Kupang, FKKNews.com – Shalom, sahabat sepelayanan selamat menikmati pemeliharaan Tuhan dan selamat mempersiapkan ibadat Minggu 25 Juni 2023 bagi seluruh Jemaat Kristen dan Jemaat Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT). Media FKKNews mendapat kepercayaan untuk mempublikasi renungan ibadat Minggu 25 Juni 2023 oleh Pendeta Desiana Rondo Efendy M.Th dari GMIT Maranatha Oebufu, Klasis Kota Kupang Timur, Sabtu, (24/6/2023).
Bacaan : Filemon 1:8-22; Matius 18:21-22
Gereja Sebagai Komunitas Penyembuh
Pengantar
Gereja adalah komunitas karena dalam gereja ada banyak kumpulan orang percaya dengan kapasitasnya masing masing dan kualitas yang harus digali dan dibagikan dalam komunitasnya. Gereja adalah komunitas penyembuh karena bukan hanya meneguhkan secara jasmani tetapi juga secara spiritual. Kita adalah gereja yang harus menyembuhkan diri sendiri supaya ketika saya sehat saya bisa membantu orang lain untuk sehat dan sembuh. Mari kita belajar untuk menjadi gereja dalam komunitas sebagai penyembuh. Rasul Paulus menuliskan surat ini dari roma di penjara kepada filemon teman sekerja dan saudaranya. Filemon mempunyai seorang hamba yang bernama onesimus yang melarikan diri darinya karena melakukan kesalahan. Filemon marah terhadap onesimus karena onnesimus melarikan diri dan tidak berani mempertanggung jawabkan kesalahannya. Dalam pelariannya Onesimus bertemu dengan Paulus dan dalam perjumpaan itu onesimus mendapatkan bimbingan pastoral lewat injil yang diberitakan oleh Paulus dan hidup dalam pembaharuan. Paulus mendapati onesimus berbuat salah terhadap filemon dan Paulus menulis surat kepada filemon untuk menerima kembali onesimus. Terjadi mediasi yang dibuat Paulus untuk menolong onesimus bertemu dengan filemon. Dan Paulus melakukan rekonsiliasi terhadap filemon dan onesimus. Ini bukanlah hal yang mudah untuk memperdamaikan tuan dan budaknya yang melakukan kesalahan. Tradisi perbudakan membelengu harkat dan martabat manusia. Seorang budak dibeli dan dipekerjakan serta harus melunasi hutang hutangnya sampai mendapatkan pembebasan. Tetapi dalam cerita ini Paulus melakukan tugas kepemimpinan dengan berkhidmat melaui tindakan mediasi, persoalan besar yang ada diselesaikan dengan landasan kasih dan mengarahkan orang kepada pertobatan dan mendapatkan pengampunan.
Penjelasan Teks
Permintaan Paulus kepada filemon mengenai onesimus menolong kita melihat kearifan dan hikmat yang dipakai oleh Paulus dalam memediasi sebuah persoalan. Dilandasi oleh kasih Paulus meminta kepada filemon mengenai onesimus. Paulus amat mengapresiasi kebaikan, iman, dan kasih Filemon, itulah sebabnya Paulus begitu semangat mengajukan permintaannya atas nama Onesimus (1:8-22). Dengan kata-kata yang penuh kasih, Paulus memohon Filemon untuk mempertimbangkan kembali dan memberikan pengampunan kepada onesimus hamba/budaknya itu. Ayat 8-12, Paulus mengatakan kepada filemon, onesimus dahulu memang tidak berguna bagimu karena melakukan pelanggaran dan kesalahan ketika melayani filemon. Tetapi ayat 11 mengatakan sekarang onesimus sangat berguna bagimu dan bagiku. Jadi, Onesimus tidak lagi sekadar budak (yang dianggap tidak berguna), tetapi sebagai sesama manusia (yang berguna) harkat dan martabat onesimus akan dikembalikan dalam pertobatan dan pembaharuan hidup yang dipimpin oleh kasih kemurahan Allah
Ayat 12 ,onesimus disuruh kembali kepad filemon oleh Paulus, dia sudah menjadi anakku/ buah hatiku karena onesimus sudah berubah dalam sikap dan ajaran pengenalan yang benar dalam kasih Allah. Onesimus mendaptkan kasih sayang dari Paulus karena perubahan dalam hidupnya dan Paulus menawarkan filemon untuk menerima kembali onesimus.
Ayat 13-15 tetapi Paulus meminta persetujuan dari filemon untuk menerima Onesimus bukan dengan paksaan tetapi secara sukarela/ikhlas dari hatinya untuk selama-lamanya (ay. 15). Paulus menghargai hak filemon dan dengan rendah hati meminta kebijakan filemon sebagai pemimpin untuk mengambil sikap terbaik dalam pelayanannya terhadap hamba yang bersalah, kita bisa membaca dan membandingkan bacaan ini dengan matius 18;21-22 perumpamaan tentang pengampunan hamba yang berhutang kepada tuannya; berapa kali aku harus mengampuni? sampai 7 kali, Yesus menjawab sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Yesus mengajarkan pengampunan tanpa batas dalam belas kasihan Allah. Apakah dengan begtu semua orang bisa melakukan kesalahan, bertobat dan mengulangi kesalahan yang sama? Apakah kita tidak punya hak menghukum orang yang berbuat kesalahan kepada kita? Yang diajarkan oleh Yesus adalah melepaskan pengampunan dan belajar mengampuni diri sendiri dan orang lain seperti Yesus mengampuni dan melepaskan pengampunan bagi kita.
Ayat 16-22 : Terimalah onesimus bukan sebagai hamba lagi tetapi sebagi saudara, sesamamu manusia. Terimalah dia sama seperti engkau menerima aku kata Paulus kepada filemon. Ayat 19 , aku Paulus menjaminnya, aku akan membayarnya, permintaan ini ditulis sebagai ungkapan yang disertai dengan bukti dan janji iman Paulus, bukan untuk membela onesimus tetapi mengingatkan filemon dan kita semua pembaca firman dan orang percaya untuk memeriksa diri di hadapan Tuhan. Kita belajar dari sikap Paulus yang simpatik dan rendah hati, seperti ditunjukkannya kepada Filemon dalam hubungan kita dengan sesama. Walaupun praktik perbudakan tidak lagi seperti pada zaman dulu di dunia Yunani-Romawi kuno, tetapi sikap Paulus ini tetap menjadi pedoman bagi kita supaya tidak menggunakan posisi dan otoritas yang kita miliki untuk memaksakan kehendak kepada orang lain. Seorang pemimpin yang baik dan rendah hati akan mampu memengaruhi bawahannya .Belajar dari Paulus, sebagaimana dia teruskan kepada Filemon, untuk menerima dan memaafkan orang lain yang pernah melakukan kesalahan.
Refleksi dan Aplikasi
Gereja sebagai komunitas penyembuh adalah gereja yang menyembuhkan dirinya dan orang lain. Karena itu untuk menyembuhkan sakit, kepedihan hati dan jiwa, kemarahan maka dibutuhkan penyerahan hati untuk dibalut luka batin oleh Allah sang penyembuh itu. Doa adalah bagian penting untuk menyembuhkan. Paulus sebagi pemimpin mengajarkan dalam sikap dan teladan , aku selalu mengingat engkau dalam doaku. Catatannya bagi kita:
Pemimpin yang berkhidmat adalah yang menjaga kehidupan doanya dengan baik . dia dapat berbicara dan menghargai orang lain dalam mengambil kepuusan .
Berani mengakui kesalahan dan belajar mengampuni itulah yang menyembuhkan hati dan relasi hidup bersama.
Ada banyak orang yang menyimpan kemarahan dalam dirinya belajarlah untuk melepaskan kemarahan dan sakit hati supaya hati kita dipulihkan dalam relasi bersama Tuhan dan sesama.(FKK03)