Kalabahi, FkkNews.com – Sekretaris Majelis Sinode GMIT Pdt. Lay Abdi Karya Wenyi, M.Si, dalam suara gembalanya menyampaikan proficiat dan selamat bagi Elia Maruli, SE., MM dan seluruh civitas akademika Universitas Tribuana Kalabahi (Untrib) atas peristiwa yang penuh dengan sukacita dan bermartabat yang patut kita syukuri bersama, kita rayakan bersama yakni pengambilan sumpah dan pelantikan Rektor Untrib Kalabahi masa jabatan 2025-2029.
“Saya Wa Kakak Alfons sebagai mantan Rektor, saya tanya Untrib Ini punya motto apa ya, Kaka Alfons jawab selama ini kita belum punya, kita hanya punya seperti visi dan misi yang selalu kita perkenalkan,” ungkap Sekretaris Majelis Sinode GMIT Pdt. Lay Abdi Karya Wenyi sembari tersenyum di atas podium, Jumat, (23/05/2025).
Dikatakan Pdt. Lay Abdi Karya Wenyi, bapak ibu dan saudara, motto itu menjadi sesuatu yang juga penting dalam setiap lembaga sebagai frasa atau kata yang digunakan sebagai semboyan atau pedoman yang menggambarkan motivasi menggambarkan semangat tujuan dari sebuah organisasi termasuk di dalamnya universitas selalu punya motto, punya tagline yang masing-masing saya kira kita di Untrib juga mesti ya, mencari bersama-sama kita yang memperkenalkan.
“Saya kira di Alor kata Syalom itu adalah kata yang universal ya, yang digunakan oleh semua saudara-saudara yang muslim juga Kalau bertemu selalu menggunakan kata Syalom jadi saya usul salah satu Motto yaitu menjadikan universitas yang menghadirkan Syalom Allah bagi dunia itu hanya salah satu pilihan saja, nanti bisa dipikirkan lagi,” katanya.
Karena, lanjutnya, kata Syalom ini selalu jadi berkat, jadi di mana-mana anak kecil, orang besar pasti akan mengucapkan kata Syalom apapun agamanya pasti menyampaikan kata Syalom, cara kita patut berbangga dan juga bersyukur atas terpilihnya Rektor yang baik meski melalui proses yang cukup panjang Kita tahu bersama walau demikian pemilihan ini telah berlangsung dengan sangat baik terhormat sehingga menghasilkan seorang pemimpin yang telah didoakan oleh kita semua.
“Berkaca pada sejumlah pemilihan Rektor di berbagai Universitas baik negeri maupun swasta yang selalu diwarnai dengan persaingan dan terang kita patut bersyukur bahwa berjalan dengan baik dan indah pada waktu Tuhan di banyak tempat ada saling Tegal saling sikut sehingga melahirkan ketidakstabilan dan iklim perkuliahan di kampus hanya untuk perebutan Siapa yang menjadi Rektor,” lanjutnya.
Demikian Pdt. Lay Abdi Karya Wenyi, bahwa momentum hari ini bapak ibu dan saudara bukan sekedar pergantian estafet kepemimpinan, titik awal untuk menata masa depan bagi Universitas ini dengan semangat yang baru tentu dalam dunia akademik, kepemimpinan itu bukan hanya soal jabatan, jadi sekali lagi dalam dunia akademik kepemimpinan itu bukan soal jabatan saja tapi sebuah tanggung jawab moral sebuah tanggung jawab intelektual yang harus dipastikan terawat dengan baik.
“Kita kenal ada banyak sekali teori kepemimpinan tapi salah satu yang sangat saya tertarik adalah transformasional kepemimpinan, transformasional yang menekankan pada kemampuan pemimpin untuk menginspirasi dan juga mentransformasi institusi tersebut juga individu-individu yang menjadi bagian dalam gerbong bersama menuju perubahan yang kuat sangat dibutuhkan hari ini,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Sekretaris Majelis Sinode GMIT Pdt. Lay Abdi Karya Wenyi, karena hari ini tantangan dunia pendidikan tinggi itu sangat beragam termasuk soal kemampuan beradaptasi dalam pembelajaran serta kepekaan terhadap kebutuhan- kebutuhan di masyarakat hari ini, sebagai universitas yang lahir dari rahim gereja masehi injili di timur yang meskipun tidak menggunakan kata kristen kita patut untuk memastikan jati diri kita sebagai negara dan oleh karena itu menjadi perpanjangan tangan gereja untuk memastikan itu. (FKK/Eka Blegur).
