas pakaian yang di pasang dan di hamparkan sepanjang jalan masuk ke yerusalem. Ini juga mengingatkan kita bahwa ada banyak benda bisa dipakai Tuhan untuk pemberitaan dan karya pelayananannya. Keledai muda itu mendapat kehormatan dan binatang yang tidak dianggap ini melayani Yesus dengan memberikan punggungnya bagi Yesus. Cara dan tindakan ini mengajarkan kepada kita untuk membawa pelayanan dalam rasa hormat kepada Tuhan pemberi tugas dan pelayanan itu. Yesus menunjukkan bahwa kedatangannya di yerusalem membawa pesan perdamaian. Tindakan yesus adalah pesan yang jelas dilihat bahwa kekuasaan dan status bukan segala galanya. Sang Raja yang menunggangi keledai muda memberi kritikan moral bagi para penguasa untuk tidak memakai kekerasan dan perang mencapai kejayaan dan kemenangan.
Ayat 8-11; orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan dan memotong ranting dari pohon dan menebarkannya di jalan. Apa yang mereka lakukan adalah tindakan spontanitas tanpa di suruh dan ketika mereka melihat Yesus. Mari kita mengimajinasikan kondisi jalan dan keadaan pada waktu itu yang mungkin sama seperti sekarang tahun 2023, kondisi jalan yang terbatas dengan banyak lubang lalu mereka melihat seorang mengendarai keledai muda dan itu bukan hal biasa yang dilihat dan di lakukan di Yerusalem (bandingkan hakim hakim 5:10). Mereka menghamparkan pakaian dan menyebarkan ranting di jalan. Menghamparkan pakaian tidak perlu usaha dan kerja keras, hanya butuh kerelaan dan inilah kerendahan hati. Tidak semua orang yang berjalan dan mengikuti Yesus mengenal Yesus. Tidak juga jadi jaminan bagi yang sudah mengenal Yesus akan taat dan setia dengan apa yang diucapkan. Ayat 9 ; hosana bagi anak daud, diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan. Kata ‘hosana’ dari kata Ibrani”hosyana” yang berarti ‘save now’ (= selamatkanlah sekarang). Kata dalam ay 9 itu diambil dari Maz 118:25-26 ( dalam alkitab new international version NIV diterjemahkan sebagai berikut: “O LORD, save us” (= Ya TUHAN, selamatkanlah kami). Secara hurufiah, terjemahannya seharusnya adalah: “O LORD save now” (= Ya TUHAN selamatkanlah sekarang)[2]. Kata ‘hosana’ ini adalah teriakan keputus asaan meminta pertolongan dan teriakan pengharapan Tuhan telah datang . ini menjadi pernyataan sukacita dan pengharapan kepada Tuhan. Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan. Hosana ditempat maha tinggi. Mereka memuliakan dan mengagungkan Yesus tetapi mereka yang berteriak hosana di tempat maha tinggi juga yang menyerukan salibkan dia, salibkan dia melewati via dolorosa jalan salib . Yesus melewati semua ini dalam kerendahan hati. Penderitaannya menunjukan keberpihakan kepada yang kecil, termarjinal dan memeluk mereka dalam kerapuhannya pada kemenangan dan kemuliaan Allah.
Refleksi dan Aplikasi
Berjalan bersama Sang Raja Damai tidak mudah karena melewati penderitaan dan tantangan serta kesulitan. Dan tidak semua orang punya kerelaan untuk mempersembahkan milik kepunyaannya untuk mengikut Yesus. Ada 2 resep yang menuntun kita berjalan bersama sang raja damai :
- Yesus sang Raja Damai mengajarkan bela rasa kepada muridnya “ Tuhan memerlukannya” tergeraklah hatinya oleh belas kasihan” dan mereka menghamparkan pakaiannya bagi Yesus. Gereja harus berbela rasa dalam melayani tiap orang, tiap orang percaya dengan sadar memberikan bagiannya karena Tuhan memerlukannya. Setiap orang di berikan bagian dalam melayani Tuhan dengan kerelaan hatinya.
- Kerendahan hati ada bagi orang yang mengikutiNya. Kerendahan hati tidak diperintahkan melainkan lahir dari dalam pribadi seseorang yang mengasihi Yesus. Pemimpin yang rendah hati adalah pemimpin yang merangkul dan berpihak pada orang orang kecil, marjinal. Orang yang rendah hati hidup memiliki pengharapan, belajar menghargai orang lain dan setia. Bukan lain di bibir lain di hati, bukan yang didepan bicara baik dan dibelakang bicara lain lagi. Mengucapkan untuk setia tetapi menjadi pengkhianat. Jangan pernah mengkhianati kesetiaan Allah. (FKK03)