Kupang, FKKNews.com – Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan, segenap warga Gereja Masehi Injili di Timor dimanapun saudara berada. Salam dalam Kasih Kristus…
Dalam beberapa waktu terakhir, kita menyaksikan dinamika bangsa yang ditandai dengan aksi-aksi demonstrasi di berbagai daerah sebagai respon atas akumulasi peristiwa yang terjadi dibangsa ini, serta bentuk peyampaian aspirasi rakyat dalam sebuah negara demokrasi.
Majelis Sinode GMIT juga menyatakan turut berdukacita atas meninggalnya seorang pengemudi ojek online dikawasan
Penjompongan Jakarta, yakni saudara Affan Kurniawan secara tragis dan menyedihkan pada kamis 28 Agustus 2025.
Hal ini telah memicu kemarahan publik ditengah upaya menyatakan aspirasinya kepada negara, dan para
wakil rakyat, sehingga gelombang protes dan demonstrasi mulai menjalar ke sejumlah wilayah. Sebagian dari aksi tersebut berlangsung damai, namun tidak sedikit yang berujung pada tindakan anarkisme,penjarahan, perpecahan, bahkan menimbulkan korban dan kerugian.
Firman Tuhan dalam Matius 5:9 berkata: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka
akan disebut anak-anak Allah.” Demikian pula, Rasul Paulus mengingatkan dalam Roma 12:18: “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.” Dan juga Yeremia 29:7: “Carilah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”
Berkenaan dengan semua dinamika yang terjadi dan melihat pesan-pesan Firman Tuhan tersebut, maka Majelis Sinode Harian GMIT menyatakan sikap serta himbauan sebagai berikut:
1. Sebagai Gereja Tuhan, kita terpanggil untuk menyikapi keadaan ini dengan hati yang tenang, pikiran yang jernih, dan tindakan yang membangun. Kita perlu mengambil peran secara aktif
untuk menjaga stabilitas serta mendoakan Bangsa ini. Bersama kita mengingatkan para pelayan serta jemaat untuk menjauhkan diri dari berbagai bentuk provokasi yang mengarah pada aksi-aksi anarkisme. Ditengah suhu politik yang memanas saat ini, Gereja mesti menjadi cooling sistem selain menyatakan seruan kenabiannya.
2. Sebagai representasi Gereja-gereja di Indonesia, PGI telah mengeluarkan seruan sebagai bentuk sikap bersama Gereja-gereja di Indonesia, termasuk sikap GMIT sebagai gereja Anggota PGI.
3. Kami juga mengajak kita semua untuk menjadikan gereja khususnya GMIT sebagai rumah pusat edukasi iman, tempat informasi sehat dan pengajaran yang meneguhkan dibagikan. Mari kita bijak mengelola media sosial serta mimbar pemberitaan kita, dalam menanggapi situasi saat ini, dengan cara tidak ikut-ikutan memanaskan situasi, tapi sebaliknya mendoakan bangsa dan daerah ini agar masyarakat Indonesia dapat menyampaikan aspirasinya secara bermartabat, serta menyerukan pesan-pesan damai.
4. Tetaplah menjaga stabilitas dan kedamaian di tengah masyarakat. Jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu atau ajakan yang menimbulkan perpecahan Ingatlah bahwa kita adalah bagian dari bangsa Indonesia. Panggilan iman kita sejalan dengan panggilan kebangsaan: menjaga persatuan, menghormati hukum, dan berkontribusi positif bagi kehidupan bersama.
6. Jadilah warga gereja yang kritis, namun tetap bijak. Menyuarakan keadilan dan kebenaran boleh dan perlu, tetapi selalu dilakukan dengan cara yang beradab, damai, dan tidak merusak.
7. Doakan bangsa dan pemerintah serta seluruh institusi penegak Hukum. Sebab doa orang benar besar kuasanya. Mari kita memohon agar pemimpin bangsa diberi hikmat, rakyat diberi kesabaran, dan bangsa ini terus dipelihara oleh kasih setia Tuhan.
Akhirnya, saudara-saudari terkasih, dalam situasi apapun, Gereja dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia, dengan bersuara kritis dan profetis, namun tetap menjaga damai dan keutuhan bangsa.
Jangan biarkan kekerasan mengalahkan kasih. Jangan biarkan kebencian menutup jalan perdamaian. Mari
kita berdiri sebagai anak-anak Allah yang membangun bangsa dengan cinta kasih Kristus. BETA GMIT
BETA INDONESIA…
Tuhan Yesus, Sang Raja Damai.(FKK03)