Kupang, FKKNews.com – Caleg DPR RI Dapil NTT II Partai Perindo Nomor Urut 4, Yafet Yosafeat Wilben Rissy, SH., M.Si., LLM., PhD., (AFHEA). Mengunjungi pusat-pusat pemukiman pemulung sembari berdialog dengan kurang lebih 600 orang perwakilan Pemulung di Kelurahan Oesapa dan Alak, Kota Kupang. Dalam pertemuan tersebut, Ia melihat dengan sendiri bagaimana hebatnya perjuangan mereka untuk meningkatkan kehidupan ekonomi keluarganya dalam segala keterbatasan, Rabu (23/8/2023).
Awal mula perkenalannya dengan para pemulung di Kota Kupang terjadi sekitar 4 bulan lalu, Ketika dihubungi untuk berkomunikasi dan disampaikan tentang pergumulan para pemulung yang dalam keadaan yang sederhana dan tidak memiliki kereta untuk mengangkut barang bekas dari tempat-tempat yang mereka telusuri sepanjang jalan di Kota Kupang yang mereka lalui.
“Awal mula berjumpa dengan bapa dan mama pemulung terjadi 4 bulan lalu, ketika itu ada yang menghubungi saya dan menyampaikan pergumulan bapa dan mama pemulung, mereka ambil sampah dan pikul sampah keliling kota kupang dan mereka tidak punya kereta dorong,”ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa dirinya prihatin dengan kondisi yang dialami oleh para pemulung, bagaimana menghadapi kerasnya kehidupan, mengangkut barang bekas tanpa bantuan alat pengangkut, dari kondisi tersebut, Ia berinisiatif membantu sesuai kemampunnya, Ia pun berharap apa yang dilakukannya meski sederhana, semoga bisa meringankan pekerjaan para pemulung di Kota Kupang yang Ia bantu.
“Saya membayangkan betapa kerasnya pekerjaan mulia ini. Lalu saya muncul ide untuk sekedarnya bantu meringankan pekerjaan mereka dengan kereta dorong, Sejak saat itu kami sekeluarga berniat bantu kereta dorong 8 buah untuk enam kecamatan di Kota Kupang, semoga kereta ini bermafaat bagi bapa dan mama pemulung, mereka sesungguhnya adalah pejuang hidup, pejuang keluarga dan pejuang lingkungan,”tuturnya.
Ia mengatakankan bahwa bukankah demikian sabda Sang Guru dan Mesias Agung, jika kamu melakukan sesuatu bagi orang paling hina itu, kamu melakukanya bagiKu, Ia pun teringat titah Bung Karno bahwa Tuhan bersemayam di gubuk orang miskin.
Sebagai anak desa yang berasal dari keluarga yang miskin, Ia tahu benar arti sesungguhnya menjadi miskin. Dan inilah cara untuk tetap mengingatkan dirinya agar tidak lupa pada mereka yang hina dan papa. Doanya sederhana saja, semoga Tuhan yang maha murah berkenan memakai dirinya sebagai saluran berkat bagi sesama dan gerejaNya.(FKK03)