“Umat Tuhan yang Tahan Uji atau Bersungut-Sungut” Renungan Minggu Sengsara ke V Jemaat GMIT, Minggu 19 Maret 2023

Kupang, FKKNews.com – Selamat memasuki Minggu Sengsara ke-V bagi seluruh Jemaat Kristen dan Jemaat Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT). Tim FKKNews mendapat kepercayaan untuk mempublikasi renungan Minggu Sengsara ke V oleh Pendeta Desiana Rondo-Efendy, M.Th dari GMIT Maranatha Oebufu-Klasis Kota Kupang Timur, Minggu (19/3).

Bacaan dari Keluaran 17:1-7[1]

Pengantar :

Kitab keluaran terbagi  menjadi 6 bagian besar yaitu bagian pertama : Pelepasan umat Israel dari perbudakan di mesir/ Pembebasan dari mesir, pasal 1-15. Kedua, cerita perjalanan di padang gurun pasal 16-18. Bagian ketiga perjalanan di gunung sinai  pasal 19-24. bagian ke  empat petunjuk mendirikan kemah suci pasal 25-31. Bagian kelima dosa dan pembaharuan pasal 32-34. Bagian ke enam pendirian kemah suci pasal 35-40. Bacaan kita keluaran 17 masuk dalam bagian kedua narasi cerita perjalanan di padang gurun[2]. Dalam perjalanan sebelumnya mereka membutuhkan roti dan Tuhan mengirimkan mana dari sorga untuk bangsa israel, kondisinya sama diceritakan dalam keluaran 16:2, Jemaah Israel bersungut sungut kepada musa dan harun karena kelaparan. Mana itu hanya untuk secukupnya tidak lebih dan tidak kurang menurut keperluannya (keluaran 16:18-20). Tuhan mengajar bangsa Israel untuk tidak serakah dan rakus dengan berkat yang diberikan Tuhan bagi mereka dalam melewati kesulitan. Di masa dan meriba mereka pun masih bersungut sungut dengan musa karena susahnya air dan tidak ada air untuk di minum. Air adalah kebutuhan yang sangat penting dan sangat menetukan dalam kondisi fisik dan biologis seseorang. Mari kita lihat dalam bagian kedua ini apakah umat Tuhan tahan uji atau bersungut sungut kepada Tuhan.

Penjelasan teks:

Gambaran gurun pasir umumnya dilihat secara negative dan buruk sebab tidak ada kehidupan.  Gurun pasir hanya ada “pemandangan pasir” bukan tempat tinggal manusia. Padahal ada masyarakat di gurun pasir dan ada orang yang menjalani hidupnya dengan gurun pasir, lebih tepatnya 17 % populasi bumi hidup di gurun. Banyak tanaman dan hewan termasuk ternak, menjadikan gurun sebagai rumah mereka.  Gurun juga berfungsi penyerap karbon yang melegakan udara. Bakteri yang hidup di bawah pasir bersama dengan pasir menyerap gas gas emisi rumah kaca karena panas matahari dan angin berlimpah ruah di daratan kering, gurun menjadi lokasi penting sumber energi yang terbarukan[3]. Gurun adalah ekosistem daratan yang sangat penting bagi kelanjutan hidup bumi.kehilangan gurun akibat perubahan iklim yang tidak terbendung akan menimbulkan dampak buruk pada ekologi dan kehidupan banyak makhluk yang bergantung pada kebaikan gurun. Sebab itulah para ahli menyerukan dengan keras perlu adanya konservasi daerah gurun dengan tidak mengeksploitasi secara berlebihan dan mempertahankan nature padang gurun.  Alkitab memberikan  posisi gurun pasir secara istimewa dengan perspektif pelatihan rohani. Gurun pasir dalam narasi alkitab di hadirkan pada saat saat genting, seperti momen perjalanan Musa dan bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka melewati gurun pasir menuju tanah perjanjian selama 40 tahun. Materi ujiannya adalah pencobaan secara hakiki dalam kemanusiaan memahami makna gurun pasir. Gurun pasir menurut catatan Rasid Rahman adalah “sekolah ketaatan hanya kepada Allah”. Di sekolah seorang belajar, di uji dan jika lulus , menjadi lebih tinggi daripada sebelumnya.

Keluaran 17:1-4 ; berangkatlah Jemaah Israel dari padang gurun Sin dari tempat persinggahan mereka berkemah di Rafidim; di sana tidak ada air untuk di minum. Kita melihat bahwa bangsa Israel menemukan diri mereka hampir mati karena kekurangan air di rafidim. Mereka bertengkar dan bersungut sungut serta mengucapkan kata kata yang berisi kerinduan’romantisme’ untuk pulang kembali ke perbudakan di mesir yang penuh penderitaan tetapi mereka masih mendapatkan air untuk kelangsungan hidup. Mari kita mengimajinasikan  keadaan orang Israel pada waktu itu dan berempati dengan kehausan yang melanda dahaga mereka. Hidup dibawah kondisi gurun yang panas, keringatan dan berada diambang kematian karena kehausan. Memandang di sekelilingnya dan tidak ada yang bisa di minum. Dalam situasi ini Musa sebagai pemimpin menanggung beban kemarahan masa yang bisa saja tidak menggunakan akal sehatnya lagi. Mengapa kamu membawa kami keluar dari mesir untuk membunuh kami, anak -anak dan ternak kami kehausan. Kekalutan mereka menghilangkan akal sehat untuk menghadirkan Tuhan. Mereka tidak mengingat Tuhan yang memberi makan mana dan menuntun perjalanan menghadapi kerasnya padang gurun. Ayat 2 ; mereka bertengkar dengan musa; berikan kami air supaya kami dapat minum. Musa mengatakan mengapa kamu bertengkar dengan aku, mengapa kamu mencobai Tuhan? Ayat 3 lalu mereka bersungut sungut karena kehausan air melanda mereka. Fisik yang lemah dan jiwa yang tidak tentram membuat mereka menjadi orang yang hilang kendali. Masalah crusial yang dihadapi adalah air. Mengingatkan kita air dan darah adalah bagian penting dalam tubuh kita, kekurangan air manusia bisa dehidrasi dan mati.Mengapa engkau mencobai Tuhan? Ayat ini bicara tentang ujian iman.  Materi ujiannya adalah pencobaan hakiki setiap manusia, ujian jasmani yang mengancam rohani/spirit manusia. Ayat 4 berserulah musa kepada Tuhan apa yang harus kulakukan Tuhan , sebentar lagi aku dilempari/ dirajam oleh batu. Musa berhadapan dengan kemarahan masa/Jemaah yang hilang akal dan pikiran. Musa khawatir akan dirinya yang menghadapi kemarahan masa, dia bertanya kepada tuhan tindakan apa yang harus dilakukan. Kita melihat ketakutan musa membuatnya mengangkat tangan kepada Tuhan karena dia tidak  bisa berbuat apa apa lagi/ tidak ada ide lagi.

Ayat 5 ; dengan berfirman Allah berbicara kepada musa, berjalanlah di depan bangsa itu, bawalah beberapa orang tua tua Israel, bawalah tongkatmu yang kau pakai untuk memukul sungai Nil dan pergilah. Ada kata kerja yang menunjukan apa yang harus di lakukan musa dalam saat genting itu. Berjalan kata kerjanya “abor “ bahasa ibrani dan harafiahnya menyeberang di depan  atau kemuka artinya musa harus menyebrang di depan orang orang/ kemarahan mereka, ketakutan dan desakan mereka, musa tidak berjalan sendiri tetapi  membawa tongkatnya  dan pergi melaksanakan tugas/pengutusan Allah bagi Israel. Tongkat di tangan musa selain berfungsi menuntunnya juga menunjukkan kedaulatan Allah dengan kuasanya. Allah melakukan kuasanya di tangan musa tongkat itu membelah laut dan memimpin umat menuju kebebasan (keluaran 14:16)  Ini pesan penting dan perlu ketaatan serta penyerahan diri. Keadaan padang gurun membuat manusia di oppression/ ditindas oleh dirinya sendiri, dan pesan exodus/ keluaran  selalu relevan mengingatkan kita tuhan yang setia. Kedaulatan dari Allah Israel “YHWH” membebaskan Israel.

Ayat 6; maka  Aku akan berdiri di sana  di depan mu di atas gunung batu di Horeb, haruslah kau pukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, bangsa itu dapat minum. Kata kecil di menjadi kata penghubung yang menjelaskan apa yang akan dilakukan Allah kepada bangsa Israel melalui musa dan tongkatnya. Aku Tuhan berdiri di sana, sangat jelas Allah hadir di sana sebuah jaminan aku YHWH berdiri di depanmu  di atas gunung batu di Horeb. Gunung Horeb adalah tempat dimana Tuhan membebaskan Israel dari kehausan mereka adalah tempat yang sama di mana Tuhan pertama kali memanggil musa (keluaran 3:1-4) di mana Tuhan muncul dalam nyala api dari tengah semak. Kehadiran Tuhan adalah bagian penampakkan untuk umat melihat teodisi Allah di dalamnya. Teodisi (bhs Inggrisnya Theodicy) dalam bahasa Indonesia disebut juga Teodise. Kata ini berasal dari Bahasa Yunani  theos “Allah” +  dike”keadilan”.  ( Theos is translated “God” and dikē can be translated as either “trial” or “judgement”. ) teodisi menjelaskan masalah , kejahatan  dan  penderitaan  dengan  keberadaan Tuhan  yang maha pengampun, mahakuasa,  maha tahu dan maha adil[4]. Tuhan menyatakan janji penyertaannya tidak pernah berubah.Allah Israel sanggup memberkati. Keluaran  menolong kita membicarakan pembebasan dari penindasan /oppression dari dalam  diri sendiri. Israel diperbudak dan dibebaskan  dari ikatan firaun dari perbudakan untuk kehidupan yang baru untuk diikatkan kepada yhwh. Pembebasan dari Allah, ikatan perjanjian dengan Allah menjadi kuat.

Ayat 7 ; dinamailah tempat itu masa dan meriba, karena orang Israel telah bertengkar dan mencobai Tuhan  “adakah Tuhan di tengah tengah kita atau tidak”.  Perjumpaan di sinai adalah bagian yang penting di exodus/keluaran, mengembara dan berhenti di sinai sampai ke tanah perjanjian. Ada roti mana, air yang disediakan Tuhan, dan Israel ada dalam pemeliharaan tuhan. Dalam masa pembuangan Israel mampu menghidupkan kitab keluara dalam pengertian teologi of creation and new creation dalam situasi exodus. Covenant /perjanjian/ikatan antara Israel dan yhwh. Allah Israel dan Israel di panggil menjadi umatnya.

Refleksi dan aplikasi

Menjadi umat tuhan yang tahan uji atau bersungut sungut?, jawabannya ada pada keputusan setiap pribadi. Inilah tantangan gereja/umat Allah di tahun 2023  mengutip apa yang dikatakan pdt joas adiprasetya;  gereja “ oikos “ gereja rumah sekarang menjadi “paroikos” (gereja embara). Gereja hari ini berada dalam masa liminal. Masa liminal adalah ruang perjumpaan dengan rahmat ilahi dan sekaligus jebakan keberdosaan kita. Kita berhadapan dengan dosa liminal, 1. menggerutu ingin kembali ke masa lalu (romantisme), 2. terburu buru menuntut kenyataan baru terwujud( instanstisme) 3.berdiam diri di masa tak pasti (skeptisisme)[5]. Ada tantangan yang dihadapi dan kesulitan yang tidak mudah seperti bersungut sungut tentang ketidak pastian dalam hidup. Menghidupi masa liminalitas kita harus ingat pertama siapa kita dan milik siapakah kita ini? Kedua terima ketidak pastian dunia dengan direngkuh oleh kepastian kesetiaan Allah “ accept the uncertainty of the world by being embraced by the certainty of god’s faitfullness”. Ketiga setia pada identitas dan panggilan hidupmu sebagai gereja. Keempat teruslah berjalan dalam embaramu dan merengkuh Allah dalam kerapuhanmu. Gereja pasca pandemic adalah gereja yang terus berjalan dengan belajar menerima ketidak pastian, karena kita selalu menghadapi ketidak pastian dalam embara di dunia. Tapi ingatlah satu jawaban yang pasti kesetiaan Allah . air hidup itulah yang kita butuhkan, Yesus Namanya (yohanes 4:14).

Salam dan doa beserta.  Pendeta desiana rondo Efendy M.Th (GMIT Maranatha oebufu, Klasis Kota Kupang Timur)

[1] Bacaan minggu sengsara kelima GMIT, 19 maret 2023 dalam pertukaran pelayan se klasis kota kupang timur, di tulis oleh pendeta desiana rondo effendi M.Th

[2] Robert M Patersoon, tafsiran keluaran , h 226

[3] Renungan masa pra paskah STFT Jakarta 2023, senin 13 maret 2023; menjadi Kristen melewati gurun pasir oleh pdt Rasid Rachman

[4] Teodisi allah tulisan air sumber hidup

[5] Pdt joas adiprasetya, tantangan gereja di tahun 2023, makalah 12 februari 2023 SU Indonesia.

(*/Fkk)

Hot this week

“Sabar Menderita Karena Kebenaran Kristus” Minggu sengsara III , 25 februari 2024

Shalom. Sahabat sepelayanan selamat menikmati pemeliharaan Tuhan dan selamat...

Ngaku Bisa Loloskan Siswa ke SMAN 1, Guru PNS di Kota Kupang Tipu 9 Ortu

Kupang, FKKNews.com - Oknum Guru di kota Kupang atas...

Kasus Pembunuhan terhadap Mahasiswa Asal Alor Bukan Berawal Dari Syukuran Pesta Wisuda, Berikut Penjelasan dari AKP Jemy Noke

Kupang, FkkNews.com - Kasus pembunuhan yang terjadi di Kelurahan...

Tepati Janji Kampanya, Wali Kota Kupang Christian Widodo Wujudkan Program Liang Kubur Gratis

Kupang, FKKNews.com - Pemerintah Kota Kupang mewujudkan salah satu...

Ketua Umum Partai Nasdem Surati KPU RI Terkait Pengunduran Diri Caleg DPR RI Ratu Wulla Saat Rekapitulasi Nasional

Jakarta, FKKNews.com - Saksi dari Partai Nasdem menyampaikan surat...

Jelang HUT RI Ke-80, GAMKI Alor Dialog Interaktif Di RRI Bahas Kemerdekaan Perempuan Dan Anak

Kalabahi, FkkNews.com - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Angkatan...

Kejari Alor Tegaskan Pengadaan Barang/Jasa Di Desa Harus Berbasis Swakelola Dan Gotong Royong

Kalabahi, FkkNews.com - Kepala Kejaksaan Negeri Alor Mohammad Nursaitias,...

Refleksi Menyambut HUT RI : DPD GAMKI NTT Gelar Dialog di RRI Kupang Dengan Hadirkan Tokoh-Tokoh Pemuda

Kupang,FKKNews.com- Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GAMKI NTT Dialog Radio...
spot_img

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img