Kupang, FKKNews.com –Saat ini Indonesia merupakan salah satu Negara dengan kepadatan penduduk besar di Dunia. Kondisi ekonomi masyarakat yang beragam menimbulkan kesenjangan sosial di berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah pelayanan kesehatan yang tidak merata di seluruh pelosok Nusantara yang menjadikan reputasi pelayanan kesehatan di Negeri ini dinilai buruk di mata masyarakat ekonomi kelas bawah.
Saat ini kemajuan dan keberhasilan pelayanan kesehatan dan bahkan pendidikan di Indonesia hanya bisa dilihat didaerah perkotaan saja. Segala fasilitas tersedia dengan lengkap, tinggal memilih saja sesuai dengan tebalnya dompet disaku celana. Sementara bagaimana dengan daerah 3T yakni Terluar, Terpencil, Tertinggal yang notabenenya masih masuk wilayah Indonesia juga? Mungkin para anak muda, orang dewasa maupun orang tua diluar sana bisa membantu menjawab dan mengikis sedikit demi sedikit dari permasalahan yang timbul selama ini.
Memang benar, kesehatan bukanlah segalanya, namun tanpa kesehatan segalanya tidak berarti. Kesehatan merupakan hal urgent bagi seluruh manusia di muka bumi ini. Melakukan tindakan pencegahan (preventif) bagi masyarakat agar terhindar dari ancaman penyakit adalah tanggung jawab semua orang, terlebih lagi bagi saya seorang tenaga kesehatan.
Banyak masyarakat diluar sana yang lebih memilih solusi kesehatannya melalui pengobatan (kuratif). Padahal sebenarnya bukan hanya tindakan pengobatan (kuratif) saja yang harus dilakukan seseorang untuk memenuhi derajat kesehatannya, namun juga harus dibarengi dengan tindakan pencegahan (preventif). Apalagi yang berada di daerah terpencil dan terluar. Ketika keterbatasan menjadi suatu kendala di daerahnya, sebenarnya pepatah kesehatan “mencegah lebih baik daripada mengobati” adalah solusi dari permasalahan kesehatan selama ini.
Namun hal ini sering diabaikan oleh banyak orang, termasuk didaerah 3T.
Peran tenaga kesehatan yang berada di daerah terpencil sangat besar bagi masyarakat yang mengalami masalah kesehatan. Tidak jarang, jumlah tenaga kesehatan yang sedikit tersebut menerima kunjungan pasien yang memiliki lebih dari satu permasalahan kesehatan.
Terkadang, masalah tersebut harus melibatkan tenaga profesional lain baik di bidang kesehatan maupun bukan dan akses layanan lain yang lebih mendukung. Maka dari itu, keberadaan tenaga kesehatan di daerah terpencil sangat penting, karena berperan sebagai penghubung antara pasien dengan tenaga kesehatan dan akses layanan kesehatan lainnya. Dalam pelaksanaan manajemen kesehatan masyarakat ke depan, perlu diawali dengan pemetaan masalah dan potensi kesehatan yang tersedia.
Selain itu, keberpihakan pemerintah kabupaten melalui penyelenggaraan pembangunan daerah yang berorientasi pada kesehatan dan peningkatan dukungan biaya dari pemerintah pusat yang lebih berorientasi pada kebutuhan dan kondisi khusus daerah (tidak bersifat top down) juga sangat diperlukan. Melalui program-program kerjanya, Kementerian Kesehatan sejak tahun 2011 telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, di antaranya melalui peningkatan ketersediaan kualitas serta pemerataan tenaga kesehatan di daerah terpencil, peningkatan sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit di daerah terpencil, peningkatan pembiayaan kesehatan, pengadaan perbekalan, obat dan askes serta pemerataan tenaga kesehatan sesuai kebutuhan.(*/01/FKK)
Penulis : Desy K. Anaamah
Mahasiswa S1 Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya