Kupang, FKKNews.com – Peningkatan derajat kesehatan masyarakat menjadi salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di NTT. Pembangunan kesehatan mulai sejak dari dalam kandungan ibu. Kami menyadari bahwa angka stunting di NTT masih tergolong tinggi. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat saat membacakan Pidato dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia yang berlangsung di Aula El Tari Kupang Rabu (16/8/2023).
Menurutnya persentase stunting selama lima tahun berturut-turut mulai tahun 2018 sampai dengan 2023 menunjukkan tren penurunan yang besar. Pada tahun 2018, prevalensi stunting 35,4 persen atau sebanyak 81.434 balita dan menurun tajam pada pengukuran Februari 2023, yakni 15,7 persen atau 67.518 balita. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan bulan Juli tahun 2023 terdapat 74 kasus. Sementara itu, untuk kematian bayi sampai dengan bulan Juli tahun 2023 mencapai 449 kasus atau menurun dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 1.139.
“Saya waktu menjadi Gubernur, saya dipresentasikan oleh Kadis kesehatan provinsi bahwa merencanakan kematian ibu dan anak direncanakan 2019 akan diturunkan sekian. Saya bilang itu kejahatan, kita harus nol. Kalau terjadi ada kematian itu bukan kita merencanakan, kata itu standar WHO jadi WHO bodoh kita jangan bodoh, karena kalau kita ikut merencanakan kematian ibu dan anak diturunkan dari 150 orang menuju kepada 10 orang saja maka kita bisa di gugat bahwa pemerintah NTT merencanakan pembunuhan ibu dan anak sebesar 10 orang memprogramkan angaran Negara nah itu menabrak akal sehat,” jelasnya.(FKK01).